Pupuk Kaltim Bangun Pengolahan Air Limbah di Bontang Utara

Pupuk Kaltim resmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik

oleh Tira Santia diperbarui 18 Sep 2020, 14:15 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2020, 14:15 WIB
Pupuk Kaltim resmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik di Bontang Utara
Pupuk Kaltim resmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik di Bontang Utara (dok: PKT)

Liputan6.com, Jakarta - Pupuk Kaltim resmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik di Kampung Aren RT 11, Kelurahan Api-Api, Bontang Utara.

IPAL ini dibangun dalam mendukung pengembangan potensi program Kampung Aren Berdaya Ramah Disabilitas, bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI dan Inkubator Bisnis (Inbis) Permata Bunda,  pada 16 September 2020.

Manager CSR Pupuk Kaltim Fakhri Husaini, mengungkapkan inisiasi IPAL dimulai sejak 2019, melihat limbah domestik non toilet (greywater) dari aktivitas Inbis yang mencapai 1,65 meter kubik per hari, dikhawatirkan memberi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat jika dilakukan pembiaran, serta berpotensi menghambat pengembangan program lingkungan pada 10 titik emas sesuai roadmap Kampung Aren Berdaya Ramah Disabilitas.

Pembangunan IPAL ditujukan agar pengelolaan air buang yang berpotensi mencemari sungai Api-Api di Area Kampung Aren dapat ditekan dan dimanfaatkan ulang, untuk kebutuhan harian seperti penyiraman berbagai jenis bibit dan tanaman yang kini dikembangkan Inbis bersama masyarakat sekitar.

“Saat ini IPAL baru dimanfaatkan oleh Inbis, namun ke depannya akan difungsikan sebagai IPAL komunal dengan melibatkan warga Kampung Aren,” ujar Fakhri kepada wartawan, Jumat (18/9/2020).

Konsep IPAL tak sekadar sebagai lokasi pengolahan air buang, namun didukung keberadaan taman di sekitar area agar kawasan lebih hijau dan jauh dari kesan penampungan limbah.

Pupuk Kaltim juga memfasilitasi beberapa tenaga ahli dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang untuk desain IPAL dan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda untuk kajian pengurangan dampak pencemaran air sungai dan optimalisasi pengelolaan IPAL.

Setelah 20 hari masa uji coba, IPAL domestik ini mampu mengolah 33 meter kubik limbah greywater dan hasil olahan digunakan untuk menyiram tanaman di area Inbis dengan nilai penghematan Rp154 ribu, dengan asumsi harga air rata-rata Rp4.672 per meter kubik.

“Setelah menjadi IPAL komunal, 245 warga di Kampung Aren juga dipastikan menerima manfaat. Apalagi air olahan IPAL sudah lolos uji sampel laboratorium dan aman untuk tanaman,” tambah Fakhri.

 

Anggaran

Pupuk Kaltim resmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik di Bontang Utara
Pupuk Kaltim resmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik di Bontang Utara (dok: PKT)

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, mengatakan pengembangan Kampung Aren sebagai area inklusi untuk mengoptimalkan potensi penyandang disabilitas bersama masyarakat sekitar, diharap mampu mewujudkan kawasan ramah lingkungan melalui pemberdayaan ekonomi mandiri dengan berbagai peningkatan secara bertahap.

Untuk IPAL domestik, Pupuk Kaltim mengalokasikan anggaran senilai Rp182,45 Juta untuk peningkatan pembangunan dan sarana pendukung lainnya, di luar biaya yang ditanggung KLHK.

Hal ini merupakan bentuk keseriusan Pupuk Kaltim terhadap pemberdayaan masyarakat, melihat perkembangan Inbis Permata Bunda sebagai salah satu binaan Perusahaan, mampu memaksimalkan potensi penyandang disabilitas yang lebih produktif dan mandiri dengan penciptaan lapangan usaha di berbagai sektor.

“Hal ini yang kita kembangkan pada program Kampung Aren, sehingga pemberdayaan dan kemandirian ekonomi masyarakat tercipta melalui lingkungan yang produktif,” kata Rahmad.

Pimpinan Inbis Permata Bunda Anggi V. Goenadi, mengaku optimis gagasan Kampung Aren Berdaya Ramah Disabilitas mampu mewujudkan 10 goals yang ditetapkan melalui dukungan dan kontribusi Pupuk Kaltim. Apalagi dengan berbagai pengembangan yang dilakukan, masyarakat sekitar yang awalnya terkesan acuh dan memandang sebelah mata penyandang disabilitas, kini mampu berkolaborasi untuk kehidupan serta penataan lingkungan menuju kemandirian ekonomi yang jauh lebih baik.

“Kini masyarakat Kampung Aren sudah sangat terbuka dan antusias menjalankan berbagai program bersama teman-teman di Inbis. Ini perkembangan yang luar biasa, sehingga target besar Kampung Aren sebagai kawasan inklusi dan ramah disabilitas bisa diraih bersama,” papar Anggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya