Liputan6.com, Jakarta - Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) diinformasikan kedapatan mengizinkan penipu untuk mentransfer jutaan dolar di seluruh dunia, bahkan pasca mengetahui aksi penipuan tersebut.
Mengutip laman BBC, Senin (21/9/2020), bank terbesar di Inggris tersebut telah memindahkan uang melalui bisnisnya di Amerika Serikat ke rekening HSBC di Hong Kong pada 2013 dan 2014.
Baca Juga
Keterlibatan HSBC dalam penipuan USD 80 juta, atau setara Rp 1,176 triliun (kurs Rp 14.700 per dolar AS) itu tercatat dalam dokumen rahasia laporan aktivitas mencurigakan bank, atau yang disebut File FinCEN.
Advertisement
Dokumen tersebut menunjukan penipuan investasi (yang dikenal sebagai skema Ponzi) yang dimulai setelah bank tersebut terkena denda USD 1,9 miliar di Amerika Serikat atas dugaan pencucian uang. Padahal sebelumnya HSBC telah berjanji untuk menekan praktik-praktik semacam ini.
Pengacara untuk investor yang tertipu kemudian mengatakan, bank seharusnya bertindak lebih cepat untuk menutup rekening milik si penipu.
Kebocoran dokumen tersebut mencakup serangkaian penemuan lainnya, seperti dugaan salah satu bank terbrsar di AS telah membantu mafia terkenal untuk memindahkan uang lebih dari USD 1 miliar.
Laporan aktivitas mencurigakan (SAR) pertama HSBC terungkap pada 29 Oktober 2013, yakni adanya dana lebih dari USD 6 juta yang ditransfer ke rekening penipu di Hong Kong.
Pejabat bank menyatakan, tidak ada tujuan ekonomi, bisnis atau hukum yang jelas dalam transaksi, dan mencatat tuduhan adanya aktivitas berskema Ponzi.
SAR kedua terjadi pada Februari 2014, mencermati adanya uang USD 15,4 juta dalam transaksi mencurigakan dan potensi skema Ponzi.
Laporan ketiga terjadi di Maret, yang bersinggungan dengan sebuah perusahaan yang terkait dengan WCM777 dengan dana hampir USD 9,2 juta. Catatan lainnya juga ditemukan adanya pergerakan regulasi oleh negara bagian AS, dan perintah investigasi oleh Presiden Kolombia.
Skema WCM777 muncul beberapa bulan pasca HSBC menghindari tuntutan pidana AS atas kasus pencucian uang oleh sindikat narkoba asal Meksiko.
Â
Lebih dari USD 1,5 Miliar
Sebuah analisis menunjukan, di antara 2011-2017 HSBC mengidentifikasi transaksi mencurigakan yang berpindah melalui rekening di Hong Kong lebih dari USD 1,5 miliar, dimana sekitar USD 900 juta di antaranya terkait dengan tindak kriminal.
Akan tetapi, laporan-laporan tersebut gagal menyertakan fakta kunci tentang pelanggan, termasuk pemilik rekening yang paling punya peran serta asal uang tersebut.
Merujuk pada pernyataan HSBC, sejak 2012 pihaknya memulai multi-year journey untuk meningkatkan kemampuan dalam memerangi kejahatan finansial yang menyebrangi 60 yurisdiksi.
Bank tersebut kemudian menambahkan, pihak otoritas AS memutuskan bahwa perseroan memenuhi semua kewajibannya berdasarkan kesepakatan yang dibuat dengan jaksa penuntut AS.
Advertisement