Rupiah Menguat Seiring Membaiknya Kondisi Donald Trump

Rupiah dibuka di angka 14.837 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Okt 2020, 11:14 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2020, 11:11 WIB
FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Penguatan Rupiah dipengaruhi aliran masuk modal asing yang cukup besar pada Mei dan Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan awal pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (5/10/2020), rupiah dibuka di angka 14.837 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.864 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah berada di level 14.832 per dolar AS.

Sejak pagi hingga pukul 11.00 WIB, rupiah bergerak di kisaran 14.815 per dolar AS hingga 14.850 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,84 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.867 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.890 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah bergerak menguat seiring membaiknya kondisi Presiden AS Donald Trump usai terkonfirmasi positif pada pekan lalu.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini terlihat sentimen positif kembali masuk ke aset berisiko.

"Pasar mendapatkan kabar dari dokter kepresidenan bahwa kondisi Trump membaik dan bisa keluar dari RS paling cepat hari Senin ini," ujar Ariston dikutip dari Antara, Senin (5/10/2020).

Namun demikian, lanjut Ariston, pasar masih mewaspadai isu tersebut.

Indeks saham berjangka AS dan indeks saham Asia juga terlihat positif pagi ini.

"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS dengan sentimen positif tersebut, mengikuti pergerakan aset berisiko lainnya," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.900 per dolar AS.

Pada Jumat (2/10) lalu, rupiah ditutup melemah 30 poin atau 0,2 persen menjadi Rp14.865 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.835 per dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sri Mulyani Prediksi Rupiah di Kisaran 15.300 per Dolar AS pada 2021

Jangan dulu senang, Rupiah Masih Harus Tetap Waspada
Kurs rupiah yang sejak Rabu lalu menguat drastis, tak bisa menjadi alasan buatmu untuk tetap tenang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus menunjukkan penguatan. Ia pun memperkirakan rupiah bakal berada di kisaran 14.500 per dolar AS hingga 15.500 per dolar AS di 2020 dan terus menguat ke 14.900 per dolar AS hingga 15.300 per dolar AS di 2021.

 Sri Mulyani menjelaskan, sejak awal tahun hingga hari ini nilai tukar rupiah sudah terdepresiasi 8,9 persen. Namun dalam catatan dia, gerak nilai tukar pada minggu kedua April ini masih lebih kuat jika dibandingkan dengan posisi Maret lalu.

“Tentu karena kita semua tahu bahwa kondisi ini masih sangat tidak pasti maka kisaran proyeksi akan terlihat akan sangat bervariasi dari institusi ke institusi untuk nilai tukar rupiah kami perkirakan untuk 2021 ada di kisaran 14.900 per dolar AS hingga 15.300 per dolar AS,” kata Sri dalam Rapat kerja Komisi XI DPR membahas Asumsi Dasar dalam KEM PPKF RAPBN 2021, Senin (22/6/2020).

Lebih lanjut, ia mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dari negara-negara lain, maka nilai tukar rupiah akan cenderung menguat. Hal tersebut terjadi karena pemulihan ekonomi yang baik akan menarik arus modal masuk.

Namun, ia juga tak memungkiri bahwa pemulihan ekonomi negara maju khususnya Amerika Serikat akan menentukan likuiditas dolar AS di pasar global.

“Kondisi saat ini rupiah jauh lebih kondusif dibandingkan Februari-Maret 2020 ketika terjadi volatilitas yang sangat tinggi. Proyeksi nilai tukar dalam dokumen KEM PPKF perlu disesuaikan,” ujarnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya