Survei: Pesawat Jadi Transportasi Idola Selama Pandemi Covid-19

Hasil Survei MarkPlus Inc. terkait penggunaan transportasi dalam kota, tercatat pesawat sebagai transportasi yang sering digunakan

oleh Tira Santia diperbarui 09 Okt 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 15:00 WIB
Protokol Kenormalan Baru di Bandara Soetta
Suasana Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (10/6/2020). PT Angkasa Pura II selaku pengelola juga menerapkan prosedur physical distancing. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Survei MarkPlus Inc. terkait penggunaan transportasi dalam kota, tercatat pesawat sebagai transportasi yang sering digunakan masyarakat selama masa pandemi Covid-19. Adapun responden didominasi oleh responden Jabodetabek sebesar 54,5 persen, dan non Jabodetabek 45,5 persen.

“Para responden tersebut menggunakan jasa transportasi antar kota dengan berbagai tujuan, namun didominasi oleh tujuan bisnis yaitu untuk urusan pekerjaan sebesar 60 persen, kemudian kedua didominasi oleh kunjungan keluarga sebesar 41,8 persen dan 38,2 persen untuk perjalanan liburan transportasi, yang digunakan oleh responden ini didominasi oleh transportasi udara yaitu pesawat sebesar 41,8 persen,” kata  Business analyst MarkPlus Inc. Raufah Melvida, dalam MarkPlus Industry Roundtable: Transportation Perspective, Jumat (9/10/2020).

Sementara sisanya, sebanyak 40 persen responden menggunakan transportasi darat seperti bus, taxi, lalu kereta api 34,5 persen, dan kapal laut 5,5 persen. Selain itu, untuk memperoleh informasi terkait jasa transportasi, responden banyak menggunakan internet atau secara digital.

Diantaranya, melalui website resmi perusahaan jasa transportasi sebanyak 47,3 persen, melalui media social 45,5 persen, melalui aplikasi 32,7 persen, dan lainnya.

Namun tidak menutup kemungkinan para responden-responden tersebut masih menanyakan pengalaman sebelumnya dari teman, kerabat atau keluarga dan mendatangi airport, terminal ataupun menghubungi call center dari jasa transportasi.

“Dari kekhawatirannya para responden atau pengguna jasa transportasi seputaran protokol kesehatan mereka masih konsen Apakah perusahaan-perusahaan transportasi ini menerapkan protokol yang benar seperti melakukan desinfektan, jaga jarak, dan lainnya,” jelasnya.

Demikian kesimpulan dari hasil survei, para pengguna atau masyarakat Indonesia pada dasarnya menggunakan transportasi umum karena adanya urgensi dari diri mereka. Dan mereka saat ini sudah sangat sadar terhadap pentingnya protokol kesehatan memakai masker dan pentingnya sanitasi di setiap layanan transportasi.

“Oleh karena itu para penyedia jasa transportasi harus lebih menekankan lagi dan masif dalam mensosialisasikan, bahwa mereka sebagai perusahaan sudah menerapkan protokol kesehatan dan customer itu adalah prioritas mereka,” pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Total Penumpang Pesawat Diprediksi Capai 40 Juta di Akhir 2020

Jumlah Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Mulai Meningkat
Penumpang beraktivitas di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (24/7/2020). Senior Manager Branch Communication and Legal Bandara Soetta Febri Toga Simatupang mengatakan di bulan Juli, jumlah pergerakan penumpang rata-rata per hari mencapai 30.000 orang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ketua Umum Indonesia National Air Cartier Assosiation (INACA) Denon Prawiraatmadja mengatakan, pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia sejak Maret 2020 telah sangat memukul industri penerbangan.

Dia menceritakan, jumlah penumpang pesawat pada paruh pertama tahun ini sangat minim. Namun angkanya mulai merangkak naik pada semester II 2020.

"Semester I 2020 hampir semua sektor industri kena pukulan berat. Untuk penerbangan, di bulan Mei (2020) jumlah penumpangnya hanya sekitar 50 ribu. Namun Juni setelah selesai Lebaran, ada harapan buat bangkitkan ekonomi," kata Denon dalam sesi webinar, Kamis (1/10/2020).

Denon menilai, aktivitas ekonomi di sektor penerbangan bersifat multiplier effect untuk kegiatan industri lainnya, termasuk pariwisata. Oleh karenanya, pelaku maskapai disebutnya terus berupaya menumbuhkan kepercayaan penumpang dengan menyuarakan safe travel campaign.

Hasilnya, ia melanjutkan, pergerakan penumpang pesawat mulai bertumbuh di awal semester kedua tahun ini. Denon mencatat, pada periode Juli-Agustus 2020 jumlah penumpang naik menjadi 2,5 juta orang per bulan.

"Dibandingkan dengan Mei-Juni yg hanya ratusan ribu, di bulan Juli-Agustus jumlah penumpang 2,5 juta dengan jumlah pergerakan 79 ribu pergerakan (pesawat) per bulan. Walaupun masih jauh secara year on year yang 8-9 juta per bulan 2019," tuturnya.

Merujuk pada catatan tersebut, ia pun memprediksi total jumlah penumpang pesawat hingga akhir 2020 nanti bisa mencapai 40 juta orang.

"Kesimpulannya, apabila sampai akhir tahun hanya 2,5 juta penumpang pesawat per bulan, maka setahun total kegiatan penerbangan hingga akhir 2020 bisa hampir 40 juta penerbangan. Tapi itu belum 50 persen dari pergerakan penumpang di 2019 yang 91 juta orang," tukas Denon.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya