Merger 3 Bank BUMN Syariah Bakal Lahirkan Bank BUKU IV Baru

Merger 3 bank BUMN syariah melahirkan satu bank syariah masuk kelompok BUKU IV atau bank dengan modal inti di atas Rp30 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2020, 12:20 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2020, 12:20 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menyambut baik keputusan penggabungan (merger) tiga bank Himbara syariah. Menurutnya, kebijakan merger untuk melahirkan satu bank syariah masuk kelompok BUKU IV atau bank dengan modal inti di atas Rp30 triliun.

"Merger bank BUMN syariah harapannya akan membuat perbankan syariah punya satu bank besar di buku IV. Sehingga kemudian bisa berkinerja lebih baik," ujar dia saat dihubungi Merdeka.com, Senin (19/10).

Kendati demikian, merger oleh tiga bank syariah pelat merah itu belum mampu menjamin peningkatan kinerja perbankan syariah itu sendiri. Sehingga pemerintah maupun stakeholders terkait didorong untuk segera meningkatkan kapasitas bank dari banyak hal.

"Antara lain atau khususnya dari segi permodalan, jangkauan pasar, dan juga daya saing. Itu penting," jelas dia.

Selain itu, pembentukan pencitraan ekosistem ekonomi syariah dengan penawaran yang lebih baik dinilai tak kalah penting. Diantaranya perluasan dan peningkatan bisnis halal di dalam negeri.

"Ini untuk meningkatkan daya tarik masyarakat juga akan memacu kinerja perbankan syariah. Karena tidak cukup adanya satu bank besar tetapi juga harus diikuti dengan pencitraan ekosistem ekonomi syariah yang lebih baik," tambahnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Merger Bank Syariah BUMN di Tengah Pandemi, Keputusan Tepat?

Ilustrasi bank
Ilustrasi bank (Sumber: Istockphoto)

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sangat mendukung rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) erick Thohir menggabungkan 3 bank syariah BUMN. Alasannya, merger 3 bank syariah BUMN tersebut memperkuat posisi Indonesia di kancah keuangan syariah dunia. 

Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Arief Rosyid menjelaskan, merger bank  syariah anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) merupakan kebijakan yang tepat. Penggabungan ini dipercaya bisa meningkatkan dan memperkuat pengembangan serta posisi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

"Menurut saya, langkah yang diambil Erick Thohir selaku Menteri BUMN tepat dan membawa angin segar untuk kemajuan ekonomi dan keuangan syariah, mengingat sekitar 70 persen kegiatan ekonomi dan keuangan syariah saat ini masih berpusat di perbankan syariah," kata Arief di Jakarta, Rabu (14/10/2020).

Arief memandang merger bank syariah BUMN merupakan bukti komitmen pemerintah dalam mendorong kemajuan ekonomi syariah di Indonesia. Kebijakan ini dianggapnya tepat dilakukan ketika pandemi Covid-19 masih belum mereda.

Alasannya, di tengah pandemi Covid-19 terbuka lebar kesempatan Indonesia untuk mengambil momentum memajukan perekonomian nasional. Momentum ini bisa didorong dengan aksi merger bank syariah BUMN, yang selama pandemi tercatat memiliki kinerja baik dan di atas rata-rata industri perbankan nasional.

"Keberpihakan Menteri Erick Thohir ini melanjutkan komitmen Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang selama ini berupaya mendorong kemajuan umat Islam dalam konteks ekonomi," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya