Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup stagnan. Meski telah terbitnya laporan realisasi investasi kuartal III 2020 oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Rupiah ditutup stagnan di level Rp 14.660 per USD, sama seperti posisi pada perdagangan sebelumnya, Kamis (22/10). Kendati sempat melemah sebesar 45 point pada sesi pagi hari ini.
Baca Juga
Akan tetapi, dalam perdagangan minggu depan mata rupiah kemungkinan akan dibuka fluktuatif dan melemah 50 point namun ditutup menguat tajam 10-60 point di level Rp 14.610-Rp14.690 per USD.
Advertisement
Adapun laporan BKPM mencatat ada kenaikan realisasi investasi di kuartal III sebesar 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Angka ini jauh membaik dibandingkan kuartal II-2020. Kala itu, realisasi investasi anjlok menjadi Rp 191,9 triliun atau terkontraksi 4,3 persen YoY. Sedangkan secara kumulatif Januari-September 2020, nilai investasi sebesar Rp 611,6 triliun atu naik 1,7 persen YoY.
"Kalau melihat data Investasi tersebut, oftimistis masa kritis realisasi investasi sudah terlewatkan. Pembangunan Infrastruktur kembali berjalan dan tinggal bagaiamana kedepannya agar Pemerintah dan masyarakat terus menjaga agar investasi terus stabil dan meningkat dari waktu ke waktu, sehingga apa yang di cita-citakan Kuartal IV PDB tidak terjadi kontraksi," ujar Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya, Jumat (23/10).
Sementara dari sisi eksternal pergerakan Rupiah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertama, Presiden AS Donald Trump dan Joe Biden berpartisipasi dalam debat presiden terakhir yang terbatas sebelum pemilihan presiden 3 November pada hari sebelumnya. "Trump mengadopsi lebih terkendali daripada selama debat presiden pertama pada 29 September, di mana ia terus-menerus menyela Biden dan moderator Chris Wallace," jelas dia.
Namun, beberapa investor mengharapkan kehati-hatian dan tidak ada langkah besar menjelang pemilihan. Harapan yang terus-menerus bahwa Kongres akan mengeluarkan paket stimulus sebelum pemilihan dan keyakinan bahwa pengeluaran akan mengikuti, tidak peduli siapa yang terpilih, telah mendorong aksi jual di pasar obligasi untuk mengantisipasi lebih banyak pinjaman pemerintah.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Faktor Tenaga Kerja AS
Selain itu, AS juga merilis data positif pada hari Kamis. Klaim pengangguran mingguan turun menjadi 787.000 selama seminggu terakhir, dibandingkan yang diharapkan 860.000 dan klaim minggu sebelumnya 842.000. Penjualan rumah yang ada juga melonjak menjadi 6,54 juta pada bulan
Terakhir, Inggris dan Uni Eropa sepakat melanjutkan pembicaraan harian yang insentif tentang kesepakatan perdagangan sebelum akhir tahun, karena para ahli memperingatkan bahwa tampilan brinkmanship dari Inggris di tengah negosiasi berisiko menimbulkan Brexit tanpa kesepakatan yang tidak disengaja.
Disamping itu, Negosiator Brexit Uni Eropa Michael Barnier tiba di London pada hari Kamis lalu, berusaha untuk mengintensifkan pembicaraan dengan mitranya dari Inggris David Frost untuk menemukan solusi untuk poin-poin penting bantuan negara dan perikanan.
Merdeka.com
Advertisement