Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, beberapa negara sudah berhasil melakukan recovery perekonomian, termasuk Indonesia. Di kuartal III, ekonomi Indonesia minus 3,49 persen, lebih baik dibandingkan kuartal II yang terkontraksi 5,32 persen.
"Pertumbuhan ekonomi negara-negara advance sebenarnya membaik di kuartal III," kata Sri Mulyani saat menyampaikan Keynote Speaker dalam Webinar CNBC TV dan OJK, Jakarta, Selasa (11/10/2020).
Advertisement
Baca Juga
Meskipun perekonomian dunia diperkirakan kontraksi di 2020, dia optimistis ekonomi Indonesia akan melesat tumbuh 5 persen pada tahun 2021.
Advertisement
Berbagai lembaga internasional telah memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan kembali pulih. IMF memprediksi tahun depan perekonomian dunia akan tumbuh di 5,2 persen. OECD jug memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia 5,0 persen. Sedangkan Bank DUnia memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 4,2 persen.
Sri Mulyani mengingatkan momentum perbaikan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga ini tidak membuat terlena. Mengingatkan beberapa negara maju seperti di Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa mengalami gelombang kedua penyebaran virus corona.
"Tren ini cukup optimistis namun juga tetap hati-hati karena disampaikan di beberapa belahan dunia terjadi second wave Covid-19," kata Sri Mulyani.
Menurutnya, gelombang kedua penyebaran virus corona akan menimbulkan kompleksitas kebijakan. Sebab masyarakat sudah cukup panjang dan lelah menghadapi tekanan perekonomian. Sehingga kemampuan ketahanan menangani gelombang kedua ini akan berbeda dengan pada saat pertama kali virus menyebar.
"Ini harus diwaspadai, terutama di berbagai belahan negara maju, Eropa dan Amerika Serikat," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.co.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pemerintah Sebut Perekonomian Nasional Sudah di Titik Balik
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi sebesar 3,49 persen. Angka ini dinilai lebih baik dibandingkan pada kuartal II-2020 yang mengalami kontraksi 5,23 persen.
Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami titik balik dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Sebab, meski masih mengalami kontraksi, namun telah melewati fase terendahnya.
"Kita melihat saat ini kita mengalami titik balik," kata Yustinus dalam diskusi Polemik Trijaya bertajuk Efek Resesi di Tengah Pandemi, Jakarta, Sabtu (7/11/2020).
Yustinus mengaku diawal virus corona ini menyebar di Indonesia, pemerintah tidak siap. Hal yang sama juga dialami berbagai negara di dunia.
Namun seiring berjalannya waktu, pemerintah melakukan berbagai upaya lewat berbagai kebijakan dan program. Selain itu, birokrasi yang berbelit saat ini sudah mulai bekerja efektif.
Hasilnya kata dia, pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga mengalami perbaikan. "Di Q3 ini mengalami pertumbuhan dibandingkan Q2, tumbuh positif, ini kabar baik," ungkap Yustinus.
Diharapkan akselerasi kinerja pemerintah akan terus membaik sehingga akan menjadi prakondisi bagi pergerakan ekonomi di tahun 2021. Yustinus menambahkan selama perlambatan ekonomi karena pandemi, membuat pemerintah untuk pertama kalinya menjadi penyangga.
Pemerintah pasang badan saat semua sektor mulai terganggu dan memberikan tekanan bagi masyarakat. Pemerintah juga beradaptasi dengan keadaan dengan mengeluarkan berbagai kebijakan dan memberikan stimulus.
"Ini kali pertama pemerintah jadi penyangga utama, ketika market terganggu dan warga mengaku tertekan," kata dia.
Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah ini kata Yustinus menjadi modal sosial. Sebab pemerintah sudah responsif terhadap keadaan dan sektor privat juga mulai tumbuh dan masyarakat bisa tumbuh dan bertahan dengan dalam kondisi ini.
Advertisement