Semringah, Ridwan Kamil Umumkan Amazon Bakal Investasi Rp 40 T di Indonesia

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan bahwa Amazon berencana menginvestasikan Rp 40 triliun di Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Nov 2020, 13:50 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 13:50 WIB
Logo Amazon
(Doc:Laura Muriel)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan bahwa Amazon berencana menginvestasikan Rp 40 triliun di Indonesia.

Perusahaan teknologi milik orang terkaya di dunia Jeff Bezos ini, berencana membangun data center di Indonesia untuk mendukung bisnis komputasi awan atau cloud computing.

"Dengan senang hati saya melaporkan kepada Anda, Amazon, salah satu perusahaan digital terbesar di dunia telah menginvestasikan sekitar Rp 30 triliun hingga Rp 40 triliun," ujarnya dalam event West Java Investment Summit (WJIS), Senin (16/11/2020).

“Jadi saya sangat bangga Jabar jadi backbone data center yang tidak hanya akan beroperasi di Indonesia, tapi bisa menjadi digital company di ASEAN," sambung dia yang akrab disapa Kang Emil.

Diketahui, Amazon sendiri sudah menyiapkan dana USD 2,5 miliar untuk membangun tiga data center di Indonesia. Rencananya data center akan dibuka pada akhir 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

UU Cipta Kerja Bisa Membawa Amazon dan Tesla Masuk Indonesia

FOTO: Sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju Hadiri Paripurna Pengesahan UU Ciptaker
Sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju foto bersama Pimpinan DPR usai pengesahan UU Cipta Kerja pada Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Jakarta (5/10/2020). Rapat tersebut membahas berbagai agenda, salah satunya mengesahkan RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi UU. (Liputan6.com/JohanTallo)

Pendiri dan CEO Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) Bari Arijono menyebut Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) memiliki sisi positif setelah disahkan. Satu di antaranya, akan meningkatkan pertumbuhan investasi di Indonesia.

"Bisa. Asal pelaksanaannya benar, ya," kata Bari saat ditanya awak media, Sabtu (17/10/2020).

Soal pertumbuhan investasi, kata Bari, memang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia. Mengacu catatan ADEI, tingkat pertumbuhan investasi di Indonesia cukup buruk sebelum muncul UU Ciptaker.

Mengacu data awal tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 10 persen. Angka itu menurut Bari cukup ironis jika melihat sumber daya Indonesia.

"Indonesia saat yang sama masih di bawah sepuluh persen, padahal kita punya resource yanc cukup banyak dan punya potensi besar. Namun, kenapa tidak mau masuk," beber dia.

Angka pertumbuhan investasi Indonesia itu, kata Bari, jauh dari catatan milik beberapa negara di Asia Tenggara pada periode yang sama. Bari mengambil contoh pertumbuhan investasi Singapura yang tercatat 30 persen.

"Dibandingkan dengan Singapura saja contohnya negara kecil yang tidak banyak resource, kita kalah jauh. Dengan malaysia itu kita kalah jauh. Dengan Vietnam kita kalah jauh," ungkap dia.

Dia pun mengatakan, beberapa investor asing mulai berminat menanamkan modal ke Indonesia setelah disahkannya UU Ciptaker. Misalnya perusahaan seperti Tesla dan Amazon, yang berencana masuk Indonesia setelah pengesahan aturan tersebut.

"Tesla masuk untuk mobil listriknya. Terus Amazon juga mau membuat logistik di Indonesia. Rencananya begitu. Kalau dua proyek itu terbukti dan kejadian, berarti UU Ciptaker banyak manfaatnya. Jadi lihat dampaknya saja, karena apa pun UU itu, ada dampak positif dan negatifnya," kata Bari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya