Liputan6.com, Jakarta - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) meluncurkan dana investasi (fund) PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund. Inovasi terbaru dan pertama di industri ini merupakan dana investasi campuran berbasis syariah dengan mata uang rupiah yang memberikan akses kepada nasabah terhadap investasi yang lebih stabil dengan diversifikasi aset-aset syariah dalam negeri (sukuk) dan luar negeri (saham) untuk imbal hasil yang lebih optimal dalam berbagai kondisi ekonomi.
PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund tersedia pada PRULink Syariah Generasi Baru (PSGB), produk asuransi jiwa unit link unggulan Prudential Indonesia.
Baca Juga
Semakin beragamnya kebutuhan dan tujuan investasi, serta profil risiko masyarakat Indonesia menjadi landasan bagi Prudential Indonesia untuk senantiasa berinovasi menghadirkan berbagai pilihan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi, baik yang berbasis konvensional maupun syariah.
Advertisement
Selain menjawab kebutuhan nasabah, PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund diluncurkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang memiliki potensi sangat besar.
“Pandemi telah membuat 83 persen masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya mengelola keuangan dan semakin berhati-hati dalam melakukan pengeluaran untuk mempersiapkan dana bagi masa depan mereka," kata Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (12/12/2020).
"Mengelola keuangan dengan baik sangat penting untuk memperkuat ketahanan keuangan keluarga, khususnya dalam bersiap menghadapi situasi tidak terduga, sehingga membantu masyarakat mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan mereka. Hari ini kami meluncurkan PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund sebagai wujud komitmen untuk menjawab kebutuhan finansial masyarakat Indonesia yang terus berkembang, sekaligus sebagai bagian dari strategi kami menyenangkan nasabah serta mendukung pertumbuhan ekonomi syariah nasional," jelas dia.
Menurut laporan Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2020 yang dikeluarkan Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) dan Refinitiv3, untuk pertama kalinya sejak laporan ini dikeluarkan di 2012, Indonesia menduduki peringkat kedua dari 131 negara yang dievaluasi oleh kedua lembaga tersebut berdasarkan 10 indikator utama, termasuk Pengetahuan, Tata Kelola, CSR, dan Kesadaran. Tahun lalu, Indonesia menempati urutan keempat setelah Malaysia, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.
"Selain memiliki potensi besar yang didukung populasi Muslim terbesar di dunia, ekonomi syariah nasional yang bertumpu pada sektor riil juga memiliki daya tahan tinggi, khususnya dalam menghadapi situasi krisis. Hal ini dikarenakan sektor tersebut diperuntukkan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat banyak, dan memiliki multiplier effect yang luas, termasuk menyerap tenaga kerja," ungakp Guru Besar Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran Dian Masyita.
"Selain itu, ekonomi syariah juga tidak memikirkan keuntungan semata, tapi juga mematuhi prinsip-prinsip syariah, seperti menghindari riba, gharar (ketidakjelasan), maysir (berjudi/spekulasi) dalam bertransaksi, serta menjunjung tinggi keadilan dan semangat saling membantu satu sama lain, Namun demikian, masih banyak tantangan yang harus diatasi," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tingkat Literasi jadi Tantangan
Khusus untuk sektor keuangan syariah, rendahnya tingkat literasi dan inklusi masyarakat masih menjadi tantangan besar. Khusus bagi pasar modal syariah, masih minimnya jumlah dan variasi produk yang diterbitkan oleh para pelaku industri menjadi salah satu hambatan utama.
"Masih banyak tugas bersama yang harus diselesaikan di 2021,” tambah Dian.
Sepanjang 13 tahun mendengarkan dan memahami nasabah, PRUSyariah senantiasa berkomitmen untuk terus melakukan inovasi, mendorong digitalisasi untuk meningkatkan kenyamanan nasabah dalam mengakses produk dan layanan perusahaan, serta menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund merupakan salah satu wujud nyata inovasi PRUSyariah sebagai salah satu solusi untuk mendorong masyarakat tertarik berinvestasi di aset syariah, termasuk saham-saham syariah.
Novi Imelda, Chief Investment Officer Prudential Indonesia mengatakan untuk PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund, strategi investasi kami adalah menempatkan dana nasabah pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), atau Sukuk, yang aman dan dijamin negara dengan risiko default nol, serta di saham-saham luar negeri yang memenuhi prinsip syariah dan cenderung tangguh serta diperkirakan akan terus bertumbuh, seperti teknologi, kesehatan, dan konsumsi.
"PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund sangat sesuai bagi nasabah dengan profil risiko moderat sekaligus memaksimalkan potensi pasar modal syariah," tuturnya.
“Alokasi aset PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund dilakukan sesuai dengan prinsip Syariah, dengan alokasi aset 0-79 persen pada ekuitas syariah global, 0-79 persen pada pendapatan tetap syariah, dan 0-20 persen pada kas, deposito dan/atau instrumen pasar uang termasuk reksadana pasar uang syairah. PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund pun dikelola secara aktif dan dinamis sehingga dapat dipilih dalam berbagai kondisi ekonomi," ungkap Novi.
Dalam mengelola dana nasabah, Prudential Indonesia bekerja sama dengan Eastspring Investments Indonesia (Eastspring Indonesia), perusahaan Manajer Investasi dengan Total Dana Kelolaan terbesar di Indonesia4, dan menerapkan prinsip kehati-hatian secara optimal dalam memilih instrumen investasi yang memiliki fundamental baik dan pendanaan yang kuat.
Prudential Indonesia dan Eastspring Indonesia juga memiliki pengalaman panjang dalam menjaga kepercayaan nasabah, termasuk di tengah berbagai krisis besar, antara lain krisis finansial 2013 dan perang dagang AS-Tiongkok.
Advertisement