PHRI Usul Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama Sasar Area Pemukiman Padat Penduduk

PHRI mengusulkan vaksinasi Covid-19 di tahap awal menyasar juga area pemukiman padat penduduk sebagai klaster penularan virus.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jan 2021, 12:15 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2021, 12:15 WIB
FOTO: Angka Kemiskinan di Indonesia Naik Selama Pandemi
Pedagang air keliling saat melintas di permukiman padat penduduk di Jakarta, Minggu (18/10/2020). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan jumlah penduduk miskin naik 1,63 juta jiwa atau 0,56 persen selama masa pandemi Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengusulkan vaksinasi Covid-19 di tahap awal menyasar juga area pemukiman padat penduduk sebagai klaster penularan virus Covid-19. Mengingat kesadaran penduduk di area tersebut akan penerapan protokol kesehatan dinilai masih rendah.

"Saya usul seharusnya di vaksinasi anti Covid-19 pada tahap awal ini juga di area pemukiman padat penduduk. Karena harus diakui penerapan ptotokol kesehatan oleh penduduk disana memang masih rendah. Dengan begitu, mohon maaf area itu juga menjadi klaster penularan Covid-19," terangnya saat dihubungi Merdeka.com, Rabu (13/1).

Selain itu, kata Yusran, melalui pelaksanaan vaksinasi lebih awal secara cuma-cuma juga akan memberikan dampak positif bagi ekonomi warga di area pemukiman padat. Menyusul mayoritas penduduk hanya mengandalkan pada pendapatan harian untuk membiayai hidup di ibu kota.

"Karena kan di area sana (pemukiman padat) lebih banyak orang yang hanya bekerja dengan pendapatan harian kaya pengemis, pemulung, dan lainnya. Sehingga vaksinasi ini gratis akan juga memberikan kontribusi baik bagi ekonomi warga setempat," contohnya.

Oleh karena itu, Yusran meminta pemerintah untuk sudi dengan memprioritaskan penduduk di area permukiman padat sebagai penerima vaksin di tahap awal. Hal ini karena besarnya risiko paparan Covid-19 terhadap aspek kesehatan warga di area tersebut.

"Maka, tadi usul saya lebih baik pemerintah mau melakukan vaksinasi juga di area padat penduduk di tahap pertama ini. Tentunya dengan menimbangkan berbagai risiko yang ada, apalagi aspek kesehatannya," ujar dia mengakhiri.

Pemukiman Padat Penduduk Klaster Pertama Penyebaran Covid-19

Sebagai informasi, Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, menyebut ada lima klaster yang menyumbang kasus positif Covid-19 terbanyak di Indonesia. Pemukiman padat penduduk ada di posisi pertama.

"Misalnya klaster di DKI Jakarta, Jawa Timur juga sama bahwa klaster tertinggi berasal dari pemukiman atau local transmission," ujarnya dalam Talk Show Telaah Pergeseran Pemetaan Zonasi Risiko Covid-19, Senin (3/8).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Klaster Pemukiman

FOTO: Pandemi COVID-19, Jumlah Penduduk Miskin Jakarta Meningkat
Suasana pemukiman kumuh padat penduduk di bantaran kali di Jakarta, Selasa (4/8/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 26,42 juta orang per Maret 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada klaster pemukiman ini, penularan terjadi mulai dari keluarga. Kemudian menularkan kepada orang lain di tempat perbelanjaan atau kegiatan sosial.

"Artinya, ada seseorang yang positif kemudian mungkin yang dia tulari keluarganya, keluarganya mungkin sudah keburu belanja ke warung, ikut arisan misalnya. Akhirnya menulari ke orang lain di wilayah yang sama," jelasnya.

Setelah pemukiman, ada klaster pasar dan tempat pelelangan ikan. Dewi menyebut, klaster ini menyumbang kasus positif Covid-19 cukup banyak di tanah air. Namun, dia tak merinci jumlah kontribusi kasusnya.

Klaster ketiga adalah fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Di fasilitas pelayanan kesehatan, penularan terjadi saat pasien datang dengan keluhan gejala Covid-19 bertemu dengan tenaga kesehatan.

"Keempat klaster perkantoran, ini salah satu yang menyumbang angka kasus," ucap dia.

Klaster terakhir rumah ibadah. Dewi mengimbau masyarakat untuk tetap patuh menerapkan protokol kesehatan saat mendatangi rumah ibadah atau kegiatan keagamaan lain seperti pengajian dan tahlilan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya