Tarif 31 Ruas Tol Bakal Naik di 2021

Ada 31 ruas tol yang direncanakan mengalami penyesuaian tarif tahun 2021.

oleh Athika Rahma diperbarui 02 Feb 2021, 19:53 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 19:53 WIB
Proyek Tol Trans Sumatera. (Dok Kementerian PUPR)
Proyek Tol Trans Sumatera. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) membeberkan, ada 31 ruas tol yang direncanakan mengalami penyesuaian tarif tahun 2021.

Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, penyesuaian ruas tol akan dibagi menjadi 4 klaster.

"Pada tahun 2021, akan ada 31 ruas yang mengalami penyesuaian. Arahan Staf Ahli Menteri, ada 4 klaster penyesuaian tarif, 10 ruas jalan tol untuk klaster pertama, kemudian 3 ruas jalan tol April-Juni, 4 ruas jalan tol Juli-Agustus, dan klaster 4 ada 14 ruas jalan tol," jelas Danang dalam konferensi pers BPJT virtual, Selasa (2/2/2021).

Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri PUPR Endra Atmawidjaja mengatakan, penyesuaian tarif tidak semata-mata hanya menaikkan harga saja namun juga perbaikan kualitas. Kementerian PUPR tidak hanya melihat satu pihak, namun juga faktor lain seperti angka inflasi.

"Memang ada 31 (ruas tol) yang jatuh tempo. Ini belum tentu naik. Nanti kebijakan ada di Pak Menteri apakah SPM (Standar Pelayanan Minimal) sudah dipenuhi," kata Endra.

"Mengenai klusternya kalau tadi disebut ada 4. Ini Pak Menteri (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono) menghendaki klusternya hanya 3, karena Januari kita sudah umumkan beberapa kenaikan ruas yang jatuh tempo di 2020," katanya.

Selain itu, Endra menandaskan, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) memang memiliki hak mengajukan penyesuaian tarif tiap dua tahun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005.

" Saya kira apa yang kita lakukan di 2020 itu cukup clear, kita rem semua penyesuaian tarif semata-mata karena masyarakat pun mengalami kesulitan terdampak pandemi ini," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bayar Tol Tanpa Setop Dimulai di 2022, Jawa dan Bali Jadi yang Pertama

FOTO: Penyesuaian Tarif Tol JORR
Kendaraan melintasi Gerbang Tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Senin (18/1/2021). Kenaikan tarif jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR) sebesar Rp 500 - Rp 1.500. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai konstruksi implementasi elektronifikasi transaksi tol menuju Sistem Transaksi Nontunai berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) alias transaksi pembayaran tol dengan teknologi nirsentuh.

Hal ini ditandai dengan ditetapkannya Roatex Ltd., Hungaria, sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) Kerja Sama Pemerintah dangan Badan Usaha untuk sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh melalui Surat Penetapan Menteri PUPR Nomor: PB.02.01-Mn/132 tanggal 27 Januari 2021.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit menyatakan, target pelaksanaan konstruksi MLFF dimulai pada tahun 2021.

"Kemudian untuk implementasinya secara bertahap dimulai pada tahun 2022 dan penerapannya berdasarkan lingkup wilayah dan tidak per ruas tol," ungkap Danang, Senin (1/2/2021).

Dengan ditetapkannya Roatex Ltd. sebagai pemenang tender, perusahaan bersama dengan BPJT akan segera mempersiapkan rencana kerja pelaksanaan proyek. Pada tahun pertama, sejak telah ditandatangani perjanjian Kerjasama BUP dengan Pemerintah, adalah masa pelaksanaan konstruksi, dari masa 10 tahun konsesi Kerjasama.

Diharapkan pada awal tahun 2022, sebagian besar ruas jalan tol, terutama di Jawa dan Bali sudah dapat menerapkan MLFF.

Rencananya teknologi yang akan diterapkan berbasis GNSS (Global Navigation Satelite System) yang merupakan teknologi paling mutakhir dalam sistem transaksi Nontunai Nirsentuh berbasis MLFF.

Teknologi ini sangat terbuka bagi pengembangan untuk pelayanan jalan berbayar lainnya, seperti ERP (Electronic Road Payment), trafik manajemen berbasis data induk (Big Data), dynamic pricing, parking, dan lain-lain sesuai perkembangan kebutuhannya.

Teknologi Hungaria

Kementerian PUPR Siap Terapkan Teknologi Transaksi Pembayaran Tol Non-Tunai Tanpa Sentuh
Sejumlah pengguna jasa tol saat melakukan transaksi pembayaran di gerbang tol Karang Tengah, Tangerang, Selasa (24/11/2020). Sistem baru tersebut bertujuan mengurangi kepadatan di gardu pembayaran jalan tol. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Teknologi ini telah sukses diterapkan di Hungaria selama lebih dari tujuh tahun terakhir, yang dikelola oleh Hungarian Toll Services Company (NUZs). Pengalaman di Hungaria, solusi ini selain memudahkan pengguna jalan karena melalui jalan tol tanpa hambatan, juga dapat meningkatkan efisiensi dan pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat.

Pada saatnya nanti, setiap kendaraan atau pengguna jalan tol akan diperkenalkan dengan perangkat e-Obu (aplikasi smartphone), atau Onboard Unit (OBU) atau tiket perjalanan (road ticket) bagi yang hanya sekali jalan. Perangkat ini tidak membebani pengguna dan dapat diunduh dengan mudah melalui smartphone.

Roatex Ltd, sebelumnya mendapat kepercayaan sebagai Badan Usaha Pemrakarsa sejak 2019 untuk mempersiapkan studi kelayakan (feasibility study). Bersama dengan Hungarian Toll Services Company (NUZs), Roatex Ltd. telah mempersiapkan suatu studi komprehensif mengenai Sistem Transaksi Nontunai Nirsentuh Berbasis MLFF di Indonesia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya