Penampakan Gedung Sukanto Tanoto, Bekas Istana Raja di Jerman Seharga Rp 6 T

Sukanto Tanoto membeli kompleks Ludwig, bekas istana Raja Ludwig di München senilai 350 juta Euro atau setara Rp 6 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Feb 2021, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2021, 12:30 WIB
Gedung Ludwigstrasse 21
Gedung Ludwigstrasse 21 di Munich, Jerman yang disebut milik pengusaha kelapa sawit asal Indonesia, Sukanto Tanoto. (dok. Instagram @misfavo/https://www.instagram.com/p/BU2Fnd5hzCs/)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu orang terkaya di Indonesia, Sukanto Tanoto, membuat heboh di Jerman, dengan membeli kompleks Ludwig, bekas istana Raja Ludwig di München senilai 350 juta Euro atau setara Rp 6 triliun.

Pembelian kompleks Ludwig berlokasi di Ludwigstrasse 21, Munich, oleh "raja sawit Indonesia" itu dilaporkan pada Juli 2019. Itu terjadi beberapa bulan setelah Komisi Eropa setuju menghentikan penggunaan minyak sawit dalam biofuel di Uni Eropa karena menyebabkan kerusakan hutan berlebihan di tempat-tempatnya dibuat secara massal, termasuk di Indonesia.

Lantas, seperti apa gedung senilai Rp 6 triliun tersebut?

Saat ini, gedung empat lantai berarsitektur khas properti-properti klasik Eropa tersebut merupakan kantor pusat salah satu perusahaan asuransi, Allianz. Gedung ini, menurut laporan OpenLux, dibeli orang terkaya ke-22 di Indonesia pada 2020 itu seharga 350 euro (Rp6 triliun).

Dikutip dari kanal Lifestyle Liputan6.com yang melansir dari K+P Planungsgesellschaft,  tim interdisipliner yang terdiri dari arsitek, perencana kota dan daerah, insinyur bangunan dan sipil, serta desainer interior yang mengerjakan proyek pemugaran gedung tersebut pada 1997--2002, properti ini telah dimodernisasi dengan total belanja modal 47 juta euro.

"Seluruh kompleks terdiri dari bangunan asli di Ludwigstrasse, dibangun Heilmann & Littmann untuk Bayerische Vereinsbank, dan dua sayap ditambahkan pada 1936 dan 1950," kata pihaknya.

"Karena persyaratan sensitif untuk konservasi, proyek ini telah dilaksanakan dengan kerja sama erat bersama departemen regulasi bangunan di Munich, serta departemen pelestarian monumen bersejarah di Munich dan Bavaria," sambung mereka.

Gedung yang kini milik Sukanto Tanoto tersebut, pihaknya menambahkan, telah direnovasi dengan kompleksitas teknis dan kreatif yang tinggi untuk membuatnya jadi lingkungan kerja modern. Di samping itu, renovasi juga disebut memenuhi permintaan pelestarian.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Warisan Kuno

Gedung Ludwigstrasse 21
Gedung Ludwigstrasse 21 di Munich, Jerman yang disebut milik pengusaha kelapa sawit asal Indonesia, Sukanto Tanoto. (dok. Instagram @noonji__/https://www.instagram.com/p/ByPSMOxJ8Go/)

Dua halaman di bagian dalam, dikelilingi kaca, membentuk inti pusat dan penampilan bangunan. Semua elemen bersejarah telah dipulihkan dari aspek pelestarian yang berpadu selaras dengan aksen arsitektur modern.

"Fokus utama dalam konsepsi pekerjaan bangunan kami ini terletak pada warisan arsitektur kuno, namun dalam proyek konstruksi untuk pemulihan BVB Munich, juga memerhatikan aspek fungsional. Tujuan dari 'membuatnya bekerja' adalah tolok ukur yang digunakan untuk mengukur semua intervensi dalam struktur, serta modernisasi teknis dan arsitektural," sambungnya.

Parameter utama dalam pemugarannya adalah melestarikan sebanyak mungkin struktur asli, memulihkan atau merekonstruksi bagian-bagian yang penting bagi integritasnya, dan mengisi sisanya dengan arsitektur kontemporer yang memberi kontras yang pas dengan gaya aslinya.

Reporter: Asnida Riani

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya