Rupiah Awal Pekan Merosot, Tertekan Imbal Hasil Obligasi AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan jelang akhir pekan

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Mar 2021, 11:19 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2021, 11:19 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (8/3/2021), rupiah dibuka di angka 14.335 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.300 per dolar AS. menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.364 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.335 per dolar AS hingga 14.365 per dolar AS. Jiak dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,24 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.390 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.371 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan diprediksi akan tertekan oleh naiknya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).

Pada pukul 10.40 WIB rupiah melemah 60 poin atau 0,42 persen ke posisi Rp14.360 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.300 per dolar AS.

Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya di Jakarta, Senin, mengatakan, kenaikan indeks dolar dan imbal hasil (yield) obligasi AS kemungkinan akan mendorong pelemahan rupiah di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri.

Menurut Ahmad, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan menguat ke level 1,6 persen.

"Para pelaku pasar berekspektasi akan semakin tingginya tingkat inflasi di AS pasca-adanya tambahan cash transfer dari unemployment benefit bagi warga AS dengan adanya stimulus fiskal tambahan dari pemerintah AS," ujar Ahmad.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Stimulus Fiskal AS

Ilustrasi pendanaan startup, funding startup, dolar, uang dolar, uang
Ilustrasi pendanaan startup, funding startup, dolar, uang dolar, uang. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Stimulus fiskal AS senilai 1,9 triliun dolar AS telah diloloskan oleh Senat. Selanjutnya, pengesahan akan dilakukan oleh Kongres AS dan dikirimkan kepada Presiden Joe Biden untuk ditandatangani sebelum batas waktu 14 Maret 2021 dan memperbaharui program bantuan sebelumnya.

Sementara itu, lanjut Ahmad, indeks dolar kemungkinan menguat ke level 92 hari ini di tengah kuatnya data pasar tenaga kerja di AS minggu lalu.

"Tingginya yield US Treasury kemungkinan juga akan mengundang arus modal masuk ke AS dan memperkuat dol​​ar AS," kata Ahmad.​​​​​​Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini diperkirakan melemah ke level Rp14.400 per dolar AS.

Pada Jumat (5/3) lalu rupiah ditutup melemah 33 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp14.300 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.267 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya