Pasokan 11 Bahan Pangan Aman hingga Lebaran

Kebutuhan konsumsi bahan pangan beras hingga Mei mendatang diperkirakan hanya sebesar 13 juta ton.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2021, 12:06 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2021, 12:05 WIB
BI Prediksi Inflasi Capai 0,42 Persen pada Januari 2020
Aktivitas jual beli beli di pasar kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bank Indonesia memproyeksikan terjadi inflasi di Januari 2020 bersumber dari beberapa komoditas pangan yang mengalami tekanan harga, di antaranya telur ayam akan berkontribusi juga ke inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menjamin ketersediaan bahan pangan di bulan Ramadan hingga usai hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Dengan jaminan tersebut diharapkan tidak ada kenaikan harga pada Lebaran 2021.

"Kita selalu memantau produksi pangan khususnya 11 bahan pokok. Berdasarkan prognosa Ketersediaan pangan sampai dengan bulan Mei kondisinya aman. Mei kan Lebaran ya, sampai setelah Lebaran itu kondisinya sangat aman," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi kepada Merdeka.com, Senin (8/3/2021).

Agung mencontohkan, untuk stok nasional komoditas beras hingga akhir Desember 2020 ada sekitar 7,3 juta ton, baik yang di Bulog, di penggilingan, maupun di pedagang. Sementara untuk produksi sampai Mei diproyeksikan sekitar 18 juta ton.

"Sehingga, totalnya sekitar 25 juta ton hingga Mei nanti," ungkap dia.

Sedangkan, menurut Agung, kebutuhan konsumsi beras hingga Mei mendatang diperkirakan hanya sebesar 13 juta ton. "Artinya masih ada stok yang mencukupi untuk menghadapi Ramadhan," bebernya.

Selain beras, 11 bahan pokok lain juga dipastikan surplus pada neraca Mei 2021 yaitu jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng. Jagung misalnya, yang diprediksi surplus 5 juta ton, kedelai sekira 193 ribu ton, cabai rawit 91 ribu ton, dan gula pasir surplus 368 ribu.

Berdasarkan data Kementan pada Januari hingga Mei 2021, perkiraan impor hanya untuk tiga komoditas langganan. Yakni, kedelai sebanyak 1 juta ton, bawang putih 257 ribu ton, daging sapi/kerbau 154 ribu ton, dan gula pasir 646 ribu.

"Di bawah koordinasi Kemenko Perekonomian kita sudah membuat prediksi berapa harus impor, dan kapan harus masuk. Sehingga perkiraannya supaya pemenuhan di bulan Ramadan itu aman," ucap dia menekankan.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mendag Muhammad Lutfi Pastikan Pasokan Bahan Pokok Saat Puasa 2021 Terpenuhi

Mendag Muhammad Lutfi Pastikan Pasokan Bahan Pokok Saat Puasa 2021 Terpenuhi

FOTO: Jelang Tahun Baru, Harga Telur Ayam Alami Kenaikan
Pedagang menata telur ayam ras di salah satu stan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (29/12/2020). Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta menyiapkan operasi pasar guna mengendalikan harga pangan, salah satunya telur ayam yang mengalami kenaikan jelang Tahun Baru 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (MendagMuhammad Lutfi menjamin pasokan bahan pokok dan bahan penting lainnya kebutuhan masyarakat Indonesia menjelang puasa 2021 bisa terpenuhi. Dengan terpenuhi pasokan tersebut maka bisa menjaga kestabilan harga bahan pokok.

“Kami memastikan bahwa dalam waktu dekat ke depan akan memastikan bahwa barang pokok dan bahan penting terutama menghadapi Hari raya puasa H-100 sekarang ini dan hari raya Idul Fitri H-130 hari kami pastikan akan ada,” kata Mendag dalam Konferensi pers trade Outlook 2021, Senin (11/1/2021).

Ia menjelaskan, semenjak dirinya diangkat menjadi menteri perdagangan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Desember 2020, dirinya sebagai Mendag akan menjalankan arahan presiden yakni pertama menjaga stabilitas harga terutama inflasi serta meningkatkan daya beli, dan kepercayaan pasar.

Arahan kedua adalah membantu UMKM dalam menembus pasar ekspor. Ketiga yang penting juga adalah membuka pasar-pasar baru di luar negeri dengan cara pembuatan atau kesepakatan dagang antara Indonesia dengan negara-negara terutama negara-negara non tradisional.

“Kita bisa melihat dari rumus-rumus GDP atau rumus-rumus dari pada pertumbuhan ekonomi Kementerian Perdagangan setidaknya memiliki 2 koefisien dalam rumus tersebut yang pertama adalah konsumsi dan yang kedua adalah pertumbuhan daripada ekspor dan impor,” jelasnya.

Maka Kementerian Perdagangan akan memastikan arus barang masuk dengan baik dan memastikan bahwa dua per tiga barang impor Indonesia bahan penolong dan bahan baku bagi perkembangan Indonesia.

Menurutnya jika arus barang jalan berarti perekonomian Indonesia akan berjalan dengan baik juga, bahan baku dan bahan penolong tersebut biasanya dipakai untuk ekspor perekonomian dan manufacturing di dalam negeri.

Demikian Mendag juga memastikan bahan pokok dan barang penting lainnya seperti gula, daging, beras akan dipersiapkan untuk menghadapi dan menyambut hari-hari besar seperti puasa, dan hari raya Idul Fitri 2021.

“Kami sudah mengeluarkan dan memastikan bahwa gula akan cukup menghadapi hari Ramadan dan juga menghadapi Lebaran kita akan mempersiapkan bahan-bahan penting lainnya memastikan bahwa ketersediaan barang ini cukup,” pungkasnya.

Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya