Sri Mulyani Wanti-Wanti Ancaman Varian Baru Covid-19 B117 di Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani turut berkomentar soal varian virus Covid-19 baru yang berasal dari Inggris, B117.

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Mar 2021, 14:26 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2021, 14:12 WIB
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuanga Sri Mulyani Indrawati (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani turut berkomentar soal varian virus Covid-19 baru yang berasal dari Inggris, B117. Menurutnya, B117 juga akan mengancam pemulihan ekonomi ke depan, jika masyarakat tidak hati-hati.

Hal ini dikarenakan mutasi Covid-19 lebih cepat menular sehingga protokol kesehatan harus benar-benar diperketat.

"Kita mendengar varian baru virus B117 yang tentu lebih cepat menular dan akan menjadi ancaman apabila kita tidak berhati-hati dan berdisiplin di dalam melaksanakan protokol kesehatan," ujar Menkeu saat prosesi pelantikan Pejabat Eselon I Kemenkeu, ditulis Sabtu (13/3/2021).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut berujar, saat ini saja, pandemi Covid-19 masih belum mereda di Indonesia. Meski ada vaksin yang diyakini dapat memulihkan ekonomi secara bertahap, tetap saja kedisiplinan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan dengan protokol kesehatan harus diutamakan.

"Kita saat ini masih dan sedang menghadapi pandemi Covid-19, meski ada harapan baru dengan adanya vaksinasi dan angka penularan yang menunjukkan penurunan, namun ini tidak merupakan alasan bagi kita untuk terlena," ujarnya.

Lanjutnya, tahun 2021 merupakan tahun yang penuh tantangan dalam memulihkan ekonomi dalam negeri. Ditambah, tahun 2022 mendatang, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20, sehingga aktivitas pemerintah akan lebih padat dari biasanya.

"Itu artinya berbagai langkah dan aktifitas di Kemenkeu bersama BI dan lembaga lain akan meningkat persiapannya," ujar Sri Mulyani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kemenkes: 6 Pasien COVID-19 B117 Sudah Sembuh, Tidak Ada Kasus Berat

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa sebanyak 6 pasien COVID-19 yang sempat terinfeksi virus Corona varian B117, sudah dinyatakan sembuh.

"Semua kasus B117 itu semuanya sehat, tidak ada yang memerlukan pelayanan sampai dengan perawatan kasus-kasus berat, mereka cenderung gejalanya ringan dan sedang," kata Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan.

"Saat ini semuanya sudah sembuh," kata Nadia yang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes tersebut, dalam dialog virtual yang disiarkan di Youtube BNPB Indonesia pada Jumat (12/3/2021).

Nadia juga mengatakan bahwa mereka telah mengambil dan melakukan pemeriksaan sampel dari kontak pasien COVID-19 B117. Namun, dia tidak mengungkapkan berapa jumlah kontak yang telah diperiksa.

"Semua negatif. Sudah dinyatakan apakah sebelumnya menderita sakit, ternyata tidak ada yang positif sebelumnya," Nadia menjelaskan.

Nadia mengungkapkan lokasi ditemukannya 6 kasus virus Corona B117 di Indonesia sejauh ini adalah: 2 kasus ditemukan di Karawang atau Jawa Barat, 1 kasus di Sumatera Utara, 1 kasus di Sumatera Selatan, 1 kasus di Kalimantan Timur, dan 1 kasus di Kalimantan Selatan.

Nadia menjelaskan, untuk varian virus corona B117 yang ditemukan dari pekerja migran sendiri tidak berasal dari Jakarta.

"Sampai saat ini, kasus yang berkedudukan di Jakarta, kita belum temukan adanya variasi mutasi dari B117. Ini mengapa kemudian pada laporan GISAID tertulis laboratorium yang melakukan pemeriksaan dan asal sampel," kata Nadia.

"Kemarin sempat kita klarifikasi lagi kita lakukan pelacakan kasus. Jadi 6 kasus itu tidak ada yang berasal dari provinsi DKI Jakarta," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Amin Soebandrio, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan bahwa masih belum diketahui apakah keenam kasus itu saling terkait.

"Kita belum bisa membuktikan apakah keenam kasus itu saling berhubungan, atau yang empat berhubungan dengan dua, itu belum diketahui. Dan juga yang empat sumbernya darimana itu sedang dilakukan pelacakan," kata Amin.

Nadia pun mengatakan bahwa mereka masih akan terus melakukan pengawasan terhadap keberadaan variasi mutasi virus corona COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya