KNKT: Mbah Google Itu Baik, tapi Kadang Juga Tidak Baik

KNKT menyoroti aplikasi peta Google Maps yang banyak digunakan oleh masyarakat saat berkendara

oleh Andina Librianty diperbarui 17 Mar 2021, 11:44 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2021, 11:44 WIB
Google Map
(ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, menyoroti aplikasi peta Google Maps yang banyak digunakan oleh masyarakat saat berkendara. Ia menyarankan agar masyarakat tetap bijak ketika mengikuti penunjuk jalan di Google Maps untuk menghindari kecelakaan.

Soerjanto mengatakan ada beberapa kecelakaan karena mengikuti Google Maps. Hal ini disebabkan pengguna jalan tidak mengetahui dengan pasti kondisi jalan yang akan dilaluinya.

"Ada beberapa kejadian karena mengikuti mbah Google (Google Maps) tadi, lalu masuk ke jalan kecil, kemudian banyak jalanannya turunan tajam sehingga terjadi beberapa kecelakaan," kata Soerjanto dalam acara virtual Launching Kampanye Kolaboratif "Yuk Selamat Bersama" pada Rabu (17/3/2021)

Ia pun mengimbau masyarakat untuk terus berhati-hati ketika berkendara menggunakan layanan peta digital, seperti halnya produk teknologi lain.

"Ini juga menjadi tugas kita semua untuk bijak kalau kita menggunakan Google Maps. Benar tidak jalanan ini aman kita lewati. Mbah Google itu baik, tapi kadang-kadang juga tidak baik," sambungnya.

Soerjanto menyadari bahwa penggunaan teknologi tidak bisa dihindari. Melihat banyaknya masyarakat menggunakan Google Maps, pihak KNKT pun telah berkomunikasi dengan Google agar bisa memberikan jalan alternatif yang aman di layanannya.

"Kami juga sudah bekerja sama dengan Google untuk jalan-jalan seperti itu diblokir saja, tidak menjadi alternatif," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menhub Minta KNKT Investigasi Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Sumedang

Menhub Budi Karya dan Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono soal Sriwijaya Air
Menhub Budi Karya dan Kepala Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono saat konpers soal Sriwijaya Air SJ 182 bersama Jasa Raharja, Basarnas dan pihak terkait, Senin (11/1/2021). (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi langsung bergerak menindaki kasus kecelakaan tunggal bus pariwisata Sri Padma Kencana di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Dia lantas meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mencari penyebab kecelakaan bus bernomor polisi T 7591 TB yang banyak mengangkut anak SMP pasca pulang ziarah tersebut.

"Sejak tadi malam saya berkoordinasi dengan Dirjen Darat dan juga tim yang ada di lapangan. Saya pikir kita tunggu laporan dari Dirjen Darat, dan saya juga sudah minta kepada KNKT sebab akibatnya," kata Menhub Budi di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (11/3/2021).

Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi yang tiba di lokasi kecelakaan pada Kamis (11/3/2021) dini hari menyatakan, hingga pagi tadi masih berlangsung proses evakuasi korban dari kendaraan.

"Kami bersama KNKT, Jasa Raharja, Basarnas telah berada di lokasi. Dalam waktu dekat Satlantas Polres Sumedang akan mengirimkan crane sehingga mempermudah proses evakuasi. Jalan sekitar TKP juga akan ditutup sementara untuk kelancaran evakuasi," jelasnya.

Adapun lokasi kejadian kecelakaan tunggal tersebut di Jalan raya Wado-Malangbong di Dusun Cilangkap RT 01/06 Desa Sukajadi Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang.

"Penyebab kecelakaan masih dalam investigasi, sementara ini informasi yang didapat ada keterlambatan uji KIR. Saya sudah koordinasi dengan Dishub Provinsi Jawa Barat karena ini jalan provinsi, apakah dapat dipasang guard rail di jalan ini atau kalau jalan kelas 1 nanti mungkin bisa diganti beton," ujar Dirjen Budi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya