Ada BSI, Indonesia Diminta Tak Lagi Impor Mukena dan Jilbab

Direktur Utama Sri Rejeki Isman, Iwan S Lukminto menyambut baik adanya Bank Syariah Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2021, 13:50 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2021, 13:50 WIB
Cari Busana Muslim, Warga Serbu Pasar Tanah Abang
Pedagang melayani pembelinya di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (18/6). Karena ramainya, terlihat di setiap sudut toko para pedagang tengah sibuk melayani para calon pembeli. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Sri Rejeki Isman, Iwan S Lukminto menyambut baik adanya Bank Syariah Indonesia yang merupakan hasil merger bank syariah perbankan BUMN. Dia berharap, dengan adanya perbankan syariah milik negara ini, Indonesia tak lagi mengimpor fesyen muslim seperti jilbab dan mukenah.

Menurut Iwan, keberadaan perbankan syariah terbesar di Indonesia yang baru dibentuk pada Februari lalu, mampu memberikan dukungan kepada industri dalam negeri. Sebab, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia masih banyak mengandalkan impor.

"Perbankan syariah awalnya dari mana? dari Arab. Negara Arab berdagang saja, sebab dia produsen minyak. Kita ini yang produsen dan berdagang juga. Jadi ada IKM yang produksi dan UKM yang berjualan," ujarnya, Rabu (17/3/2021).

Iwan mengatakan, Bank Syariah Indonesia harus mampu memberikan dukungan pendanaan bagi IKM dan UKM. Supaya uang yang ada, bisa berputar di dalam negeri yang kemudian akan berdampak bagi perekonomian nasional.

"Ekosistem ini perlu kita bentuk bersama. Uang ini harus muter di kita jangan impor. Misalnya di fesyen mukenah, jilbab banyak impor. Ini nggak halal. Ini roh nya sudah salah tidak jujur. Kita perlu mengedukasi bersama," jelasnya.

Iwan mengatakan, saat ini industri dalam negeri khususnya pakaian halal sudah mewajibkan adanya sertifikasi untuk bahan yang akan digunakan. Termasuk jika dibutuhkan penggunaan bahan kimia diharuskan untuk melewati sejumlah rangkaian tes halal.

"Industri halal kita sudah melakukan untuk pemakaian kimia, bahan baku kita sertifikasikan juga. Ada juga untuk potensi digital transaksi perlu kita kembangkan ini akan mempermudah. Hemat saya, untuk menjadikan masyarakat memakai produk syariah perlu juga kita promosikan komplit dengan industrinya sehingga growth nya tepat dan besar," paparnya.

Iwan juga menyambut baik adanya perbankan syariah di Indonesia. Bank Syariah Indonesia diharapkan mampu bersaing secara internasional. "Ini ibarat bayi lahir, langsung lari. Dan saya rasa ini the largest merger. Sebab, baru dibentuk langsung punya aset capital yang besar," tandasnya.

Anggun P. Situmorang

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BSI Bakal Rambah Pembiayaan Sektor Wholesale

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengatakan, strategi BSI disusun untuk merambah ke pengembangan segmen wholesale dengan menciptakan produk inovatif termasuk pengembangan bisnis global.

“Di sisi lain kita juga ingin merambah pasar wholesale, memang wholesale banking yang ada saat ini belum terlalu modern. Kami harapkan nanti bisa lebih aktif untuk masuk ke sukuk Global,” kata Hery dalam Webinar Era Baru Pembiayaan Syariah di Indonesia, Rabu (17/3/2021).

Sehingga, lanjutnya, perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia baik di BUMN ataupun korporasi privat atau swasta jika ingin mencari pembiayaan atau pendanaan, BSI bisa menjembatani.

“Tentunya investornya bisa kita dapatkan dari negara-negara yang ada di Timur Tengah atau di Eropa,” katanya.

Selain itu, dalam pengembangan segmen wholesale ini, Hery mengatakan tujuannya bisa menjadi sarana bagi investor asing untuk mengakses pasar infrastruktur domestik dan investasi.

Adapun strategi BSI juga disusun untuk menumbuhkan segmen UMKM dalam ekosistem dan value chain yang terintegrasi. Seperti melayani kebutuhan spesifik klien UKM terkait perbankan Syariah yang dapat memanfaatkan sinergi dengan induk perusahaan.

“Strategi yang kami susun, tentunya kami tetap akan membiayai segmen UMKM. Kami ingin memberikan banyak manfaat kepada segmen-segmen kecil dan menengah ini, baik mikro maupun kecil, rencananya kita akan membangun ekosistem yang solid termasuk nanti juga sentra-sentra UMKM yang berada di kota-kota lain di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, diharapkan bisa memberikan pendampingan kepada nasabah ataupun calon nasabah untuk bisa menjalankan bisnisnya dengan baik, mengakses pasar dengan baik dan juga bisa belajar bagaimana memasarkan keuangan atau bisnis mereka melalui channel digital dan lain sebagainya.

Kata Hery, BSI tidak hanya disusun untuk melayani segmen UMKM dan wholesale saja, melainkan juga melayani segmen ritel dengan  layanan khas Syariah. Dengan memberikan pengalaman perbankan terbaik dalam hal digital banking, kualitas layanan dan produk melampaui bank umum.

“Kami juga melayani segmen ritel dan layanan khas Syariah. Tentunya kita juga membiayai KPR pembiayaan untuk mobil atau sepeda motor, gadai emas, cicil emas, pengembangan ekosistem Islam khas Syariah, tentunya untuk bisnis haji umroh, ziswaf organisasi masyarakat, pendidikan dan juga kesehatan Rumah Sakit,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya