Defisit APBN di Kuartal I 2021 Capai Rp 144 Triliun

Defisit APBN di 2021 lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 76 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2021, 17:40 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2021, 17:40 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Maret 2021 mencapai Rp 144 triliun. Jumlah tersebut mencapai 0,82 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 76 triliun.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menjelaskan, defisit Maret 2021 terjadi akibat penerimaan negara tak sebanding dengan belanja negara pemerintah. Di mana pendapatan negara hanya mencapai Rp 378,8 triliun, sedangkan posisi belanja negara meningkat mencapai Rp 523 triliun.

"Keseimbangan primer kita defisit 0,82 persen dari PDB dibandingkan bulan lalu 0,6 persen lebih dari PDB. Jadi ini semua dalam koridor yang bisa kontrol dan akan pantau terus," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4/2021).

Pendapatan negara hingga akhir Maret 2021 sebesar 21,7 persen dari APBN atau Rp 378,8 triliun dari target sebesar Rp 1.743,6 triliun. Dibandingkan tahun lalu, total pendapatan ini mengalami peningkatan 0,6 persen.

Adapun pendapatan negara yang mencapai Rp 378,9 triliun tersebut berasal dari pajak sebesar Rp 228,1 triliun, Kepabeanan dan Cukai Rp 62,3 triliun, PNBP Rp 88,1 triliun, sedangkan hibah sebesar Rp 0,3 triliun.

"Pendapatan negara tahun ini tumbuh 0,6 persen utamanya dilihat penerimaan pajak masih 5,6 persen lebih rendah dari tahun lalu, tapi kepaebanan dan cukai ada peningkatan dan 62,7 persen dan sudah terkumpul Rp 62,3 triliun dibandingkan tahun lalu 2020 Rp 18,6 triliun," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Belanja Negara

Sedangkan untuk belanja negara yang mencapai Rp 523 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat yang terdiri dari kementerian/lembaga (K/L) dan belanja non K/L sebesar Rp 350,1 triliun, dan realisasi transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp 173 triliun.

"Untuk belanja negara sudah dibelanjakan Rp 523 triliun sampai 31 Maret lebih tinggi 15,6 persen dibandingkan belanja tahun lalu Rp 452,4 triliun," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya