Menurut Pakar, Ini Tanda-Tanda Anda Belum Siap Berinvestasi

Berinvestasi di saham individu atau kripto mungkin terlihat menjanjikan tetapi berisiko besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2021, 08:00 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini investasi menjadi bahan perbincangan banyak orang. Bahkan anak muda saat ini pun sudah mulai banyak yang terjun ke dunia investasi.

Dengan berinvestasilah, seseorang mampu menggandakan kekayaannya berlipat-lipat. Akan tetapi sebelum mulai berinvestasi, ketahui lebih dulu apakah diri Anda sudah siap atau belum untuk terjun ke dunia investasi tersebut.

Ryan McPherson, seorang perencana keuangan bersertifikat sekaligus direktur pembinaan dan pendidikan di Smarthpath mengatakan, investor pemula harus lebih dahulu mempelajari cara kerja investasi dan pasar.

Di sisi lain, Ivory Johnson, perencana keuangan bersertifikat dan juga pendiri Delancey Weath Management pun setuju dengan pernyataan McPherson. Ia menambahkan bahwa berinvestasi di saham individu atau kripto mungkin terlihat menjanjikan. Akan tetapi, mereka berisiko besar, seperti sewaktu-waktu mungkin akan terjadi penurunan secara signifikan atau tajam.

Oleh karena itu, lihatlah kesiapan diri terlebih dulu sebelum terjun ke investasi. Berikut ini tanda-tanda bahwa Anda belum siap untuk masuk ke dunia investasi, seperti mengutip laman CNBC, Minggu (3/77/2021):

1. Belum Memikirkan Tujuan

Ketika membuat rencana keuangan, pikirkan pula tujuan hidup Anda. Apa saja pencapaian yang ingin diraih dan apa prioritas Anda. Jika tidak memikirkan hal tersebut, seringkali seseorang akan tidak sadar uang yang dimiliki digunakan untuk apa saja.

Dengan berinvestasi mungkin kekayaan akan bertambah. Akan tetapi hal itu tidak berarti jika tidak digunakan dengan sebaik mungkin. Itulah mengapa jika Anda belum memikirkan tujuan, ketika sudah memiliki banyak uang, uang tersebut cenderung digunakan untuk hal-hal yang kurang berguna.

Oleh karena itu, sebelum membuka akun pialang, buatlah daftar tujuan yang akan dicapai dan urutkan berdasarkan prioritas. Johnson menyarankan untuk memperhatikan hal-hal penting, seperti masa pensiun, membayar kuliah anak, warisan untuk ahli waris, dan berbagai pertimbangan jangka pendek dan panjang lainnya.

2. Memiliki Banyak Tagihan Berbunga Tinggi

Hati-hati ketika Anda memiliki tagihan berbunga tinggi, tundalah untuk berinvestasi. Johnson mengatakan, “ Berinvestasi dalam situasi ini adalah tanda bahaya.”

Anda mungkin saja bisa mendapatkan beberapa keuntungan besar dengan berinvestasi, tetapi uang tersebut bisa langsung lenyap begitu saja hanya untuk menutup bunga dari tagihan tersebut.

Karena itulah, ada baiknya untuk fokus membayar tagihan berbunga tinggi itu secepat mungkin dan baru berinvestasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

3. Tidak Memiliki Dana Darurat

(Foto: Ilustrasi dolar AS, investasi, uang. Dok Unsplash/Pepi Stojanovski)
(Foto: Ilustrasi dolar AS, investasi, uang. Dok Unsplash/Pepi Stojanovski)

Dana darurat ini berguna ketika sewaktu-waktu ada kejadian mendesak yang tidak terduga. Penting bagi setiap orang untuk memiliki dana darurat.

Johnson menyarankan untuk menghemat pengeluaran setidaknya selama tiga bulan. Jika terlalu berat, mungkin bisa coba untuk menabung selama sebulan sebagai perbulaan.

4. Belum Melakukan Peninjauan

Mungkin beberapa media sudah sering menginformasikan terkait investasi di pasar. Terkadang akan ada waktu ketika nilai tersebut anjlok dan akhirnya menyebabkan investor kehilangan banyak uang. Dari hal tersebut, ambilah pelajaran bahwa melakukan riset akan membantu Anda memahami jenis risiko yang ada dalam dunia investasi. Hal itu juga berguna untuk mempersiapkan diri Anda sendiri sebelum memulai investasi.

5. Tidak Berinvestasi untuk Rencana Pensiun

Tempat terbaik untuk mulai berinvestasi adalah melalui rencana pensiun. “Berkontribusi pada rencana pensiun di tempat kerja sama saja dengan berinvestasi,” kata McPherson.

Karena itu, cobalah untuk memikirkan rencana pensiun terlebih dulu, baru berinvestasi.

 

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya