SKK Migas Target Bor 538 Sumur Pengembangan hingga Akhir 2021

Dalam 5 tahun terakhir aktivitas pemboran sumur migas menurun, kondisi ini juga menyebabkan perusahaan penyedia jasa pengeboran juga mengalami penurunan aktivitas.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Okt 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2021, 08:30 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan, jumlah pengeboran sumur pengembangan yang bisa diselesaikan hingga akhir 2021 mencapai 538 sumur migas. Jumlah tersebut tercatat sebagai jumlah pengeboran sumur pengembangan terbesar sejak 5 tahun terakhir.

Sampai September 2021, pengeboran sumur pengembangan yang sudah diselesaikan mencapai 318 sumur. Jumlah ini sudah lebih tinggi dibandingkan capaian 2020 yang sebesar 240 sumur.

Jika realisasi pengeboran 538 sumur terkejar, maka jumlahnya akan naik 224 persen dibanding 2020. Itu merupakan kenaikan terbesar dalam 5 tahun terakhir, dimana pengeboran sumur pengembangan pada 2016 sebanyak 227 sumur, 2017 sebanyak 200 sumur, 2018 sebanyak 278 sumur, dan 2019 sebanyak 322 sumur.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyampaikan, untuk merealisasikan program yang masif, agresif dan efisien pada 2021 ini, pengeboran sumur pengembangan mulanya ditargetkan sebanyak 616 sumur.

"Di tengah situasi pandemi Covid-19, prognosa realisasi pemboran berdasarkan perkembangan saat ini adalah sebanyak 538 sumur sampai akhir tahun. Capaian ini adalah hal yang membanggakan, sebagai hasil kerja keras dan langkah-langkah extra ordinary yang telah dilakukan oleh SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk merealisasikan program pemboran sumur pengembangan," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (29/10/2021).

Julius mengatakan, ketika dalam 5 tahun terakhir aktivitas pemboran menurun, kondisi ini juga menyebabkan perusahaan penyedia jasa pengeboran juga mengalami penurunan aktivitas dan berkurangnya kesiapan operasi.

Saat SKK Migas dan KKKS menetapkan jumlah pengeboran sebesar 616 sumur pada 2021, ia melanjutkan, maka berbagai langkah dilakukan untuk dapat mengamankan rig yang tersedia dan mengoptimalkannya.

"Salah satunya adalah kontrak bersama penggunaan rig oleh beberapa KKKS. Langkah ini tidak hanya memberikan kepastian jadwal rig, tetapi juga mampu memberikan dampak efisiensi biaya, sehingga memberikan penerimaan negara menjadi lebih optimal," ujar Julius.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perizinan

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Lebih lanjut, Julius mengutarakan, tantangan tidak hanya dari aspek ketersedian rig, tapi juga kesiapan lahan dan penyelesaian perizinan termasuk AMDAL turut menjadi hambatan tersendiri.

Untuk mengejar target prognosa capaian pengeboran sumur pengembangan di 2021 sebesar 538 sumur dari posisi per September sebesar 318 sumur, SKK Migas telah meningkatkan koordinasi dengan KKKS serta instansi tekait.

"Akselerasi terbesar pemboran akan dilakukan di bulan November dan Desember 2021 sebanyak 157 sumur. Sejalan dengan akselerasi pemboran, dilakukan pula pembangunan flowline sehingga diharapkan hasil dari pemboran sumur tersebut dapat segera dialirkan sehingga menambah produksi migas nasional," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya