Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid Beberkan 7 Prioritas Percepat Dekarbonisasi

Kadin siap berperan aktif dalam membantu pemerintah Indonesia untuk penuhi komitmen perubahan iklim.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Nov 2021, 14:20 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2021, 14:20 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid dalam pembukaan paviliun The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang dilaksanakan di Glasgow (1/11/2021). (Dok Kadin)
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid dalam pembukaan paviliun The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang dilaksanakan di Glasgow (1/11/2021). (Dok Kadin)

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berkesempatan memegang peran sebagai mitra pemikiran (thought partner) Pemerintah Indonesia dalam negosiasi UN Climate Change Conference of the Parties (COP26).

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menjelaskan, kondisi perubahan iklim sudah semakin terasa dampaknya terhadap kehidupan manusia, sehingga mendorong seluruh dunia untuk menandatangani Paris Agreement. Perjanjian ini mengajak seluruh negara bekerja sama membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C.

"Kadin siap berperan aktif dalam membantu pemerintah Indonesia untuk penuhi komitmen perubahan iklim. Kadin akan mengajak seluruh komponen pihak swasta, baik itu perusahaan besar maupun UMKM untuk berkolaborasi membantu pemerintah dalam mencapai Net Zero Indonesia di 2060," ungkap Arsjad Rasjid dalam gelaran pembukaan paviliun The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang dilaksanakan di Glasgow dan Jakarta (1/11/2021).

Kadin akan memusatkan perhatian pada inisiatif-inisiatif keberlanjutan yang telah dilakukan oleh sektor swasta. Inisiatif-inisiatif keberlanjutan itu di antaranya mekanisme carbon market, pengurangan deforestasi, transisi menuju energi baru terbarukan, pengelolaan sampah dengan fokus utama pada sampah plastik, serta impact investment untuk perusahaan dengan iklim positif.

"Kami meyakini bahwa kolaborasi antara sektor publik dan swasta serta pihak internasional perlu lebih didorong dan diperkuat pasca-COP26. Kami sudah menetapkan tujuh prioritas untuk mempercepat dekarbonisasi," ungkap Arsjad.

- Pertama, kolaborasi dalam penyusunan regulasi dan implementasi carbon pricing

- Kedua, pembangunan ekonomi berbasis hutan

- Ketiga, peningkatan porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi.

- Keempat, percepatan adopsi mobilitas listrik

- Kelima, pengembangan program-program sirkularitas end-to-end di sektor-sektor utama

- Keenam, inovasi dan perluasan praktik pertanian berkelanjutan; dan

- Ketujuh, penggunaan pembiayaan berkelanjutan untuk mempercepat transisi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kegiatan Paviliun UNFCCC

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid saat pelantikan pengurus Kadin Indonesia, Rabu (20/10/2021).

Selain di Glasgow, Paviliun Indonesia juga dilaksanakan di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 1-12 November 2021.

Arsjad menuturkan bahwa hal ini merupakan salah satu bentuk upaya Soft Diplomacy untuk menyuarakan tindakan, strategi, dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional, sebagai wujud nyata partisipasi bersama untuk mencegah peningkatan suhu global.

Dalam paviliun tersebut, ada berbagai perkembangan dan inovasi dalam pengendalian perubahan iklim yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta Indonesia maupun partner strategis terkait lainnya.

Arsjad menyampaikan, "Paviliun ini kita harapkan dapat menjadi sarana bagi semua pihak bisa untuk berbagi informasi yang konstruktif dan integratif, selain juga bisa membuka peluang bagi para pihak untuk menggali ide, peluang, dan jejaring dalam rangka penguatan upaya pengendalian perubahan iklim".

 

Skema Pembiayaan Untuk Program Berkelanjutan di Indonesia

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, dalam rangkaian UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) memberikan paparan mengenai Indonesia Impact Fund (IIF).

IIF, merupakan skema pembiayaan untuk program yang mensinergikan antara keberlanjutan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, dan aspek sosial.

KADIN menjelaskan bahwa IIF fokus kepada program memberantas kemiskinan, berpartisipasi dalam transisi global menuju net zero emission, meningkatkan tingkat harapan hidup dan kesehatan anak, meningkatkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, kesetaraan kesempatan dalam kepemimpinan untuk perempuan, penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau di daerah perkotaan.

Seperti diketahui, pemerintah telah menginisasi berbagai bentuk SDG Financing atau pembiayaan berkelanjutan untuk mendorong tercapainya visi tersebut.

Meski demikian, partisipasi sektor swasta dalam hal ini juga amat dibutuhkan.

Impact Investing, merupakan salah satu model yang dapat dikembangkan untuk mendukung skema pembiayaan berkelanjutan, di mana investor mendanai secara selektif proyek-proyek atau perusahaan yang mengimplementasikan keberlanjutan dengan mandat menciptakan dampak yang positif bagi keberlangsungan bumi.

APEC Business Advisory Council yang membentuk IIF akan melibatkan KADIN dan untuk menjalankannya, akan bekerjasama dengan Mandiri Capital Indonesia serta United Nations Development Programme (UNDP).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya