Pasca Merger, PPI Diminta Tingkatkan Daya Saing Logistik Nasional

Kementerian BUMN terus memangkas jumlah BUMN dalam rangka efisiensi dan meningkatkan daya saing.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2021, 21:33 WIB
Diterbitkan 16 Des 2021, 19:20 WIB
Neraca Perdagangan RI Alami Surplus
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian BUMN terus memangkas jumlah BUMN dalam rangka efisiensi dan meningkatkan daya saing. Terbaru, PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) dilebur ke dalam PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

Setelah resmi merger, PPI menggelar acara sosialisasi pemantapan menuju integrasi trading logistik yang terdigitalisasi sebagai rangkaian kegiatan pada babak baru New PPI ke depan.

Direktur Utama PPI, Nina Sulistyowati menegaskan bahwa pangan sangat berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu, PPI berkomitmen menghasilkan produk berkualitas.

"Berbicara tentang pangan, artinya kita berbicara hajat hidup masyarakat Indonesia. PPI pasca-penggabungan dan merupakan bagian dari Holding BUMN Pangan, akan bertransformasi untuk menghasilkan produk berkualitas melalui sinergi Klaster Pangan, inklusivitas petani, nelayan, peternak dan UMKM untuk memberikan kontribusi besar untuk pemerintah, baik berupa pajak maupun deviden," ujar Nina dalam acara sosialiasi di Jakarta, Kamis (16/12/2021).

Direktur Jendral Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam berharap PPI dalam memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk meningkatkan peringkat indeks daya saing logistik Indonesia.

"Pentingnya sinergi antara industri dan trading menjadi hal yang perlu diperhatikan dengan penataan ekspor-impor melalui neraca komoditas," katanya.

Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gatut Sumbogodjati mendukung PPI untuk terus berkontribusi untuk mendistribusikan produk-produk strategis dan komoditas pertanian lainnya.

Distribusi ini penting dari daerah surplus ke user/pengguna juga berperan dalam penyelesaian permasalahan logistik terkait ekspor komoditas pertanian.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Logistik Meningkat

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Johni Martha mengatakan bahwa PPI dapat berperan mendukung mandat Presiden dalam meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional melalui revolusi industry 4.0, optimalisasi peran e-commerce, dan sinergi BUMN Klaster Pangan.

Dalam acara ini, PPI Mardigu Wowiek Prasantyo yang dikenal sebagai Bossman Sontoloyo, dan Kirdi Putra, seorang Entrepreneur - Business Coach Communications & Behaviour Analyst.

PPI akan memberikan nilai tambah yaitu meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya, meningkatkan kapabilitas operasional, pendanaan, serta SDM dan menjadi end-to-end service provider di bidang trading dan logistic.

Motivational Session ini menjadi salah satu wadah untuk menggembleng karyawan/ti PPI dalam melakukan improvement kinerja untuk selalu adaptif dan kreatif untuk menjawab tantangan bisnis trading logistik.

Salah satu yang disampaikan Mardigu adalah untuk mengubah sesuatu, mulailah dari diri sendiri dan mulailah untuk menentukan mimpi untuk mencapai passion dalam hidup.

"Seiring dengan perubahan zaman dan perubahan cara kerja melalui disruption era, kita dituntut untuk selalu mampu beradptasi mengembangkan pola pemasaran produk yang sesuai dengan segmen pasar PPI untuk mencapai keuntungan," pungkasnya.

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya