Cara China Ubah Ketimpangan Jadi Kesempatan untuk Berkembang

Sudah rahasia umum, ketimpangan yang terjadi di China sangat besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2022, 22:15 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2022, 22:06 WIB
Angka Kemiskinan di Indonesia Turun
Warga beraktivitas di permukiman kumuh Muara Baru, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Indonesia turun menjadi 26,5 juta orang per September 2021 dari sebelumnya mencapai 27,54 juta orang pada Maret 2021. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Sudah rahasia umum, ketimpangan yang terjadi di China sangat besar. Jurang antar si miskin dan si kaya ini terlihat jelas. Penulis buku Yuen Yuen Ang dalam bukunya menyebutkan ketimpangan yang terjadi di China justru menjadi berkah tersendiri.

"Yuen Yeun Ang bilang ketimpangan ini berkah dan bisa tumbuh dengan cepat," kata Ekonom, Vivi Alatas dalam Bincang Buku Yuen Yuen Ang, Megawati Institute, Jakarta Minggu (23/1).

Vivi menjelaskan, ketimpangan menjadi berkah karena adanya keterhubungan antar wilayah miskin dan wilayah kaya. Dua daerah ini saling bergantung satu sama lain. Daerah membutuhkan wilayah kaya untuk menjual sumber daya yang dimiliki.

Sedangkan wilayah miskin tidak hanya menjadi penyuplai bahan baku tetapi juga menjadi sumber tenaga kerja. Seiring berjalannya waktu, pengusaha pun membuka pabrik-pabrik di wilayah miskin dan memperbaiki kondisi ekonomi di sana.

"Ini adalah hal penting alasan China berhasil menyelesaikan tugas pengentasan kemiskinan dengan baik," kata Vivi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ketimpangan

Angka Kemiskinan di Indonesia Turun
Seorang anak melintasi genangan sampah di permukiman kumuh Muara Baru, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan Indonesia turun menjadi 26,5 juta orang per September 2021 dari sebelumnya mencapai 27,54 juta orang pada Maret 2021. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Selain itu dalam hal reformasi, China biasanya tidak dilakukan secara besar-besaran. Sebaiknya dilakukan secara perlahan dan bertahap. Perubahan yang dilakukan pemerintah tidak dilakukan secara drastis tetapi secara implementasi ke semua daerah.

"Hal ini dilakukan di semua daerah, menekankan eksperimentasi tapi ada bonderisasi," kata dia.

Vivi menambahkan, China juga membuat definisi yang jelas dan terukur tentang kesuksesan. Sehingga capaian setiap wilayah dapat diukur dengan standarisasi yang telah dibuat.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya