Dahsyatnya COVID-19 Omicron Bisa Pangkas Pertumbuhan Ekonomi 2022

IMF memangkas tajam perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2022 seiring dengan inflasi dan penyebaran Covid-19 Omicron.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Jan 2022, 13:22 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2022, 13:22 WIB
FOTO: Kesibukan Tim Medis Bawa Pasien COVID-19 ke Wisma Atlet
Petugas jaga mengecek data pasien COVID-19 yang dibawa petugas medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pemerintah menyiapkan 2.700 tempat tidur di RSD Wisma Atlet untuk merawat pasien COVID-19 dengan kondisi sedang dan ringan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas tajam perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2022 ini. Penurunan itu seiring dengan inflasi yang tinggi dari perkiraan, gangguan rantai pasokan, dan penyebaran Covid-19 Omicron telah memperburuk prospek ekonomi global.

Dalam pembaruan prediksi yang dibuat pada Oktober 2021, IMF mengatakan pihaknya mengantisipasi pertumbuhan ekonomi menjadi 4,4 persen tahun ini, yang turun 0,5 poin persentase, dilansir dari laman The Guardian, Kamis (27/1/2022).

"Munculnya varian baru Covid-19 dapat memperpanjang pandemi dan menyebabkan gangguan ekonomi baru. Selain itu, gangguan rantai pasokan, volatilitas harga energi, dan tekanan upah lokal berarti ketidakpastian seputar inflasi dan jalur kebijakan tinggi," kata IMF.

Penasihat ekonomi IMF Gita Gopinath, mengatakan bahwa sebagai akibat dari pandemi Covid-19, ekonomi global akan menjadi menurun USD 13,8 triliun pada tahun 2024 mendatang jika tren pra-pandemi berlanjut.

Adapun penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada dua negara ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China.

Ekonomi AS kini diperkirakan akan tumbuh 4,0 persen pada 2022 ini - 1,2 poin persentase lebih rendah, Sedangkan ekonomi China, diperkirakan tumbuh 4,8 persen tahun ini, yang turun 0,8 poin persentase.

"Sementara itu, inflasi jadi lebih tinggi dan lebih luas daripada yang diantisipasi, terutama di AS. Ditambah lagi, masalah di sektor real estat China tampaknya lebih berlarut-larut, dan pemulihan konsumsi swasta lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya," ujar Gopinath.

Ia juga memperkirakan, ketegangan antara Rusia dan Ukraina saat ini akan memberikan putaran tambahan pada biaya energi global yang sudah tinggi.

IMF Juga Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi di Eropa

Tokyo Catat Rekor Kasus Covid-19 Setelah Olimpiade
Orang-orang berjalan melintasi persimpangan dekat Stasiun Tokyo di Tokyo sehari setelah kasus virus corona tertinggi ditemukan di kota tuan rumah Olimpiade Kamis (29/7/2021). Tokyo telah melaporkan jumlah tertinggi infeksi Covid-19 hanya beberapa hari setelah dimulainya Olimpiade. (AP/Kntaro Komiya)

IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di German dan Kanada hingga 0,8 poin persentase.

Pertumbuhan ekonomi di Prancis dan Italia juga diperkirakan turun 0,4 poin persentase.

Diketahui bahwa IMF menerbitkan prospek ekonomi dunianya setiap bulan April dan Oktober, dengan pembaruan pada bulan Januari dan Juli.

"Risiko terhadap garis dasar global cenderung menurun," kata IMF.

IMF menggunakan pembaruan proyeksi ekonominya untuk mengulangi seruan vaksinasi yang lebih setara, mencatat bahwa populasi yang sudah divaksinasi penuh adalah sekitar 70 persen di negara-negara berpenghasilan tinggi, tetapi di bawah 4 persen untuk negara-negara berpenghasilan rendah.

Vaksinasi Covid-19 telah mencakup 40 persen dari populasi dunia pada akhir tahun 2021 tetapi ini tidak terjadi di 86 negara.

"Dengan pandemi yang terus mempertahankan cengkeramannya, penekanan pada strategi kesehatan global yang efektif menjadi lebih menonjol dari sebelumnya. Akses di seluruh dunia ke vaksin, tes, dan perawatan sangat penting untuk mengurangi risiko varian Covid-19 yang lebih berbahaya," jelas IMF.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya