Ribuan Produsen Tahu Tempe Ancam Mogok Produksi 3 Hari

Rencana mogok produsen tahu tempe dipicu tingginya harga beli kedelai sebagai bahan baku dasar pembuatan tempe tahu.

oleh Arie Nugraha diperbarui 14 Feb 2022, 19:26 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2022, 17:52 WIB
FOTO: Perajin Tempe di Tengah Lonjakan Harga Kedelai
Perajin memproduksi tempe di industri rumahan kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan mencatat harga kedelai impor mengalami kenaikan 0,8 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 7.000 produsen tahu tempe yang tergabung dalam Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Daerah Jawa Barat akan mogok produksi serentak selama tiga hari dari 21 - 23 Februari 2022.

Menurut Ketua Puskopti Daerah Jawa Barat Asep Nurdin, rencana produsen tahu tempe mogok dipicu tingginya harga beli kedelai sebagai bahan baku dasar pembuatan tempe tahu.

"Sekarang itu naik terus (harganya). Tahun lalu masih sekitar Rp 8.000 - Rp 9.000 (kedelai per kilogram), sekarang sudah Rp 10.000 - Rp 11.000 lah di eceran gitu. Tapi memang pada umumnya kenaikan harga setiap awal tahun. Jadi ada keinginan untuk mogok produksi itu karena sudah naik terus, nggak ada turun - turunnya gitu," ujar Asep saat dihubungi Liputan6.com, Bandung, Senin (14/2/2022).

Asep mengatakan mogok produksi itu dilakukan agar masyarakat mengetahui jika berdampak terhadap harga jual tempe dan tahu.

Besaran kenaikan harga jual tempe dan tahu yaitu 30 persen dari harga jual awal. Asep mencontohkan harga jual tempe dan tahu Rp 4.000 menjadi Rp 5.000.

"Ya itu terpaksa dinaikkan harganya oleh pengrajin. Jadi masyarakat tidak kaget kalau ada kenaikan ini. Karena kita awali dengan mogok atau berhenti produksi ini," kata Asep.

Sebelumnya, kelompok yang sama telah melakukan aksi serupa pada Januari 2021. Sebab pada waktu itu, harga bahan baku tahu tempe berupa kedelai, mengalami kenaikan dari harga beli yang awalnya yaitu Rp 6.000 - 7.000 per kilogram menjadi Rp 9.400 - 10 ribu per kilogram.

"Kita meminta dulu meminta kepada pemerintah memenuhi janji akan mengucurkan subsidi pembelian impor kedelai dari Amerika Serikat di kisaran Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram. Tetapi sampai kini belum ada realisasinya," ucap Asep.

 

Permintaan ke Pemerintah

FOTO: Perajin Tempe di Tengah Lonjakan Harga Kedelai
Perajin memproduksi tempe di industri rumahan kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Harga kedelai impor naik dari Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 12.500. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Asep meminta pemerintah harus serius menangani swasembada kedelai dari program kucuran dana APBN yang tidak berjalan mulus.

Tujuannya agar kebutuhan kedelai dalam negeri terpenuhi dengan baik tanpa tergantung kepada importir.

"Apabila Indonesia memiliki kedelai sendiri, tidak masalah harga jual tempe tahu ke konsumen dinaikkan. Karena menguntungkan terhadap petani kedelai dalam negeri," sebut Asep.

Puskopti Daerah Jawa Barat menyatakan secara keseluruan terdapat 15 ribu perajin tempe tahu yang ada. Tetapi yang bergabung dengan kelompok tersebut hanya 7 ribu. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya