Dunia Terancam Krisis Pangan Gara-gara Covid-19 hingga Perang Rusia-Ukraina

WFP dan FAO mengeluarkan peringatan keras tentang berbagai krisis pangan dunia yang didorong oleh masalah iklim, dampak Covid-19, hingga perang Rusia-Ukraina.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Jun 2022, 13:14 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2022, 13:14 WIB
Ilustrasi krisis pangan
Karyawan Toko Umum Bahan Makanan Kyonghung mendisinfeksi ruang pamer di Pyongyang, Korea Utara. Program Pangan Dunia (WFP) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengeluarkan peringatan keras tentang ancaman krisis pangan dunia. (Foto AP/Jon Chol Jin, File)

Liputan6.com, Jakarta - Program Pangan Dunia (WFP) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengeluarkan peringatan keras tentang berbagai krisis pangan dunia yang terjadi akibat masalah iklim seperti kekeringan, dampak pandemi Covid-19 serta perang Rusia-Ukraina

Dilansir dari US News, Selasa (7/6/2022) Direktur Eksekutif WFP David Beasley mengatakan bahwa krisis pangan global, selain merugikan masyarakat miskin juga mengancam jutaan keluarga yang baru saja bertahan hidup.

"Kondisi sekarang jauh lebih buruk daripada selama Musim Semi Arab pada tahun 2011 dan krisis harga pangan 2007-2008, ketika 48 negara diguncang oleh kerusuhan politik, dan protes," kata Beasley dalam sebuah pernyataan.

Laporan WFP dan FAO menyerukan tindakan kemanusiaan yang mendesak untuk membantu "titik panas kelaparan" di mana kelaparan akut diperkirakan akan memburuk selama beberapa bulan ke depan.

Kedua badan pangan PBB tersebut juga kembali memperingatkan bahwa perang di Ukraina memperburuk harga pangan dan energi yang sudah naik di seluruh dunia.

"Efeknya diperkirakan akan sangat akut di mana ketidakstabilan ekonomi dan kenaikan harga digabungkan dengan penurunan produksi pangan karena guncangan iklim seperti kekeringan atau banjir yang berulang," demikian pernyataan bersama WFP dan FAO.

Laporan WFP dan FAO juga mengutip dampak iklim serius lainnya, yaitu hujan yang berlevel di atas rata-rata dan risiko banjir lokal di Sahel, petak luas Afrika yang membentang di selatan Gurun Sahara.

Imbas Perang Rusia-Ukraina, PBB Minta Miliarder Bantu Atasi Krisis Pangan

Harga Roti di Mesir Terdampak Konflik Rusia-Ukraina
Pria Mesir bekerja di sebuah toko roti di sebuah pasar di Kairo, pada 17 Maret 2022. Melonjaknya harga roti yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina telah menggigit daya beli konsumen di Mesir, importir gandum terkemuka dari negara-negara bekas Soviet. (Khaled DESOUKI / AFP)

epala Program Pangan Dunia PBB (WFP) menyerukan kepada para miliarder di seluruh dunia bahwa saatnya untuk mengambil tindakan ketika ancaman global tentang kerawanan pangan meningkat seiring perang Rusia-Ukraina dan dampak pandemi Covid-19. 

Dilansir AlJazeera, Direktur Eksekutif WFP David Beasley mengatakan dia melihat tanda-tanda menggembirakan dari beberapa orang terkaya di dunia, seperti Elon Musk dan Jeff Bezos.

Tahun lalu, Direktur Eksekutif WFP David Beasley telah menyuarakan di media sosial tentang pentingnya peran miliarder dalam menyumbang dana USD 6 miliar untuk mengatasi kelaparan dunia.

Sejak itu, "Musk memasukkan dana USD 6 miliar ke sebuah yayasan. Tetapi semua orang mengira dana itu datang kepada kami, tetapi kami belum mendapatkannya. Jadi saya sudah ada harapan," kata Beasley kepada The Associated Press di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi," katanya tentang Musk.

"Kami mencoba setiap sudut, Anda tahu: Elon, kami membutuhkan bantuan Anda, saudara," ungkap Beasley.

Beasley pun menegaskan bahwa seruannya tidak hanya untuk dua pakar teknologi terkenal itu, tetapi juga miliarder lainnya.

"Dunia berada dalam masalah yang sangat serius. Ini bukan hanya retorika. Maju sekarang, karena dunia membutuhkan Anda,” katanya.

 

Perang Rusia Ukraina Bisa Sebabkan Krisis Pangan Global Bertahun-tahun

Sebagian Pengungsi Ukraina Masih Bertahan di Stasiun Kereta Bawah Tanah Kharkiv
Seorang perempuan memotong sayuran di kereta bawah tanah kota Kharkiv, di Ukraina timur, Kamis (19/5/2022). Meskipun pengeboman di Kharkiv telah berkurang dan kereta bawah tanah tersebut diperkirakan akan beroperasi awal minggu depan, beberapa penduduk masih menggunakannya sebagai tempat perlindungan bom sementara. (AP Photo/Bernat Armangue)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa perang Rusia-Ukraina dapat segera menyebabkan krisis pangan global yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. 

Dikutip dari BBC, Jumat (20/5/2022) Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan perang telah memperburuk kerawanan pangan di negara-negara miskin karena kenaikan harga.

Guterres mengatakan bahwa konflik - dikombinasikan dengan efek perubahan iklim dan pandemi - "mengancam puluhan juta orang ke jurang kerawanan pangan diikuti oleh kekurangan gizi, kelaparan massal dan kelaparan".

"Beberapa negara juga dapat menghadapi kelaparan jangka panjang jika ekspor Ukraina tidak dikembalikan ke tingkat sebelum perang," tambah Guterres.

"Ada cukup makanan di dunia kita sekarang jika kita bertindak bersama. Tetapi jika kita tidak menyelesaikan masalah ini hari ini, kita bisa menghadapi kekurangan pangan global dalam beberapa bulan mendatang," ujarnya.

Diketahui bahwa perang Rusia-Ukraina telah memutus pasokan dari pelabuhan Ukraina, yang pernah mengekspor sejumlah besar minyak goreng serta sereal seperti jagung dan gandum.

Masalah ini telah mengurangi pasokan global dan menyebabkan harga alternatif melambung. Harga pangan global pun telah hampir mencapai 30 persen lebih tinggi dari waktu yang sama tahun lalu, menurut PBB.

Guterres memperingatkan bahwa satu-satunya solusi efektif untuk krisis pangan adalah mengintegrasikan kembali produksi pangan di Ukraina, serta pupuk yang diproduksi oleh Rusia dan Belarusia, kembali ke pasar global.

Infografis Harga Pangan Meroket
Infografis Harga Pangan Meroket (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya