Menakar Urgensi Integrasi Data dan Informasi di BUMN Farmasi

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyoroti pentingnya ada integrasi data dan informasi diantara perusahaan pelat merah sektor farmasi.

oleh Arief Rahman H diperbarui 20 Jul 2022, 20:45 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2022, 20:45 WIB
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyoroti pentingnya ada integrasi data dan informasi diantara perusahaan pelat merah sektor farmasi. Maka, sejumlah BUMN menginisiasi adanya integrasi data tersebut guna mempermudah masyarakat.

Ketersediaan sistem informasi layanan kesehatan yang memudahkan masyarakat merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari sistem kesehatan di suatu negara. Namun, disintegrasi data kesehatan seringkali menimbulkan permasalahan.

Sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk mempercepat digitalisasi birokrasi dan pelayanan masyarakat, BUMN hadir melalui program Healthcare Information Exchange.

Langkah ini telah resmi dimulai sejak Selasa 19 Juli 2022. Ditandai dengan prosesi kick off dan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) serta Non-Disclosure Agreement (NDA).

“Kita perlu menentukan dari beberapa inisiatif ini, mana yang memang bisa menjadi semacam quick win atau used case yang betul-betul akan kita implementasikan. Tentu yang pertama adalah inisiatif mengenai identity, identitas dari 1 penyedia jasa dapat digunakan di tempat lain, begitu juga payment dan lain-lain,” kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (20/7/2022).

Saat ini, terdapat berbagai sistem kesehatan yang dibangun dalam lingkup BUMN. Namun, sistem-sistem yang ada saat ini belum terintegrasi. Disintegrasi data kesehatan menimbulkan permasalahan aksesibilitas dan kualitas data yang dapat berdampak pada kualitas kebijakan kesehatan yang dihasilkan.

Penerapan data integration healthcare mampu menciptakan nilai tambah dengan mengintegrasikan 6 rantai supply ekosistem kesehatan seperti: pharmacy & biotech; medical device & product; distributors; healthcare provider & retail (RS, Klinik); consumption of services (pasien); dan payors (Insurance, Jaminan Kesehatan).

“Mudah-mudahan apa yang kita tandatangani hari ini betul-betul bisa direalisasikan, masyarakat bisa langsung melihat dengan nyata bagaimana pengaruh upaya inisiatif ini mempengaruhi user experience masyarakat,” ujar Pahala.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Keamanan dan Privasi Data

Ilustrasi laboratorium farmasi
Ilustrasi laboratorium farmasi. (Foto: Pixabay/luvqs)

Lebih lanjut Wamen Pahala menandai sektor yang perlu menjadi perhatian, yakni terkait security dan privasi data. Pasalnya, kedua hal ini cukup menjadi hal yang sensitif di masyarakat sehingga perlu menjadi prioritas.

 “Kalau kita perhatikan, ekosistem healthcare kita bahkan dunia sangat fragmented, sangat panjang, pihak yang terlibat sangat banyak, dan sangat disconnected. Kompleksitas inilah yang coba kita gambarkan dan identifikasi, mana yang bisa kita simplifikasi. Muncullah ide konsep data exchange yang lebih friendly, yang lebih mudah, aman, dan comply terhadap regulasi,” papar Keuta PMO B2B Soleh Ayubi menerangkan.

“Jadi, konteks dari PKS yang akan ditandatangani hari ini adalah dalam konteks kita belajar. Ini bukan sekadar tentang teknologi, tapi bagaimana nanti teknologi ini secara praktikal dapat dipakai dan diterima oleh semua stakeholder. Seluruh proses ini kita coba lakukan dengan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan,” papar Soleh.

PKS dan NDA ditandatangani oleh BUMN dan anak perusahaan BUMN yang terlibat, antara lain: PT Bio Farma (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina Bina Medika IHC, dan PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia.

Wamen Pahala pun turut mengapresiasi upaya BUMN untuk selangkah lebih maju dalam mewujudkan integrasi data kesehatan berbasis digital. Pahala berharap, komitmen yang ditandatangani pada hari ini dapat terealisasi dengan baik.

 

Kinerja  

Kasus Virus Corona Bertambah, Bio Farma Kebut Penemuan Vaksin Anti Covid-19
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Sepanjang tahun 2021, Holding BUMN Farmasi mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 43,44 triliun. Pencapaian ini meningkat lebih dari 2 kali lipat pendapatan pada tahun 2020 yang hanya Rp 14,32 triliun. Sehingga holding tahun 2021 Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma mencatatkan untung Rp 1,93 triliun, naik 668,1 persen dari capaian tahun 2020

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan kinerja yang meningkat signifikan ini salah satunya merupakan kontribusi Bio Farma dalam melaksanakan penugasan untuk penyediaan dan pendistribusian vaksin Covid-19.

Termasuk dari penjualan layanan regular Bio Farma berupa vaksin dan serum untuk pasar domestik maupun pasar internasional.

“Kinerja Bio Farma sebagai induk, kontribusi dari sektor pemerintah melalui penugasan penyediaan vaksin Covid-19, sebesar Rp 26,81 triliun. " kata Honesti dalam keterangan resminya.

Kinerja ekspor Bio Farma sepanjang tahun 2021 tercatat mencapai Rp 1,47 triliun, meningkat sebesar 47,58 persen. Sementara itu, pendistribusian vaksin Covid-19 hibah sebesar Rp 388,83 miliar.

Selain vaksin dan serum, penjualan holding BUMN Farmasi juga ditopang dari kinerja PT Kimia Farma pada sektor manufaktur dan Indofarma yang berasal peningkatan nilai penjualan dari segmen produk obat dan pengadaan vaksin Covid-19.

 

Kimia Farma

PT Kimia Farma
PT Kimia Farma Tbk adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang sudah didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sejak 1817.

Kimia Farma (KAEF) sebagai anggota Holding BUMN Farmasi, memberikan kontribusi sebesar 29,6 persen dari total pendapatan bersih, atau mencapai Rp 12,85 triliun. Penjualan Kimia Farma didominasi oleh peningkatan pada segmen manufaktur yang tumbuh hingga 246,75 persen, dan segmen ritel yang tumbuh 19,12 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Indofarma (INAF) memberikan kontribusi sebesar 6,68 persen atau mencapai Rp 2,9 triliun. Mengalami peningkatan hingga 69,15 persen dari kinerja tahun 2020.

Pencapaian tersebut berasal dari peningkatan nilai penjualan dari segmen produk Obat sebesar Rp 2,1 triliun, Angka ini mengalami kenaikan Rp 1,234 triliun atau 142,52 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 865,86 miliar.

"Pengadaan vaksin Covid-19 memberikan kontribusi penjualan bersih sebesar Rp 924,76 miliar," kata dia.

Berlanjut di 2022

Kinerja Holding BUMN Farmasi yang menggembirakan di tahun 2021 diharapkan akan berlanjut di tahun 2022. Terlebih Holding BUMN Farmasi sedang bertransformasi ke industri healthcare dan digitalisasi layanan kesehatan.

Sebagai informasi, sejak dibentuk pada 2020, Holding BUMN Farmasi membawa misi untuk mewujudkan ketahanan kesehatan nasional di Indonesia. Caranya dengan mengintegrasikan seluruh kompetensi yang dimiliki, memadukan seluruh talenta dan kemampuan untuk berinovasi. Termasuk mempersiapkan program-program transformasi sebagai roadmap bagi pengembangan BUMN Farmasi menjadi Leading Life Science Company kelas dunia.

BUMN Farmasi sejak awal pandemic Covid 19 juga telah berperan sebagai garda terdepan dalam mencegah dan menanggulangi pandemi dengan menyediakan, mengembangkan, memproduksi dan mendistribusikan vaksin COVID-19 ke seluruh pelosok negeri. Sehingga tujuan pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) bisa tercapai.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya