Bertambah, Produksi Gas Lapangan Sisi Nubi Capai 160 Juta Kaki Kubik

Lapangan Sisi Nubi mengalami fase declining sampai pada level 60 MMscfd pada Juli 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Okt 2022, 10:36 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 10:36 WIB
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM)
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang termasuk dalam Zona 8 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina berhasil meningkatkan kontribusi terhadap capaian produksi gas nasional melalui Lapangan Offshore Sisi Nubi yang mengalami kenaikan produksi ke level 160 MMscfd (juta standar kaki kubik) pada tanggal 20 Oktober 2022.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang termasuk dalam Zona 8 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina berhasil meningkatkan kontribusi terhadap capaian produksi gas nasional melalui Lapangan Offshore Sisi Nubi yang mengalami kenaikan produksi ke level 160 MMscfd (juta standar kaki kubik) pada tanggal 20 Oktober 2022.

Sebelumnya, lapangan Sisi Nubi mengalami fase declining sampai pada level 60 MMscfd pada Juli 2020.

Saat ini, lapangan Sisi Nubi berkontribusi sebesar hampir 30 persen produksi gas dari Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dimana sebelumnya pencapaian tertinggi diraih pada bulan November 2019.

General Manager PHM, Krisna, menyampaikan bahwa keberhasilan peningkatan produksi gas PHM sebagai dampak positif dari insentif migas yang telah diberikan oleh pemerintah kepada PHM pada tahun 2021, berupa percepatan depresiasi dan pembebasan PPN, sehingga PHM dapat membangun tambahan anjungan serta melakukan pengeboran sumur baru yang lebih banyak untuk mendukung peningkatan produksi.

“Kami menerapkan praktik pengeboran yang lebih efektif, efisien, dan cepat dalam menemukan sumber daya migas baru dari kegiatan eksplorasi maupun pengembangan (eksploitasi). Pencapaian ini merupakan realisasi program kerja Perusahaan yang didukung adanya persetujuan insentif migas dari pemerintah,” ujar Krisna.

Krisna menjelaskan bahwa peningkatan produksi ini merupakan kontribusi sumur-sumur anjungan baru di North Sisi dan North Nubi yang mulai beroperasi pada bulan Juni dan Agustus 2022 serta program perawatan dan intervensi pada sumur-sumur eksisting.

“Keberlangsungan produksi di Lapangan Sisi Nubi ini didukung oleh kehandalan fasilitas produksi yang telah menjalani program perawatan secara sistematis serta inspeksi perpipaan yang dilakukan secara regular. Selain itu, peningkatan produksi lapangan ini dapat terwujud berkat kolaborasi yang baik antar semua fungsi yang terkait, antara lain Subsurface Development & Planning, Project, Drilling & Intervention, serta Production Operations,” jelas Krisna.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tambah Produksi Gas Nasional

SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yaitu Satuan Kerja Khuhsus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) (Dok. SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

Menurutnya, keberhasilan yang diraih PHM di lapangan Sisi Nubi tidak lepas dari dukungan SKK Migas serta PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai induk perusahaan. Program pengeboran sumur baru di lapangan ini masih berlangsung dan diharapkan akan terus berkontribusi untuk penambahan produksi gas nasional dari Mahakam.

“Kami berkomitmen untuk terus berinvestasi dan melakukan pengeboran sumur-sumur baru sebagai langkah strategis dalam menahan laju penurunan produksi alamiah dan menjaga tingkat produksi migas guna mendukung pencapaian target produksi migas nasional 2030,” pungkas Krisna.

Lapangan Sisi ditemukan pada tahun 1986 dan lapangan Nubi ditemukan pada tahun 1992. Cadangan gas dari lapangan Sisi Nubi diproduksi bersama melalui beberapa anjungan offshore kemudian dialirkan melalui satu pipa berukuran 26” ke SNPS Slugcatcher dan selanjutnya dilakukan proses treatment di Tunu Processing Facilities.

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.


Pertamina Raih Peringkat 2 Rating ESG Dunia

Gedung Pertamina. Dalam rangka memberi kesempatan bagi para pencari kerja, Pertamina Group membuka program internship 2022. Dok Pertamina
Gedung Pertamina. Dalam rangka memberi kesempatan bagi para pencari kerja, Pertamina Group membuka program internship 2022. Dok Pertamina

Ikhtiar tanpa henti dalam menerapkan aspek Environment, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis mengantarkan PT Pertamina (Persero) meraih perbaikan skor ESG. Pertamina meraih posisi nomor 2 secara global dalam kategori Oil and Gas.

Pada Oktober 2022, Pertamina menerima Peringkat Risiko ESG 22.1 dari Lembaga ESG Rating Sustainalytics dan dinilai berada pada tingkat risiko Medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG. Peringkat Risiko ESG menempatkan Pertamina berada di peringkat 2 (dua) secara global dalam sub-industri Integrated Oil & Gas oleh Sustainalytics, yang mana posisi ini melonjak tinggi dari peringkat nomor 8 dari 54 perusahaan yang sama di tahun 2021.

Selain itu, pada kategori industri Oil & Gas Producer, peringkat Pertamina juga meningkat tajam dari ranking 15 pada tahun lalu, naik ke peringkat 7 dari 254 perusahaan global.

“Peningkatan ranking dalam pemeringkatan ESG secara global ini menjadi pemicu bagi kami untuk dapat terus meningkatkan dampak positif perusahaan bagi lingkungan dan masyarakat, dan sekaligus menjadi kado HUT Pertamina yang telah berusia 65 tahun,” ucap Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Menurut Nicke, upaya Pertamina sepanjang tahun 2022 untuk melakukan dekarbonisasi, memproduksi energi yang ramah lingkungan dalam rangka mengatasi perubahan iklim telah memberikan dampak positif bagi kinerja ESG perusahaan.

Selain itu juga penguatan aspek keselamatan kerja, tata kelola perusahaan, pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain.


Turun 29 Persen

Pertamina menerima Peringkat Risiko ESG 22.1 dari Lembaga ESG Rating Sustainalytics dan dinilai berada pada tingkat risiko Medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG. (Dok Pertamina)
Pertamina menerima Peringkat Risiko ESG 22.1 dari Lembaga ESG Rating Sustainalytics dan dinilai berada pada tingkat risiko Medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG. (Dok Pertamina)

“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh manajemen dan Perwira (Pekerja Pertamina) yang telah bekerja keras dalam program penurunan emisi karbon, di mana kita telah berhasil menurunkan 29 persen emisi karbon yang dihasilkan Pertamina Group,” tandas Nicke.

Peringkat Risiko ESG oleh Sustainalytics mengukur eksposur perusahaan terhadap risiko ESG yang material bagi tiap industri dan seberapa baik perusahaan mengelola risiko tersebut, memberikan ukuran kuantitatif yang dapat dibandingkan di semua industri.

Sustainalytics menilai aktivitas Pertamina di bidang eksplorasi, produksi serta pengolahan minyak, gas dan petrokimia memiliki risiko tinggi. Namun, pengelolaan risiko yang dilakukan Pertamina dipandang kuat, terutama terkait “Land Use & Biodiversity, Human Capital, dan Occupational Health & Safety.

  

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya