John Riady Yakini Bubble Digital dan Resesi Tak Halangi Indonesia Jadi Episentrum Pertumbuhan

John Riady menyebut saat ini bubble startup sebagai fenomena wajar agaraliran investasi seiring sejalan dengan pengembangan pasar secara riil.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Nov 2022, 22:44 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2022, 15:59 WIB
Konsep Hunian One Stop Living Sasar Generasi Milenial
CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady (kanan) COO Rudy Halim (kiri) meninjau aktivitas pemilihan unit di Lippo Karawaci Barat, Tangerang, Sabtu (30/10/2021). Riset pasar menunjukan market demand terbesar didominasi pembeli usia 25 - 45 atau generasi milenial dan generasi Z. (Liputan6.com/HO/Firdi)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady menilai rontoknya investasi perusahaan teknologi digital dan kemelut resesi global yang diprediksi terjadi pada tahun depan seharusnya tidak membuat Indonesia dan kawasan Asean kehilangan momentum pertumbuhan.

Pasalnya, kondisi tremor tersebut merupakan konsekuensi wajar dari situasi global hari ini, tetapi katalis pertumbuhan masih cukup banyak untuk Indonesia dan Asean. Ini dia ungkapkan  beberapa waktu lalu dalam kegiatan Cathay Forum ke 9 di Singapura.

Dia menyebut saat ini bubble startup sebagai fenomena wajar agaraliran investasi seiring sejalan dengan pengembangan pasar secara riil.

Singkatnya, tegas John, fenomena ini akan menguji sekian banyak perusahaan teknologi digital yang relevan bagi pasar, serta memvalidasi valuasi.

Hal tersebut akan memberikan imbas positif bagi berbagai inovasi dan solusi bagi masyarakat menyongsong era digital lebih lanjut ke depan.

Sementara terkait dengan potensi resesi yang menjelang, John menilai kondisi Indonesia dan kawasan Asean masih memiliki kekuatan guna meredam dampak terburuknya.

Sewaktu perdagangan internasioal lesu akibat kontraksi perekonomian yang terjadi di negara-negara besar, Indonesia dan negara kawasan Asean masih bisa mengandalkan pasar domestik maupun regional.

“Persoalan utama memang masih menghantui, seperti terganggunya rantai pasok global, berimbas kepada aliran bahan baku maupun sektor energi. Namun dari perkiraan berbagai lembaga global, Indonesia dan kawasan Asean masih jauh lebih baik,” ungkapnya.

 

ASEAN Berkembang

Generasi Ketiga Lippo yang juga menjabat sebagai CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady. (Istimewa)
Generasi Ketiga Lippo yang juga menjabat sebagai CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady. (Istimewa)

Di sisi lain, dia meyakini Asean ke depan akan jauh lebih berkembang. Saat ini saja, jelas John, Asean merupakan kawasan ekonomi terpadat ketiga di dunia, dengan tingkat pertumbuhan nomor tiga setelah China dan India.

Sejalan dengan itu, berdasarkan riset IMF bersama Standard Chartered pada 2030, Indonesia akan menjadi negara peringkat empat PDB terbesar di dunia yang mencapai USD 10,1 triliun. Indonesia membuntuti posisi China, India, dan Amerika Serikat.

Proyeksi tersebut, ungkap John, sangat mungkin terealisasi mengingat jumlah populasi produktif yang cukup besar. Pada 2030 saja, populasi usia kerja di Asean bakal meningkat 40 juta orang dari saat ini, disaat negara lainnya mengalami penyusutan.“Dan Asean, Indonesia mengambil porsi sekitar setengahnya,” kata John.

Faktor yang sama akan membuat penetrasi digital di Indonesia akan semakin masif ke depan. Mengacu riset Google dan Bain, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia mengalami lonjakan tajam sejak 2 tahun lalu.

Bahkan pada 2030 ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan mencapai nilai sebesar USD 330 miliar, meningkat lima kali lipat dari 2021 yang sebesar USD 70 miliar.

 

Tak Mengejutkan

Kerjasama Fasilitas Pengisian Charging Mobil Listrik di Mall
CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady memberi sambutan pada penandatanganan kesepakatan kerja sama layanan Fasilitas Charging Mobil Listrik antara PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) dan PT Lippo Malls Indonesia (LMI) di Lippo Mall Kemang, Jakarta, Senin (12/04/2021). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

John menilai prediksi itu tidak mengejutkan. Sebab, diukur dari sudut valuasi perusahaan teknologi digital saja terjadi peningkatan 1.000 kali lipat dalam 8 tahun terakhir.

“Pada 2014, value dari seluruh perusahaan teknologi di Indonesia hanya berkisar Rp 1 triliun. Saat ini dengan semakin majunya perusahaan tersebut, nilainya bisa mencapai Rp 1.000 triliun,” ungkap John.

Karena itu, sejauh ini Lippo Group sebut John, juga akan memainkan peran penting bagi laju tersebut. Lippo Group akan mengawal episentrum pertumbuhan Asean dan dunia dengan mengoptimalkan lagi kinerja seluruh tentakel bisnis yang meliputi properti, kesehatan, ritel, dan investasi teknologi.

“Lippo Group memainkan proksi bagi kemajuan ekonomi Indonesia secara signifikan, dan kami akan terus memanfaatkan perubahan teknologi untuk berinovasi, serta memperkuat posisi kepemimpinan kami,” tutup John.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya