Strategi Dekarbonisasi dan Bisnis Hijau Pertamina International Shipping demi Gapai Net Zero Emission 2060

IS menyiapkan belanja modal untuk dekarbonisasi dan ekspansi green business, yang di antaranya adalah penambahan armada untuk pengangkutan hidrogen di 2040 yang ditujukan ke market export.

oleh Nurmayanti diperbarui 16 Nov 2022, 15:11 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2022, 15:11 WIB
PT Pertamina International Shipping mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060
PT Pertamina International Shipping mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dengan menyusun strategi bisnis jangka panjang yang menerapkan dekarbonisasi dan bisnis hijau.

Strategi tersebut dibagi dalam 3 tahap, yakni jangka pendek di 2022- 2025 dengan mulai menerapkan dan mengatur kecepatan kapal, optimalisasi rute, dan strategi efisiensi operasional kapal lainnya untuk mengurangi emisi.

Dilanjutkan dengan strategi jangka menengah yakni di periode 2026 hingga 2030, di mana PIS menjalankan komitmen pengurangan gas emisi rumah kaca dengan menargetkan pengurangan emisi hingga sebanyak 20 ribu ton CO2 dan juga penyiapan armada untuk ekspansi bisnis baru, di antaranya adalah bisnis pengangkutan ammonia untuk pasar ekspor.

Untuk periode jangka panjang dari 2030 hingga 2060, PIS menargetkan bisa optimal mendukung NZE, dengan menyiapkan capex yang tidak hanya berfokus untuk dekarbonisasi tapi sekaligus untuk ekspansi ke green business.

Di tahap ini, PIS menyiapkan belanja modal untuk dekarbonisasi dan ekspansi green business, yang di antaranya adalah penambahan armada untuk pengangkutan hidrogen di 2040 yang ditujukan ke market export.

Sementara dari sisi penggunaan bahan bakar, PIS akan menyiapkan sebanyak 200 armada dual fuel yang di antaranya memanfaatkan LNG, Ammonia, E- Methanol.

“Program dekarbonisasi dan ekspansi ke green business yang telah kami siapkan untuk jangka pendek, menengah, hingga panjang agar bisnis perusahaan bisa tetap sustain dan bertumbuh seiring upaya pencapaian net zero emission commitment,” ujar Corporate Secretary PIS Muhammad Aryomekka Firdaus.

Kapal Pertamina Makin Mendunia, Kini Kibarkan Merah Putih di AS

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengerahkan 258 unit kapal tanker untuk Crude, BBM, dan Gas dioperasikan secara penuh dan siaga untuk mendistribusikan energi ke pelosok negeri. (Dok. Pertamina)
PT Pertamina International Shipping (PIS) mengerahkan 258 unit kapal tanker untuk Crude, BBM, dan Gas dioperasikan secara penuh dan siaga untuk mendistribusikan energi ke pelosok negeri. (Dok. Pertamina)

PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali mencetak prestasi dan sukses terus mengibarkan bendera merah putih di lautan internasional. Kali ini, prestasi kembali ditorehkan oleh kapal Pertamina Gas 2 (PG2) yang sukses mengantongi Sertifikat Kepatuhan (Certificate of Compliance/COC) dari United States Coast Guard (USCG) pada Agustus 2022.

COC diterbitkan terhadap kapal berbendera asing yang berlayar di perairan Amerika Serikat, merupakan salah satu indikator terpercaya di industri maritim internasional karena pemeriksaan tersebut diterapkan dengan standar yang tinggi untuk memastikan terlaksananya perdagangan yang aman di seluruh wilayah transportasi laut dalam yurisdiksi Amerika Serikat.

Kapal PG2 yang dinakhodai oleh Captain Dasuki ini menjalani pemeriksaan oleh USCG pada 15 Agustus 2022, di mana seluruh area kapal diinspeksi secara seksama mulai dari anjungan, ruang mesin, ruang navigasi, geladak dan lainnya.

Dilakukan juga inspeksi lainnya seperti pemeriksaan ballast record book, garbage record book , drill record , pemeriksaan alarm, ventilasi, dan lainnya.

Dasuki memastikan kapal Pertamina yang memiliki total 24 kru yang seluruhnya warga negara Indonesia memenuhi persyaratan dan standar yang tinggi untuk pelayaran internasional.

Menurutnya, hal ini juga tak lepas dari kecakapan para kru. Pada kali ini, PG2 lolos tanpa observasi (zero observasi) yang merupakan prestasi luar biasa di mana dapat lolos pemeriksaan tanpa adanya catatan.

“Untuk memelihara dan mempertahankan kapal selalu dalam performa yang terbaik dibutuhkan suatu sistem yang komprehensif dan pelaksanaan pemeliharaan yang berkelanjutan oleh sumber daya manusia yang andal,” ujarnya, Kamis (22/9/2022).

 

Kepatuhan PIS

Kapal Gas Walio milik PT Pertamina International Shipping (PIS) lolos kriteria Paris MoU. Dengan kelolosan ini Kapal PIS bisa berlayar kibarkan bendera Indonesia di benua Eropa. (Dok PIS)
Kapal Gas Walio milik PT Pertamina International Shipping (PIS) lolos kriteria Paris MoU. Dengan kelolosan ini Kapal PIS bisa berlayar kibarkan bendera Indonesia di benua Eropa. (Dok PIS)

Kembali terbitnya Certificate of Compliance examination dari USCG ini juga merupakan bentuk kepatuhan PIS terhadap standar dan tata nilai yang berlaku di industri shipping internasional yang bisa meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap PIS.

Corporate Secretary PIS Muhammad Aryomekka Firdaus memastikan kapal-kapal PIS yang dimiliki dan dikuasai harus 100 persen memenuhi regulasi yang ada, baik yang berlaku di Indonesia maupun di perairan internasional.

“Seluruh tim operasi, tim fleet management harus memastikan bahwa kapal yang dioperasikan memenuhi standar internasional dan regulasi lainnya yang berlaku. Kesuksesan ini membuktikan pelaut-pelaut PIS memiliki kompetensi yang memadai untuk mengarungi samudera-samudera di dunia dan mengibarkan bendera merah putih dengan bangga,” ujarnya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya