Hadapi Gelombang PHK Startup, Pemerintah Putar Otak

Pemerintah telah memiliki sejumlah langkah strategis dalam menghadapi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia, termasuk yang dilakukan oleh perusahaan rintisan (start up).

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Nov 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2022, 19:00 WIB
Indonesia Bersiap Alami Resesi
Pejalan kaki melintasi pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (23//9/2020). Pemerintah telah memiliki sejumlah langkah strategis dalam menghadapi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia, termasuk yang dilakukan oleh perusahaan rintisan (start up).(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah telah memiliki sejumlah langkah strategis dalam menghadapi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia, termasuk yang dilakukan oleh perusahaan rintisan (start up).

"Karena ada resesi ya, ini sudah mulai terjadi PHK dari beberapa termasuk perusahaan start up, pemerintah secara umum sebenarnya sudah menyiapkan berbagai berbagai program antisipasi itu," kata Wapres Ma'ruf Amin di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu.

Sejumlah perusahaan start-up melakukan PHK terhadap karyawannya.

"Misalnya (langkah) pertama itu melakukan upaya-upaya program padat karya untuk menampung tenaga kerja yang ter-PHK itu. Program-program besar itu dibagi kecil-kecil di daerah sehingga masyarakat bisa bekerja, kemudian produk-produk UMKM juga bisa, misalnya ikut partisipasi pembuatan bata, genting oleh masyarakat, sehingga padat karya termasuk membangun jalan dan bangunan," ungkap Wapres dikutip dari Antara, Rabu (23/11/2022).

Wapres mengakui program-program padat karya tersebut memang mampu menampung tenaga kerja meski bukan untuk di sektor teknologi digital.

"Langkah lain adalah mengadakan pendidikan keterampilan vokasi, pendidikan vokasi yang mengarah pada kewirausahaan," tambah Wapres.

Masih ada juga pembukaan lahan masyarakat melalui perhutanan sosial supaya masyarakat dapat memiliki akses pada lahan.

"Sehingga bisa yang tidak punya pekerjaan, di samping tentu usaha besar-besaran untuk mendatangkan investasi seperti yang sudah dilakukan di berbagai tempat seperti di kawasan-kawasan ekonomi khusus, investor-investor itu kita hadirkan kemudian yang bisa menyerap tenaga kerja yang banyak," kata Wapres.

 

 

Tanggulangi Pengangguran

FOTO: Kurangi PHK, Pemerintah Beri Kelonggaran Pegawai di Bawah 45 Tahun
Pegawai pulang kerja berjalan di trotoar Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (12/5/2020). Pemerintah memberi kelonggaran bergerak bagi warga berusia di bawah 45 tahun untuk mengurangi angka pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menurut Wapres, usaha-usaha yang sedang dan sudah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pengangguran sudah cukup banyak.

"Di samping tentu untuk mempertahankan hidup yaitu pemberian bantuan sosial atau bansos dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang setiap tahun dianggarkan oleh pemerintah. Itu bagian untuk menanggulangi berbagai tenaga kerja yang ter-PHK ataupun yang belum punya lapangan kerja," ungkap Wapres.

Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi menambahkan PHK di industri digital termasuk "start-up" bahkan di level unicorn dan decacorn, adalah dinamika bisnis.

"Itu bukan lampu kuning untuk transformasi digital di Indonesia. Kita harus tetap optimis. Unicorn dan decacorn saat ini ibaratnya sedang membangun 'runway', dengan aneka promo dan subsidi pada konsumen dan dari diskon sampai bebas ongkir, tujuannya memperbesar basis pasar," kata Masduki.

 

 

Bakar Modal

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Proses "membakar" modal yang cukup besar itu, menurut Masduki, menjadikan perusahaan hidup dari arus kas negatif atau bergantung pada modal investor.

"Pengaruh ekonomi global memaksa perusahaan melakukan efisiensi agar runway tetap terbangun. PHK menjadi salah satu alternatif. Mesti begitu, tidak semua unicorn dan decacorn, melakukan strategi yang sama, ada yang tumbuh positif, bahkan ada yang siap 'go public', artinya transformasi digital masih 'on track'," ungkap Masduki.

Selain GoTo dan Ruangguru, Shopee juga mengumumkan keputusan untuk melakukan PHK dengan karyawannya di Indonesia pada pertengahan September, namun jumlahnya tidak disebutkan.

Perusahaan rintisan bidang teknologi lain yang sudah mengumumkan PHK di Indonesia yaitu Koinworks sebanyak 8 persen atau sebanyak 70 karyawan, Binar Academy sebanyak 20 persen pegawai, Xendit (perusahaan Indonesia-Filipina) sebanyak 5 persen dari karyawan, Zenius sebanyak 20 persen atau sebanyak 200 karyawan, LinkAja sebanyak 33 persen karyawan atau sebanyak 200 karyawan dan SiCepat sebanyak 0,6 persen karyawan atau sebanyak 366 orang.

Infografis Ancaman Gelombang PHK Massal Akibat Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ancaman Gelombang PHK Massal Akibat Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya