Sederet Bisnis Low Tuck Kwong, Miliarder Batu Bara yang Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya di Indonesia, menggeser Hartono bersaudara di urutan teratas daftar miliarder Forbes.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Des 2022, 16:15 WIB
Diterbitkan 26 Des 2022, 16:15 WIB
Ilustrasi Miliarder
Ilustrasi Miliarder (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Low Tuck Kwong tengah menarik perhatian karena berhasil menjadi orang terkaya di Indonesia, menggeser R Budi Hartono dan Michael Hartono (Hartono bersaudara). 

Melansir data Real-Time Billionaires List Forbes, dikutip Senin (26/12/2022) Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya di Indonesia setelah kekayaannya naik USD 1,3 miliar atau sekitar Rp. 20,3 triliun (asumsi kurs Rp. 15.600 per dolar AS).

Kenaikan tersebut membuat harta miliarder batu bara itu kini sebanyak USD 26,4 miliar atau Rp. 412,7 triliun.

Dengan besarnya kekayaan tersebut, bisnis apa saja yang dijalankan Low Tuck Kwong?

Forbes mencatat, Low Tuck Kwong dikenal sebagai raja batu bara. Miliarder kelahiran Singapura itu merupakan pendiri Bayan Resources, perusahaan tambang di Indonesia.

Dia juga mengendalikan perusahaan di industri energi baru terbarukan di Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal Manhattan Resources, dan memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.

Adapun peran lainnya sebagai pendukung utama SEAX Global untuk membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Sementara itu, dikutip dari laman resmi Bayan Resources,  Low Tuck Kwong memulai bisnisnya di Indonesia pada tahun 1973 ketika ia mendirikan PT. Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yakni kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan sipil dan struktur kelautan.

Perusahaan itu dengan cepat menjadi pelopor dalam pekerjaan pondasi tiang pancang yang kompleks, dan kontraktor terkemuka di Indonesia pada tahun 1980-an dan 1990-an.

Pada tahun 1988, JSI memasuki kontrak penambangan batu bara dan merupakan kontraktor tambang terkemuka hingga tahun 1998 ketika Low Tuck Kwong mengakuisisi PT. Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT. Dermaga Perkasapratama (DPP).

Pada saat GBP belum memulai penambangan dan Terminal Batubara Balikpapan (di bawah DPP) memiliki kapasitas pengenal 2,5 juta ton per tahun.

 

Bayan Group di Bawah Kepemimpinan Low Tuck Kwong

FOTO: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara Setelah Indonesia Longgarkan Larangan Ekspor
Gambar udara menunjukkan seorang pekerja berdiri di atas truk bermuatan batu bara di Pelabuhan Karya Citra Nusantara (KCN) Marunda, Jakarta, 17 Januari 2022. Indonesia melonggarkan larangan ekspor batu bara. (ADEK BERRY/AFP)

Di bawah Low Tuck Kwong, Bayan Group bertransformasi menjadi perusahaan tambang batu bara, demikian profil perusahaan tersebut.

Bayan Group dibentuk melalui sejumlah akuisisi strategis di sektor batu bara.

Perusahaan itu mengungkapkan, proyek Tabang/Pakar dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami perkembangan yang signifikan. Dari hanya operasi tambang skala kecil yang memproduksi 1,9 juta ton pada 2014 menjadi sekitar 22,7 ton di tahun 2018.

Hal itu menempatkan perusahaan di posisi 5 besar produsen batu bara Indonesia. Selain it, pertumbuhan juga diramal meningkat dari tahun ke tahun dengan target untuk proyek tersebut menjadi produksi 50 juta ton per tahun.

Bayan Group juga memiliki infrastruktur batu bara dengan kepemilikan di Terminal Batu Bara Balikpapan, Dermaga Perkasa dan Wahana dan dua Floating Transfer Barges (KFT).

Dengan fasilitas tersebut, perusahaan membongkar hingga memasukkan muatan ke kapal dengan kecepatan 3.000-8.000 ton per jam. Perusahaan itu juga mengatakan akan terus berinvestasi untuk memperluas fasilitas jika diperlukan.

 

 

Mengenal Sosok Kakek Terkaya di Indonesia, Hartanya Tembus Rp 17,5 Triliun

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Malajah finansial asal Amerika Serikat, Forbes beberapa waktu lalu merilis daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia edisi tahun 2022. Dalam daftar tersebut ada sosok menarik yang menjadi salah satu miliarder terkaya di Indonesia dengan usia paling tua.

Miliarder ini adalah Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, yang memiliki mayoritas saham perusahaan produsen minyak sawit yang terdaftar di Singapura, Bumitama Agri.

Dilansir dari laman Forbes, Selasa (20/12/2022) Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, yang kini berusia 94 tahun berada di urutan ke-36 dalam daftar Orang Terkaya di Indonesia 2022.

Selain itu, Lim Hariyanto juga berada di urutan 2448 dalam daftar miliarder terkaya di dunia versi Forbes.

Kekayaan bersihnya tercatat sebesar USD 1,12 miliar atau sekitar Rp 17,5 triliun sebagian besar dikumpulkan dari industri minyak sawit dan tambang nikel.

Forbes mencatat, Lim dan keluarganya memiliki saham mayoritas di produsen minyak sawit Bumitama Agri. Meski terdaftar di Singapura, perkebunan kelapa sawit milik perusahaan itu masih berlokasi di Indonesia.

Perusahaan milik Lim Hariyanto keluarganya yaitu Harita Group juga memiliki mayoritas saham di perusahaan tambang bauksit, Cita Mineral Investindo.

Majalah itu menyebut, sang miliarder memiliki 7 anak, di mana dua di antaranya memegang peran penting di beberapa perusahaan milik Lim.

Salah satu putra Lim, yakni Lim Gunawan Hariyanto merupakan CEO Bumitama Agri. Adapun salah satu putrinya, yakni Christina yang menjabat sebagai presiden komisaris perusahaan sekuritas, Harita Kencana Sekuritas.

Cukai Rokok Naik, Pemilik Gudang Garam Terlempar dari Daftar 10 Orang Terkaya

20151206-Inilah 10 Orang Terkaya di Indonesia Versi Majalah Forbes
Susilo Wonowidjojo adalah pendiri perusahaan besar di Indonesia yang bernama Gudang Garam. Salah satu tokoh pebisnis terkenal ini menempati urutan kedua orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan senilai USD 5,5 miliar/Rp 74 triliun. (forbes.com)

Pendiri perusahaan rokok ternama di Indonesia, yakni Susilo Wonowidjojo melihat kekayaannya anjlok tahun ini karena saham Gudang Garam memperpanjang penurunan dalam tiga tahun di tengah kenaikan cukai rokok 10 persen.

Dikutip dari laman Forbes, Senin (12/12/2022) kekayaan bersih Susilo Wonowidjojo turun 27 persen menjadi USD 3,5 miliar atau sekitar Rp 54,7 triliun, menempatkannya di urutan ke-14 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia, turun tujuh tingkat dari tahun lalu.

Sementara penjualan sedikit meningkat dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, laba bersih Gudang Garam anjlok 64 persen menjadi Rp 1,5 triliun dari periode tahun sebelumnya, terutama karena kenaikan cukai tembakau yang diberlakukan oleh pemerintah pada Januari 2022.

Anjloknya laba Gudang Garam juga mengikuti penurunan pendapatan sebesar 27 persen pada 2021 lalu.

Penjualan luar negeri Gudang Garam juga turun hampir 15 persen menjadi 1,8 miliar batang pada 2021.

Perusahaan melakukan diversifikasi ke konstruksi dan pengembangan jalan tol pada tahun 2019, dan saat ini sedang membangun Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur senilai USD 600 juta (Rp 9.3 triliun)  yang dijadwalkan akan dibuka pada Oktober 2023.

Seperti diketahui, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan langkah-langkah untuk mengurangi konsumen rokok, terutama di kalangan anak muda.

Diperkirakan seperempat dari 276 juta penduduk negara itu merokok.

Sebagai informasi, Gudang Garam dimulai oleh ayah Susilo, Surya Wonowidjojo pada tahun 1958. Susilo telah menjadi presiden direktur perusahaan yang berbasis di Kediri, dan saudara perempuannya Juni Setiawati, presiden komisaris, sejak tahun 2009. 

Pada Juni 2022, putra Susilo yakni Indra diangkat sebagai wakil presiden direktur.

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya