Jelang Ramadan, Menteri Jokowi Rapatkan Barisan Bahas Harga Pangan

Inflasi RI secara keseluruhan di tahun 2023 ditargetkan berada di kisaran 3 persen plus minus 1 persen.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Feb 2023, 17:20 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2023, 17:20 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali memamerkan kesuksesan program kartu prakerja pada ajang Plenary Session of the CONFINTEA VII "Preparing Adults for the Future of Work."
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali memamerkan kesuksesan program kartu prakerja pada ajang Plenary Session of the CONFINTEA VII "Preparing Adults for the Future of Work."

Liputan6.com, Jakarta Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) pada Senin (20/2/2023) melaksanakan rapat koordinasi terkait pengendalian inflasi, terutama menjelang bulan suci Ramadan dan perayaan Idul Fitri.

Rapat itu diselenggarakan di kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Terlihat hadir sejumlah Menteri dalam rapat tersebut di antaranya yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Kasan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dan Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi.

Airlangga mengatakan, inflasi secara keseluruhan di tahun 2023 ditargetkan berada di kisaran 3 persen plus minus 1 persen.

"Beberapa hal yang dilakukan untuk mencapai target 3 persen plus minus 1 persen di tahun 2023 sesuai APBN adalah memperkuat kebijakan dan menjaga stabilitas makroekonomi, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Airlangga, dalam konferensi pers virtual, dikutip Senin (20/2/2023).  

"Tadi dibahas terkait volatile food utamanya di hari besar keagamaan dan secara khusus kita bicara mengenai ketersediaan beras. Targetnya Volatile food adalah 3-5 persen," sambungnya.

Kemudian, ada juga upaya memperkuat ketahanan pangan dengan akselerasi implementasi lumbung pangan, perluasan kerja sama antar daerah, data ketersediaan pangan untuk mendukung pengendalian inflasi, dan memperkuat komunikasi untuk mendukung ekspektasi dari inflasi masyarakat. 

"Dalam rangka komitmen seluruh pihak, TPIP akan menyelenggarakan rakornas pengendalian inflasi pada Agustus 2023 dengan tema 'Memperkuat Sinergi, Inovasi untuk Stabilitas Harga Pangan Menuju Ketahanan Pangan Nasional yang Berkelanjutan'," ungkap Airlangga.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Program Inflasi 2023

Selama PPKM, Inflasi Agustus 2021 Diperkirakan 0,04 Persen
Pedagang melayani pembeli kebutuhan pokok di kiosnya di Pasar Lembang, Tangerang, Selasa (24/8/2021). Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) alias inflasi akan berlanjut pada bulan Agustus 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Airlangga melanjutkan bahwa, beberapa program inflasi 2023 salah satunya adalah gerakan nasional pengendalian inflasi pusat yang juga didorong oleh BI, antara lain berbagai kegiatan kerja sama antar daerah, subsidi ongkos angkut, gerakan tanam cabai, replikasi model bisnis, alsintan, digitalisasi dan koordinasi.

"Anggaran untuk ketahanan pangan di 2023 sebesar Rp 104,2 triliun itu ada di K/L maupun non K/L," bebernya.

Ke depan, pemerintah juga mengatakan akan menjaga Indeks Harga Konsumen (IHK) tetap dalam sasaran 2023.

"Tentunya ini momentum untuk pemilihan ekonomi nasional dan inflasi yang terjaga, diharapkan jadi pondasi untuk perekonomian di 2023," pungkasnya.

 


Inflasi Indonesia Lebih Jinak Dibanding Negara Eropa dan Argentina

BI Prediksi Inflasi Oktober Capai 0,05 Persen
Pedagang melayani pembeli di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menyebut inflasi Indonesia pada 2022 lebih rendah dibandingkan negara lain, yakni tercatat secara tahunan sebesar 5,51 persen dibandingkan dengan konsensus forecast sebesar 6,5 persen pasca penyesuaian harga BBM di September 2022.

"Realisasi inflasi Indonesia juga relatif lebih baik dibandingkan negara lain," kata Menko.

Bahkan, beberapa negara di Eropa inflasinya sudah di atas 9 persen, di Amerika sekitar 8 persen. Bahkan di beberapa negara lainnya justru inflasi jauh lebih ekstrim, seperti di Argentina inflasinya di atas 50 persen.

Menurut Menko, capaian inflasi yang rendah tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah, baik pusat, daerah, Bank Indonesia, maupun beberapa mitra strategis TPIP maupun TPID, Kementerian dalam negeri, Kementerian Keuangan, dan kementerian terkait

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya