Jadi Ketua ASEAN, Jokowi Minta QRIS Antarnegara Diperkuat

Jokowi berharap, penguatan QRIS antarnegara ini bisa jadi salah satu upaya mendorong transaksi pada produk-produk UMKM. Baik produksi dalam negeri maupun perluasan pasar ke luar negeri.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Mei 2023, 13:10 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2023, 13:10 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara Festival Keuangan Ekonomi Digital, Senin (8/5/2023).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara Festival Keuangan Ekonomi Digital, Senin (8/5/2023). Jokowi meminta sistem pembayaran digital atau QRIS anternegara bisa diperkuat. Khususnya di negara-negara ASEAN sebagai salah satu target awal penerapan sistem ini. (Dok. Tangkapan Layar Youtube)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta sistem pembayaran digital atau QRIS anternegara bisa diperkuat. Khususnya di negara-negara ASEAN sebagai salah satu target awal penerapan sistem ini.

Diketahui, Bank Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan beberapa negara di ASEAN agar bisa menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran yang sah. Melihat ini, Jokowi minta penerapannya bisa diperluas dan diperkuat.

"Pengembangan konektivitas pembayaran di kawasan ASEAN seperti QRIS antarnegara juga mendesak untuk terus diperkuat. Mendukung perekonomian dan inklusi keuangan di kawasan dan menjaid bagian penting keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini," ujarnya dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di JCC Senayan, Jakarta, Senin (8/5/2023).

Jokowi berharap, penguatan QRIS antarnegara ini bisa jadi salah satu upaya mendorong transaksi pada produk-produk UMKM. Baik produksi dalam negeri maupun perluasan pasar ke luar negeri.

"Saya harap QRIS antar negara dan kartu kredit oemerontah dapat mendorong transaksi UMKM baik melalui pembelanjaan produk dalam negeri serta memperluas akses ke pasar internasional," kata dia.

Kendati begitu, inovasi seperti ini menurutnya perlu jadi perhatian serius. Termasuk dalam menjalankannya kedepan. Jokowi mewanti-wanti dalam menerapannya turut juga menjalankan antisipasi risiko di berbagai aspeknya.

"Semua inovasi harus dilakukan secara hati-hati memperhatikan dna emmliki antisipasi risiko, sistem keamanan yang handal, serta sistem perlindungan konsumen yang baik," ungkapnya.

"Mitigasi risiko ini harus betul-betul dihitung bagamana regulasi dan pengawasan pemantauan dan implikasi terhadap nilai tukar serta keberlanjutan adopsi standar internaisonal lainnya," sambung Presiden Joko Widodo.

 

Potensi Ekonomi Digital

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di JCC Senayan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di JCC Senayan, Jakarta, Senin (8/5/2023). Jokowi melihat adanya peluang pertumbuhan dari sektor ekonomi dan keuangan digital. Dia pun membidik sektor ini mampu berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melihat adanya peluang pertumbuhan dari sektor ekonomi dan keuangan digital. Dia pun membidik sektor ini mampu berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Jokowi bilang, ekonomi keuanhan digital Indonesia bisa dioptimalkan lebih jauh lagi. Mengingat, porsi pasar di Indonesia hampir setengah dari keseluruhan pasar di ASEAN.

"Ekonomi keuangan digital di Indoensia bisa dioptimalkan sebagai pertumbuhan ekonomi baru. Pangsa pasarnya sangat besar, sekitar 40 persen dsri ttoal transaksi ekonomi digital ASEAN dan Indonesia bisa terus berperan sebagai pemain utama di ASEAN," ujarnya dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di JCC Senayan, Jakarta, Senin (8/5/2023).

Mengacu pada potensi tersebut, Jokowi percaya diri kalau ini bisa menjadi modal bagi Indonesia menjadi negara maju. Disamping itu, juga bisa didorong oleh potensi pengembangan sektor-sektor digital lainnya.

"Potensi untuk tumbuh sebagai (negara) maju juga sangat besar," ujarnya.

 

Jumlah Startup

Misalnya, Jokowi berujar kalau Indonesia berada di peringkat ke enam dengan jumlah startup paling banyak di dunia. Angkanya, mencapai 2.400 perusahaan rintisan yang didukung oleh penetrasi internet yang mencapai 76,8 persen.

Jika dilihat dari sisi nilai ekonominya, Jokowi juga melirik adanya peluang. Mengingat ada peningkatan lebih dari 2 kali lipat dalam 5 tahun sejak 2025 sampai 2030 mendatang.

"Nilai ekonomi digital Indonesia juga diproyeksikan mencapai USD 130 miliar di tahun 2025 dan akan terus tumbuh mencapai USD 315 miliar di tahun 2030," urainya.

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya