PLTGU Priok, Pembangkit Ramah Lingkungan 2.723 MW di Jantung Ibu Kota Jakarta

Pembangkit listrik yang ramah lingkungan ini memiliki kapasitas sebesar 2.723 MW dengan menggunakan gas alam atau lebih tepatnya Natural Gas Combined Cycle (NGCC) dan LNG sebagai bahan bakar.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Mei 2023, 18:23 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 21:03 WIB
Keren, PLTGU Ini Mampu Pasok Listrik Se-Jawa
Selain PLTGU Tanjung Priok untuk mengantisipasi krisis listrik di Jawa juga disiapkan beberapa proyek pembangkit listrik tambahan seperti PLTGU Muara Karang, PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Grati, Jakarta (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok sangat vital. Ini merupakan pembangkit yang dikelola oleh PLN Indonesia Power yang bertempat di pantai utara Kota Jakarta.

Pembangkit listrik yang ramah lingkungan ini memiliki kapasitas sebesar 2.723 MW dengan menggunakan gas alam atau lebih tepatnya Natural Gas Combined Cycle (NGCC) dan LNG sebagai bahan bakar.

PLTGU Priok memiliki peranan penting dimana kebutuhan listrik di Istana Wakil Presiden, Bandara Halim, dan pangkalan TNI Halim disuplai dari PLTGU Priok, disamping itu kami juga berperan mendukung 65% kebutuhan beban di subsistem Priok-Cawang-Bekasi,” ujar General Manager Priok Power Generation Unit, IGAN Subawa Putra.

Pembangkit listrik ramah lingkungan terbesar di Asia Tenggara ini didukung dengan sistem pembakaran Dry Low Nitrogen Oksida (Nox) tipe Combuster di PLTGU sehingga menghasilkan emisi gas buang pembangkit Nox ramah lingkungan.

Hal ini merupakan komitmen PLN dalam mendukung program Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sangat Vital

Keren, PLTGU Ini Mampu Pasok Listrik Se-Jawa
PLTGU Tanjung Priok adalah salah satu pembangkit listrik yang memasok kelistrikan untuk wilayah Jakarta yang saat ini beban puncaknya mencapai 6917 MW, Jakarta, Kamis (4/9/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di samping itu, keberadaan dan keandalan Pembangkit Listrik yang telah meraih Penghargaan Proper Emas dua kali kali berturut-turut pada tahun 2021 dan 2022 ini sangatlah vital, dimana PLTGU Priok ini menyuplai kebutuhan listrik di Istana Wapres dan lokasi vital lainnya.

PLN Indonesia Power Priok PGU juga mempunyai sub unit PLTD senayan yang memiliki peran penting dalam program anti blackout yaitu, sebagai backup power MRT dan inisiasi line charging untuk Blackstart PLTGU priok dan muara karang.

Saat ini pembangkit kami mendukung keAandalan kelistrikan di system jawa-madura-bali dengan program anti blackout dan fast respon system.


Terbaik Sepanjang Sejarah, PLN Cetak Laba Rp 14,4 Triliun pada 2022

PLN
Gedung PLN. Dengan kondisi efisiensi dan optimalisasi capital expenditure (Capex), PLN mampu memitigasi faktor eksternal yang berdampak pada keuangan PLN. Dari sisi pengelolaan utang, PLN mampu menurunkan utang dari Rp 451 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 417 triliun pada Juni 2022. PLN memprediksi bisa mengurangi beban utang Rp 5 triliun per tahun. (Dok. PLN)

PT PLN (Persero) kembali membukukan kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah dengan laba sebesar Rp14,4 triliun pada tahun 2022. Capaian ini tercermin melalui peningkatan penjualan listrik sebesar 6,3 persen dari 257,6 Terrawatt hour (TWh) pada tahun 2021, menjadi 273,8 TWh pada tahun 2022.

Sehingga pendapatan penjualan listrik tumbuh sebesar 7,7 persen dari Rp288,9 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp311,1 triliun pada tahun 2022.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan capaian yang diperoleh dalam situasi pemulihan pascapandemi ini, merupakan buah dari perubahan cara pandang pengembangan bisnis.

“Dari yang dulunya stagnan, backward looking, dan hanya berorientasi pada supply, sekarang menjadi pengembangan bisnis yang ekspansif dinamis, forward looking, berorientasi pada demand dan pelanggan,” jelas Darmawan.

Dirinya juga menerangkan, torehan pendapatan penjualan ini merupakan hasil dari strategi ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan oleh perseroan. Melalui strategi ekstensifikasi, PLN menciptakan demand listrik baru yang merespons kebutuhan listrik di seluruh penjuru tanah air.

“Kami mengubah model layanan yang sebelumnya pasif, statis dan kaku menjadi model bisnis yang aktif, dinamis, dan agile,” terang Darmawan.

PLN menghadirkan inovasi melalui program electrifying agriculture, electrifying marine, dan penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Program ekstensifikasi ini tidak hanya berhasil mengubah gaya hidup dari konvensional menjadi modern berbasis listrik yang jauh lebih efisien dan ramah lingkungan, namun juga menyumbang penjualan listrik perseroan sebesar 5,13 TWh atau setara Rp5,9 triliun.

PLN juga membangun ekosistem ketenagalistrikan yang baru melalui skema co-investment dengan mitra strategis untuk mempercepat penetrasi pasar agar bisa menghadirkan listrik sesuai dengan kebutuhan industri.

 


Program Akuisisi Captive Power

Gedung PLN
Gedung PLN. Dok PLN

Lewat program akuisisi captive power, PLN juga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN. Program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,68 TWh atau sekitar Rp2,7 triliun.

“Meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia justru tumbuh 5,3 persen. Bahkan konsumsi listrik segmen industri besar meningkat 24,54% dan bisnis besar meningkat 22,47 persen. Pertumbuhan konsumsi ini menunjukkan kebangkitan ekonomi di tanah air, terutama pada sektor bisnis dan industri,” kata Darmawan.

Sedangkan melalui strategi intensifikasi, PLN hadir untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas peningkatan konsumsi listrik. Layanan home charging menjadi terobosan bagi pengguna kendaraan listrik. Sementara program promo tambah daya diberikan untuk meningkatkan produktivitas pelanggan. Dari strategi ini, PLN berhasil menambah penjualan sebesar 1,31 TWh atau setara Rp2,2 triliun.

Peningkatan penjualan listrik ini tidak lepas dari keberhasilan PLN dalam melakukan digitalisasi layanan pelanggan yang membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan akses listrik, bahkan hingga menjangkau daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T). Jumlah konsumen PLN meningkat lebih dari 3 juta pelanggan dalam setahun, yaitu dari 82,54 juta pelanggan di tahun 2021 menjadi 85,63 juta pelanggan di tahun 2022.

“Di saat bersamaan, PLN juga melakukan efisiensi melalui transformasi digital secara end to end. Mulai dari digitalisasi sistem pembangkit, transmisi, distribusi, juga memaksimalkan digitalisasi sistem pengadaan dan monitoring aset sehingga pemeliharaan lebih efektif dan tepat sasaran. Upaya ini berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar 10% dari target atau mencapai Rp2,6 triliun,“ jelas Darmawan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya