Liputan6.com, Tangerang Menteri BUMN Erick Thohir hadir pada acara akad massal kredit pemilikan rumah (KPR) yang disalurkan Bank BTN di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (8/8/2023).
Pada kesempatan itu, Erick Thohir coba menengok rumah contoh yang dipajang di bagian depan perumahan. Dia memuji kualitas rumah KPR subsidi tersebut, dan bahkan mengakui kualitasnya jauh lebih bagus dibanding tempat tinggalnya saat kecil yang dibeli oleh sang ayah, Mochamad (Teddy) Thohir.
Baca Juga
"Ini bagus, almarhum bapak saya rumahnya jauh di bawah ini dulu. Ideal, sangat ideal," ujar Erick Thohir.
Advertisement
Adapun rumah subsidi yang Erick maksud merupakan sebuah hunian tipe 36, yang memiliki dua kamar, satu toilet, dan satu ruang tambahan untuk dapur.
Harga jual rumah tersebut Rp 181 juta, sudah termasuk biaya KPR, AJB, BPHTB, dan UTJ Rp 1.000.000. Jika dibeli dengan skema KPR, harga rumah subsidi ini dibanderol Rp 175 juta, dengan biaya angsuran Rp 1,405 juta untuk tenor 15 tahun.
Bangun Kawasan
Lebih lanjut, Erick menekankan penyediaan rumah KPR subsidi murah dengan kualitas bagus saja tidak cukup. Pihak pengembang juga perlu membangun kawasan yang menyediakan berbagai fasilitas, khususnya terkait akses publik semisal transportasi.
"Percuma punya rumah tapi jauh dari akses publik, sehingga sulit bekerja. Apalagi kadang-kadang mesti bawa anak ke sekolah," pinta Erick.
"Ini yang sedang kita sinergikan antara pemerintah pusat dan daerah. Jangan kita membangun kawasan seperti ini, listrik belum masuk, air belum masuk, fasilitas publik tidak ada," tegasnya.
Oleh karenanya, ia mendorong agar pemerintah terus bersinergi dengan BUMN dan swasta untuk membangun rumah layak huni. Sebab, berkaca pada pesan ayahnya Boy Thohir, Erick bilang bahwa rumah adalah tempat memupuk harapan.
"Saya yakin, pemerintah pusat, daerah, BUMN, swasta, buktikan bahwa negara hadir. Kita ingin pastikan Thohir-Thohir muda punya kesempatan punya rumah," kata Erick Thohir.
Cerita Erick Thohir soal Rumah Pertamanya: Bukan Sekedar Hunian, tapi Kunci Harapan
Menteri BUMN Erick Thohir menganggap rumah sebagai tempat pertama memupuk harapan. Dia lantas menceritakan rumah pertama yang didiaminya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan di masa kecil.
Erick Thohir bercerita pengalaman ayahnya, Mochammad (Teddy) Thohir yang merantau dari Lampung pada usia 10 tahun. Setelah sempat menuntaskan masa SMA di Solo, Teddy Thohir kemudian mencari pekerjaan di Jakarta.
"Awalnya tinggal di kos-kosan. Lalu bekerja, dan dengan hasil tabungannya beliau beli rumah kecil di kawasan pasar Tebet," ujar Erick Thohir dalam acara Akad Massal KPR BTN di Puri Delta Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (8/8/2023).Di masa itu, Teddy Thohir kerap bercerita kepada Erick dan keluarganya, bahwa rumah bukan merupakan sekadar hunian. Tapi juga tempat dimana semua harapan bermula.
"Beliau cerita, bahwa kunci rumah ini penting. Karena ini bukan hanya kunci hunian, tapi juga kunci harapan. Karena kalau punya rumah, apalagi daerahnya layak tinggal, bisa bangun keluarga yang baik. Itu penting untuk bangun juga manusia Indonesia. Supaya kita bisa sama-sama menjadi masyarakat yang baik," ungkapnya.
"Tidak mungkin kita jadi karakter yang baik, keluarga sejahtera, tanpa fondasi keluarga. Almarhum ayah saya bilang, ya itu lah, ketika buka rumah pertama, buka hanya rumahnya, tapi harapan," tegas Erick.
Advertisement
Kolaborasi
Oleh karenanya, ia menyebut pemerintah pusat berkolaborasi dengan pemerintah daerah, BUMN, dan swasta terus berkolaborasi untuk memfasilitasi masyarakat dengan rumah layak huni.
"Saya harap kerjasama ini harus terus ditingkatkan, dan berikan solusi. Kita hadir sama-sama berikan solusi. Insya Allah, kami dari kementerian BUMN akan mensinergikan aset kami untuk dukung program pemerintah," pungkas Menteri BUMN.