Literasi Keuangan Indonesia Dipuji ADB, Padahal Masih 49,7 Persen

Asian Development Bank (ADB) memuji Indonesia dalam memajukan praktik inklusi keuangan di dalam negeri.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Agu 2023, 12:10 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2023, 12:10 WIB
Mesin Kartu ATM
Asian Development Bank (ADB) memuji Indonesia dalam memajukan praktik inklusi keuangan di dalam negeri. (Anjungan Tunai Mandiri) (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Asian Development Bank (ADB) memuji Indonesia dalam memajukan praktik inklusi keuangan dan literasi keuangan di dalam negeri.

Senior Financial Sector Specialist di ADB, Benita Ainabe memaparkan survei nasional inklusi keuangan tahun 2022 di Asia, yang telah mencapai 76 persen dan literasi keuangan sekitar 49,7 persen.

"Indonesia terus mencapai kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan kedua statistik ini dari waktu ke waktu," ujar Benita dalam webinar diskusi ADB. Selasa (29/8/2023).

Selain itu, ADB juga memuji upaya Indonesia yang terus berinovasi pada literasi keuangan.

"Indonesia telah memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk terus meningkatkan inklusi keuangan, mendukung serangkaian kebijakan dan peraturan serta proyek-proyek yang didedikasikan untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap keuangan untuk mencapai tujuan hidup," imbuhnya.

"Mereka memiliki kapasitas untuk memahami syarat dan ketentuan produk keuangan dan benar-benar memahami risiko keuangan. Faktanya, studi menunjukkan bahwa konsumen yang cerdas secara finansial tidak terlalu membebani regulator keuangan," kata Benita.

Contoh

Benita menjelaskan, beberapa contohnya adalah inisiatif peraturan inovatif mengenai pengembangan strategi inklusi keuangan nasional yang unik bagi perempuan dan generasi muda dan pembentukan Program duta inklusi keuangan pemuda, atau dikenal sebagai DECA.

Dan yang lainnya adalah Lab Inovasi Keuangan Indonesia Bagian Timur, yang mendukung digitalisasi bank pembangunan daerah dan memfasilitasi kemitraan baru dengan perusahaan FinTech, dan pengembang produk untuk melayani perempuan dan pemuda UMKM di lima provinsi timur.

ADB pun memuji ekspansi layanan transaksi digital QRIS oleh Bank Indonesia yang berhasil menyebar ke berbagai negara di Asia.

"Infrastruktur pembayaran digital real time Bank Indonesia QRIS, telah diperluas ke negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk memfasilitasi pembayaran pengiriman uang ke dan dari Indonesia. Begitu juga dengan perdagangan internasional," Benita memaparkan.

Sri Mulyani Kedatangan Perwakilan ADB, Bahas Apa?

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menerima kunjungan dari dewan redaksi (Board of Director) Asian Development Bank di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menerima kunjungan dari dewan redaksi (Board of Director) Asian Development Bank di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menerima kunjungan dari dewan redaksi (Board of Director) Asian Development Bank (ADB) di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Rabu (23/8/2023).

Sri Mulyani mengatakan, Asian Development Bank (ADB) merupakan salah satu mitra penting Indonesia terutama dalam pembangunan pada kawasan Asia.

"Hari ini, saya menerima kunjungan dari Board of Directors (BoD)-nya di kantor @ditjenpajakri," ujar Menkeu, dikutip dari instagram pribadinya @smindrawati.Sri mengungkapkan, dirinya bersama rombongan ADB tersebut bertukar pikiran membahas mengenai beberapa hal, utamanya terkait optimalisasi peran ADB pada kawasan Asia Tenggara.

"Saya dan rekan-rekan @kemenkeuri pun bertukar pikiran dengan rombongan yang dipimpin oleh Executive Director Sameer Kumar Khare ini," kata Menkeu.

 

Perkuat Kolaborasi

6 Potret Gaya Menkeu Sri Mulyani Pakai Hanbok di Korea Selatan, Bak Drakor
Selama kurang lebih 2-5 Mei 2023, Sri Mulyani menghadiri berbagai rangkaian acara di Korea Selatan, termasuk AFMGM+3 dan 56th Annual Meeting of The Asian Development Bank. [Foto: IG/smindrawati]

Menkeu pun berharap ADB dapat memperkuat kooperasi dan kolaborasi dalam mengaddress isu-isu global, karena begitu banyak isu yang tidak bisa ditangani oleh satu negara saja, misalnya pandemi dan perubahan iklim.

"Perlu ada semangat multilateralisme serta delivering faster and better..!," imbuhnya.

Adapun pada pertemuan kali ini, kedua belah pihak juga bersepakat, bahwa ADB memiliki tanggung jawab yang begitu besar, utamanya untuk terus fokus mengentaskan kemiskinan serta mensejahterakan masyarakat kawasan Asia.

"Saya pastikan, Kemenkeu akan terus menjadi mitra yang dapat diandalkan dalam memastikan tujuan-tujuan ini dapat terdeliver secara efektif dan efisien..!," pungkas Menteri Keuangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya