Liputan6.com, Jakarta Business Advisory Council (ASEAN-BAC) menggelar Rountable Dialogue antara Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dengan KADIN Myanmar yakni Union of Myanmar Federation of Chambers of Commerce and Industry (UMFCCI).
Dalam dialog tersebut dibahas mengenai cara meningkatkan arus dagang dan investasi antara kedua negara di empat bidang.
Baca Juga
"Tadi kita baru selesai pertemuan antara Kadin dan UMFCCI jadi Kadin-nya Myanmar. Di sini lah kita membahas bagaimana bisa meningkatkan arus dagang dan investasi antara Indonesia dengan Myanmar, khususnya di 4 bidang," kata Alternate Chair of ASEAN-BAC Bernardino Vega usai Indonesia-Myanmar Roundtable Dialogue, di hotel Sultan Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Advertisement
Adapun empat bidang yang dimaksud diantaranya, bidang pertanian, garmen, produk-produk konsumen dan bidang energi. Menurutnya, keempat bidang tersebut dinilai penting dan berpotensi untuk mengembangkan usaha dagang maupun investasi antara Myanmar dan Indonesia.
"4 bidang ini yang kita rasa penting dan ada potensi untuk mengembangkan usaha dagang, maupun juga investasi antara Myanmar dan Indonesia," ujarnya.
Mengingat bahwa sebagai bagian dari komunitas ASEAN, Myanmar juga memiliki banyak potensi untuk dikerjasamakan, dan investor Myanmar juga sudah mulai banyak berinvestasi di Indonesia.
Lebih lanjut, terkait bidang energi menurutnya yang paling berpotensi besar, lantaran Myanmar sangat membutuhkan listrik dari sumber energi baru terbarukan maupun energi konvensional.
"Kita lihat ada beberapa menjadi potensi besar, seperti energi, kita menjadi pengembang di dalam sektor energi, Myanmar sangat membutuhkan listrik dari sumber terbarukan maupun energi konvensional," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Secretary of the Union of Myanmar Federation ofChambers of Commerce and Industry - UMFCCI Khine Khine Nwe, menyampaikan dalam dialog pembahasan juga difokuskan pada sektor keamanan pangan dan sektor pertanian.
"Dalam diskusi kita juga fokus pada keamanan pangan dan sektor pertanian. Kami telah banyak mengimpor dari Indonesia, seperti peralatan pertanian, seperti pupuk, minyak sawit. 99 persen minyak sawit yang digunakan Myanmar berasal dari Indonesia. Jadi, itulah yang Anda tahu bahwa kita memiliki perdagangan bilateral," pungkasnya.
Jokowi: KTT ASEAN Jakarta Hasilkan 93 Proyek Kerja Sama Senilai USD 38,2 Miliar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap telah ada sejumlah kesepakatan kerja sama sepanjang rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43. Tercatat ada 93 kesepakatan dengan nilai bisnis sekitar USD 38,2 miliar.
Hal ini diungkap Jokowi saat membuka ASEAN-Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023. Dia menuturkan kesepakatan bisnis ini bentuk dukungan dari negara ASEAN dan mitra-mitra global.
"Yang mulia, saya mengapresiasi dukungan dan kontribusi negara ASEAN dan mitra ASEAN sehingga telah terkumpul 93 proyek kerja sama senilai USD 38,2 miliar dan 73 proyek potensial senilai USD 17,8 miliar," paparnya di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (5/8/9/2023).
Jokowi mengaitkan hal ini dengan kuatnya komitmen negara-negara ASEAN untuk membangun ekonomi kawasan.
"Ini mencerminkan komitmen kita the walk the talk membangun Indo-Pasific yang damai, yang stabil yang makmur," kata dia."Semoga ikhtiar kita dapat memberikan manfaat yany besar bagi kawasan dan dunia," sambung Joko Widodo.
Advertisement
ASEAN Indo Pasific Forum Jadi Andalan Jokowi Tekan Rivalitas Antarnegara
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui kalau rivalitas negara saat ini tengah menajam. Termasuk bagi kawasan Indo-Pasific.
Jokowi menyoroti perlu adanya upaya mengubah dari ketegangan rivalitas itu menjadi sebuah kerja sama. Maka, dihadirkanlah ASEAN-Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023 yang digadang mampu meredam rivalitas tadi.
"Untuk itu ASEAN-Indo-Pasific Forum hadir untuk nengubah rivalitas di Indo-Pasific jadi kerja sama yang bermanfaat serta membangun habbit of cooprration yang win-win formula tanpa satupun merasa dikucilkan," bebernya saat pidato pembukaan, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, (5/9/2023).
Kepala Negara mengatakan, negara-negara anggota harus berbangga karena baiknya pertumbuhan ekonomi diantara negara lain.
"Kita patut bersyukur ditengah melemahnya ekonomi dunia, ekonomi ASEAN terbukti tangguh dan terus tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi global dan kawasan lainnyam dengan populasi sebesar 680 juta jiwa," paparnya.
Dia menyebut, ASEAN menjadi pasar potensial bagi investasi. Meski begitu, tetap ada tantangan yang dihadapi kedepannya.
"ASEAN juga pasar potensial dengan peluang investasi yang menjanjikan namun kawasan jita tidak imun dari berbagai tantangan global dan rivalitss geopolitik yang menajam khususnya potensi konflik di Indo-pasifik," urai Jokowi.