Liputan6.com, Jakarta - India sudah dinobatkan sebagai negara dengan populasi terpadat di dunia. Tetapi menurut Oxford Economics angkatan kerja India masih tertinggal dibanding China.
Meskipun India memiliki populasi terbesar di dunia, partisipasi angkatan kerjanya hanya mencapai 51%, tertinggal 25 poin persentase dari China.
Baca Juga
"Meskipun angka ini akan meningkat dari waktu ke waktu, proyeksi kami saat ini menunjukkan bahwa angkatan kerja India akan tetap lebih kecil daripada Cina hingga akhir 2040-an," tulis Oxford dalam sebuah laporan, dikutip dari CNBC, Sabtu (30/9/2023).
Advertisement
Menurut konsulultan ekonomi ini, India harus mencapai tingkat partisipasi lebih dari 70% untuk mencapai jumlah angkatan kerja yang sama dengan China pada 2030.
Meskipun sebagian besar penduduk India berada dalam usia kerja, mereka yang berusia antara 15 dan 64 tahun hanya merupakan 51% dari angkatan kerja negara ini, dibandingkan dengan 76% di China.
Populasi India saat ini diperkirakan mencapai 1,4 miliar orang dan akan mencapai puncaknya dengan jumlah 1,7 miliar pada pertengahan 2060. Populasi China akan turun menjadi 1,1 miliar pada saat itu, tulis laporan tersebut lebih lanjut.
Angkatan Kerja Wanita
Laporan itu juga menyimpulkan bahwa tingkat pekerjaan wanita di India masih jauh lebih rendah dibandingkan China.
Laporan Oxford Economics juga menunjukkan angkatan kerja wanita di China mencapai 71%, angkatan kerja wanita di India hanya mencapai 25%. Angka ini bahkan lebih rendah dari negara-negara yang lebih miskin seperti Pakistan (26%) dan Bangladesh (40%).
Negara-negara berkembang di kawasan ini yang memiliki ekonomi yang lebih kecil juga memiliki jumlah pekerja perempuan yang lebih tinggi dalam angkatan kerja mereka. Lebih dari 50% perempuan di Indonesia, Malaysia, Laos, Thailand, dan Vietnam bekerja, menurut data tersebut.
Pendidikan dan Kesehatan Terus Tertinggal
Bukan hanya tingkat tenaga kerja India yang rendah yang menjadi masalah, produktivitas tenaga kerjanya juga menjadi tantangan lain.
Oxford Economics mengaitkan hal ini dengan kurangnya standar pendidikan dan perawatan kesehatan di negara ini.
"Tingkat modal manusia rata-rata India, yang menentukan produktivitas tenaga kerjanya dan ditentukan oleh berbagai hasil pendidikan dan kesehatan, saat ini juga berada di belakang Cina dan sebagian besar negara-negara di kawasan ini," kata laporan tersebut.
Data dari Forum Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa tingkat melek huruf India pada tahun 2018 berada di angka 74%, tertinggal di belakang Cina sebesar 97%.
Meskipun angka tersebut bukanlah angka yang mengkhawatirkan, kualitas pendidikan di negara ini masih lemah.
Gangguan pembelajaran selama pandemi menunda kemampuan membaca dan menghitung banyak siswa di daerah pedesaan India, menurut sebuah studi dari organisasi non-pemerintah, Pratham.
Â
Advertisement
Standar Kesehatan
Mengenai standar kesehatan, angka harapan hidup di India saat lahir mencapai 70,9 tahun pada tahun 2019, sementara di Cina mencapai 77,7 tahun, laporan Oxford menunjukkan. Juga hanya terdapat 7,3 dokter per 10,000 orang di India, dibandingkan dengan 23,9 dokter per 10,000 orang di Cina, laporan ini menyoroti.
Meningkatkan pendanaan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan perawatan kesehatan di negara ini, Oxford menunjukkan.
Pengeluaran pendidikan saat ini hanya sebesar 2,9% dari PDB India, jauh di bawah target pemerintah sebesar 6% pada tahun 2020. Dan meskipun pengeluaran pemerintah untuk perawatan kesehatan telah meningkat menjadi 2,1% dari PDB tahun ini, pengeluaran ini masih lebih rendah dibandingkan dengan banyak negara lainnya.