Kenaikan Harga Hunian Semarang Tertinggi di Jawa, Ini 5 Area Terpopuler

Sementara di Jawa, Semarang mencatatkan kenaikan harga tahunan sebesar 3,3 persen, mengungguli dua kota lainnya, Surakarta (3%) dan Surabaya (2,5%).

oleh Arthur Gideon diperbarui 25 Nov 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2023, 14:00 WIB
Pameran Indonesia Properti Expo 2022
Sepanjang tahun 2023, pertumbuhan permintaan rumah sewa di Semarang secara year-on-year sebesar 39,9 persen dan rumah jual mencapai 92,1 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan tahunan sebesar 2,5 persen pada Oktober 2023 jika dibandingkan sejak Oktober 2022. Hal tersebut terungkap dalam Flash Report Rumah123.com edisi November 2023.

Menjelang akhir tahun, Makassar menjadi kota yang mencatatkan kenaikan harga tertinggi sebesar 10,5 persen, diikuti Denpasar (9,2%) dan Medan (8,4%). Di Jabodetabek, Bekasi kembali memimpin pertumbuhan harga tahunan untuk ketiga kalinya dengan kenaikan sebesar 4,8 persen. Disusul Tangerang (3,4%), Bogor (3,3%), Depok (3,1%) dan Jakarta (1,9%).

Sementara di Jawa, Semarang mencatatkan kenaikan harga tahunan sebesar 3,3 persen, mengungguli dua kota lainnya, Surakarta (3%) dan Surabaya (2,5%).

Maria Herawati Manik, Country Manager 99 Group Indonesia, perusahaan yang menaungi Rumah123.com mengatakan, berdasarkan catatan, jenis properti yang paling diminati di Semarang hingga Oktober 2023 adalah rumah tapak, mencapai 64,4 persen.

"Kami juga mencatat bahwa permintaan terhadap tanah cukup signifikan, sekitar 14,1 persen, dan ruko sebesar 8,1 persen," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/11/2023).

Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang dikenal sebagai Port of Java dan terletak di utara Pulau Jawa, Semarang menjadi pusat vital untuk kegiatan bisnis dan perdagangan. Daya tarik pariwisata dan perkembangan infrastruktur juga menjadi faktor yang membuat orang tertarik untuk menginvestasikan aset mereka di kota ini.

 

Peminat Rumah di Semarang

20160908-Properti-Jakarta-AY
Pengunjung melihat maket perumahan di pameran properti di Jakarta, Kamis (8/9). Dengan dilonggarkannya rasio LTV, BI optimistis pertumbuhan KPR bertambah 3,7%year on year (yoy) hingga semester I-2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sepanjang tahun 2023, pertumbuhan permintaan rumah sewa di Semarang secara year-on-year sebesar 39,9 persen dan rumah jual mencapai 92,1 persen. Mayoritas peminat properti di Semarang merupakan warga Semarang itu sendiri yang mencapai 47,1 persen.

Namun, sejumlah peminat dari kota lainnya juga terbilang signifikan, seperti Jakarta (16,2%), Surabaya (8,3%), Kuta (4,5%) dan Yogyakarta (2,7%). Dari segi usia, pembeli properti potensial di Semarang umumnya kalangan usia 35-44 tahun (30,5%) dan generasi lebih muda di rentang usia 18-24 tahun (27%) serta 25-34 tahun (22,9%).

Ada lima area di Semarang dengan popularitas tertinggi, yaitu Tembalang (10,06%), Banyumanik (8,92%), Pedurungan (5,99%), Semarang Barat (5,47%) dan Gunung Pati (5,25%).

Mayoritas pengembangan residensial di Semarang berada di area timur dan selatan, pada 4 kecamatan terpopuler.

Selain terdapat banyak pengembangan residensial dan area pemukiman yang cukup padat, kawasan ini juga menjadi lokasi Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang, sehingga pengembangan properti di sekitar area tersebut dapat menargetkan pasar mahasiswa yang berasal dari luar Semarang.

Sedangkan Semarang Barat, yang terletak di sebelah utara Semarang juga terbilang strategis lantaran merupakan lokasi Bandara Udara Ahmad Yani. Area ini juga dekat dari kawasan wisata dan area kota lama Semarang, dan menjadikan area ini cukup padat serta terjangkau dari pusat kota.

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya