Liputan6.com, Jakarta - PT Kayan Hydro Energy (KHE) tengah mengerjakan bendungan pertama proyek pembangkit listrik tenaga air hydropower Sungai Kayan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. PLTA Kayan tahap pertama ini ditargetkan beroperasi komersial (COD) pada 2027.
"Kalau bicara bendungan 1 (PLTA Kayan), itu COD bisa sampai 2027, paling lama 2028. Total kapasitasnya 900 MW untuk bendungan 1," jelas Direktur Operasional Kayan Hydro Energy Khaeroni di Tanjung Selor, Kalimantan Utara, Minggu (10/12/2023).
Baca Juga
Berdasarkan pengecekan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per Agustus 2022, pria yang akrab disapa Roni ini menyampaikan, progres pembangunan PLTA Kayan 1 mencapai 27 persen.Â
Advertisement
"Jadi kalau bicara tahapan itu, bendungan bukan cuman bicara bendungan, tapi infrastruktur pendukung juga dinilai atau dihitung jadi satu project," imbuh dia.
Â
"Kalau bicara project bendungan ini kan ada jalur akses, rencana jembatan dan lain sebagainya. Dan terakhir ini yang final adalah diversion, pekerjaan untuk mengalihkan sungai sebelum dilakukan pembendungan," terangnya.
Roni mengatakan, pekerjaan diversion ini telah dilakukan sekitar 3-4 bulan lalu. Pengerjaan dilakukan lewat proses peledakan atau blasting di lokasi proyek. Targetnya, pengerjaan pengalihan sungai bisa tuntas 6-8 bulan.
"Ya mungkin pertengahan tahun depan sudah bisa selesai, terus kita lakukan pekerjaan tambahan," kata Roni.
Proses PeledakanÂ
Roni menyampaikan, KHE saat ini rutin melakukan proses peledakan di lokasi proyek setiap hari selama 4 bulan. Namun, KHE tidak bisa sembarang melakukan blasting, lantaran Sungai Kayan masih dipakai sebagai jalur transportasi oleh masyarakat Dayak setempat.
"Pada saat blasting ini harus ada blocking hulu sungai dan hilir sungai. Jadi titik aman masyarakat lewat itu kita blocking, ada informasi jam ledakan kita pasang di desa-desa setempat, sudah kita sosialisasikan," ungkap dia.
"Nanti kita kerjasama dengan petugas TNI/Polri untuk blocking mengamankan area hulu dan hilir. Jadi masyarakat pada saat jam blasting tidak boleh lewat dulu. Setelah peledakan, sudah aman, baru bisa melintasi sungai lagi," tuturnya.
Bos Kayan Hydro Energy Diangkat Jadi Warga Kehormatan Dayak
Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) memberikan gelar Warga Kehormatan Dayak Nasional kepada pemilik PT Kayan Hydro Energy (KHE), Tjandra Limanjaya. Pemberian gelar ini tertera dalam Surat Keputusan Majelis Adat Dayak Nasional Nomor 239/VII/2023.
Gelar serupa juga turut diberikan kepada Direktur PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN), Tria Suprajeni.
Untuk Tjandra Limanjaya, gelar Warga Kehormatan Dayak Nasional dicantumkan sebagai bentuk penghormatan atas pembangunan pembangkit listrik tenaga air, atau PLTA Kayan yang akan menjadi pusat ekonomi di wilayah adat Sungai Kayan, Kalimantan Utara.
Presiden MADN Marthin Billa mengatakan, pengangkatan Tjandra sebagai warga kehormatan Dayak sebagai apresiasi atas perhatian PT KHE yang tidak lupa terhadap pembangunan daerah dan masyarakat sekitar.
"Kita ada pendekatan dengan masyarakat, kemudian mereka (KHE) juga membantu menjelaskan kepada masyarakat program ke depan. Kita harapkan dengan penganugerahan ini menjadikan mereka sungguh-sungguh membangun daerah bersama dengan masyarakat," ujarnya seusai proses pemberian gelar di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Sabtu (9/12/2023).
Â
Advertisement
Pembangunan Ekonomi
Hal itu diamini Kedua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Utara, Jhonny Laing Impang. Tjandra Limanjaya telah ditetapkan jadi bagian keluarga besar Dayak Kalimantan Utara berkat jasanya dalam membantu pembangunan ekonomi dan SDM di sekitar wilayah kerjanya.
"Sebenarnya bapak-bapak ini telah banyak berbuat. Ratusan anak-anak kita disekolahkan, sampai cokelat hasil kita yang dijual ke luar negeri. Beliau bina masyarakat, kelompok-kelompok tani kita," kata Jhonny.
Â