KRL Commuter Line Bisa Diperpanjang ke Karawang, Tapi Ada Syaratnya

Rencana perpanjangan rute KRL Commuter Line hingga ke wilayah Karawang kembali mencuat beberapa waktu belakangan. Lantas, apa bisa rute KRL itu diperpanjang?

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 28 Des 2023, 09:32 WIB
Diterbitkan 27 Des 2023, 15:30 WIB
Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Suasana Stasiun Kereta KRL di Stasiun Karet Sudirman, Jakarta, Selasa (2/5/2023). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terancam tidak dapat mengganti 10 unit rangkaian KRL Jabodetabek yang akan pensiun pada tahun 2023 dan 19 unit pada tahun 2024 dikarenakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menolak usulan PT KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang serta meminta perseroan membeli produk dalam negeri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Rencana perpanjangan rute KRL Commuter Line hingga ke wilayah Karawang kembali mencuat beberapa waktu belakangan. Lantas, apa bisa rute KRL itu diperpanjang?

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Tory Damantoro menilai, wacana tersebut bisa saja direalisasikan. Namun, ada beberpaa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

Misalnya, elektrifikasi jalur dari dari Cikarang menuju ke Karawang. Kemudian, pembangunan double-double track. Pasalnya, saat ini rute ke Karawang masih digunakan untuk Kereta Api Jarak Jauh.

 

"Pertanyaannya bisa nggak? Bisa, kalau mau diperpanjang. Tapi harus ada elektrifikasi jalur lagi, kemudian pengaturan jadwal tadi. Kita sudah double-double track tapi beberapa segmen mungkin harus triple track," ungkap Tory dalam Catatan Akhir Tahun MTI 2023, di Jakarta, Rabu (27/12/2023).

Masyarakat Karawang Butuh KRL

Tory memandang, dari sisi kebutuhan, bisa dibilang kalau masyarakat Karawang membutuhkan KRL tadi. Pertimbangannya, kegiatan ekonomi di wilayah tersebut yang tak bisa terpisahkan dari kawasan aglomerasi Jabodetabek.

Mengacu pada hal itu, Tory menilai model transportasi perkotaan yang paling tepat adalah kereta.

"Saya rasa kalau bicara butuh, pasti butuh apalagi teman-teman di Karawang ini kan karena Jabodetabek nggak bisa dipisahkan kegiatannya. Memang untuk menghubungkan ke Jakarta paling nyaman kalau dilayani kereta perkotaan," bebernya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertimbangan KAI Commuter

FOTO: PPKM Level 4, Jumlah Penumpang KRL Naik 25 Persen
KRL melintas di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Selasa (27/7/2021). VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengungkapkan jumlah penumpang KRL mengalami peningkatan hingga 25 persen sejak penerapan PPKM Level 4. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah sempat memiliki rencana untuk mengembangkan jalur KRL hingga Karawang. Rencana ini disebut-sebut terhenti akibat adanya pandemi Covid-19 pada 2019 lalu. Lantas, apa keuntungan jika rencana perpanjangan KRL ini direalisasikan?

PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter pernah melakukan kajian atas dampak positif terkair rencanana tersebut. Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan untuk melakukan perpanjangan rute, seperti menuju Karawang tadi, diperlukan kajian.

"Namanya reaktivasi stasiun, perpanjangan rute itu pasti diobrolin jauh-jauh hari. Karena kan butuh kajian, persiapan. Kajiannya ada di sana (DJKA) juga tapi data-data kita support," ungkap dia saat ditemui di Stasiun Gambir, ditulis Minggu (26/11/2023).

 


Penguatan Ekonomi

Rencana Subsidi Silang Tarif KRL
Rangkaian kereta listrik Commuter Line atau KRL saat melintas di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Senin (2/1/2023). Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana untuk menerapkan subsidi silang dalam tarif KRL Jabodetabek. Wacana ini dituturkan oleh Menhub Budi Karya Sumadi yang mengatakan tarif KRL akan disesuaikan supaya subsidi lebih tepat sasaran. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Perlu diketahui, saat ini rute KRL Commuter Line terjauh ke arah timur adalah ke Cikarang. Anne melihat ada peluang pengembangan ekonomi di wilayah yang dilewati KRL, termasuk nantinya Karawang.

"Pengembangan, kemudian area-area pemukiman juga sudah mulai berkembang, Cikarang juga kita lihat industrinya sangat luar biasa pasti akan berpengaruh," tuturnya.

Pada saat yang sama, Anne membidik semakin banyak pengguna transportasi umum. Alhasil, polusi semakin berkurang dan waktu tempuh digadang makin cepat.

"Pasti polusi ya, efisiensi, kemudian mungkin jarak waktu tempuh yang memang bisa dipotong," kata dia.

 


Masih Dikaji Kemenhub

Kepadatan Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai Pada Sore Hari
Sejumlah penumpang menaiki eskalator saat penerapan switch over (SO) ke-5 di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022). Penerapan switch over (SO) atau peralihan sistem persinyalan ke-5 itu membuat terjadinya penumpukan penumpang di peron kereta karena terdapat perubahan rute perjalanan KRL. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengakui ada rencana rute KRL Jabodetabek bisa tembus ke Karawang, Jawa Barat. Ide perpanjangan rute KRL ini pernah mencuat pada 2019 lalu.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan rencana rute KRL Karawang muncul pada 2019 lalu. Namun urung digarap karena adanya pandemi Covid-19.

"2019 waktu itu karena pandemi jadi akhirnya fokusnya agak bergeser. Makanya sampai sekarang kita belum pastikan akan dimulai, tapi ada rencana ke sana," ungkapnya di Kantor Kemenhub, ditulis Selasa (14/11/2023).

Kendati sudah berlalu sekitar 4 tahun sejak wacana itu muncul, Adita belum bisa memastikan apakah rute KRL bisa tembus ke Karawang. Menurutnya, masih banyak proses pembahasan yang dilakukan.

"Sampai sekarang kita belum pasti akan mulai kapan," kata dia.

Dia menyebut, proses pembahasan perpanjangan rute KRL Jabodetabek tersebut perlu memperhatikan aspek-aspek seperti anggaran dan lainnya. Hal ini pula yang jadi pertimbangan soal kelanjutan rencana tersebut.

"Masih dalam pembahasan, karena itu kan harus mastikan kebutuhan anggaran dan lain-lain," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya