Liputan6.com, Jakarta - Pengembang properti grup Dalian Wanda telah menjual hotel di Shanghai kepada pengusaha sekaligus orang terkaya di Indonesia Sukanto Tanoto.
Mengutip Mingtiandi, ditulis Minggu (7/1/2024), hotel mewah yang terletak di bagian Selatan tepi laut Bund yang terkenal di Shanghai diakuisisi unit Pacific Eagle Real Estate yang berbasis di Singapura, perusahaan investasi properti milik konglomerat Sukanto Tanoto pada Desember 2023.
Advertisement
Baca Juga
"Sebagai investor jangka panjang, Pacific Eagle Real Estate mengakuisisi Shanghai Wanda Reign di Bund Hotel untuk optimalkan modal,” ujar juru bicara Pasific Eagle kepada Mingtiandi.
Advertisement
Harga akuisisi meski tidak diungkapkan, berdasarkan sumber, aset tersebut berpindah tangan dengan harga diperkirakan mencapai 1,44 miliar-1,66 miliar RMB. Nilai itu sekitar USD 204 juta-USD 234 juta (sekitar Rp 3,16 triliun-Rp 3,63 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.521).
Dijual pada 2011
Wanda menjual hotel mewah itu dengan harga yang hampir sama dengan harga 1,7 miliar RMB saat perusahaan itu dilaporkan akuisisi waterfront site pada 2011. Termasuk akuisisi site tersebut, Wanda dilaporkan telah investasi 3,4 miliar RMB (USD 516 juta) pada properti tersebut, menjadikannya hotel termahal yang pernah dibangun di China.
Dibuka pada Juni 2026, hotel dengan 193 kamar ini memiliki luas 36.000 meter persegi dengan kamar standar mulai dari 45 meter persegi dan suite seluas 288 meter persegi.
Dinilai sebagai hotel “bintang tujuh” pertama di Shanghai, properti ini telah menerima publisitas karena dekorasi yang mewah dan kemewahan yang luar biasa termasuk pelayan pribadi, layanan mobil Rolls Royce dan ruangan KTV.
Bertaruh di China
Hotel ini menandai penambahan keempat portofolio properti Pacific Eagle di China.Sebelumnya portofolio yang dimiliki antara lain menara perkantoran Pacific Eagle Center 21 di Beijing, China yang dikembangkan sebagai usaha patungan dengan China Resources Capital milik pemerintahan China, kantor di Beijing, proyek perkantoran dan perumahan di Rizhao, Shandong.
Di luar China, perushaaan milik Sukanto Tanoto ini akuisisi Tanglin Shopping Centre di kawasan Orchard Road Singapore senilai 868 juta dolar Singapura (USD 645,6 juta atau sekitar Rp 10,02 triliun.
Portofolio Pacific Eagle di Singapura juga termasuk hotel Mondrian Duxton Singapore dengan 302 kamar yang dikembangkan di lokasi bekas Chinatown Plaza setelah perusahaan akuisisi kompleks pada 2018.
Selain itu, tiga bidang tanah yang bersebelahan dengan Jalan Bukit Timah dekat Botanic Gardens Singapura. Pacific Eagle juga memiliki dua aset kantor di London dan sebuah gedung perkantoran di Munich.
Advertisement
Kekayaan Sukanto Tanoto
Adapun Pacific Eagle merupakan bagian grup Royal Golden Eagle (RGE) milik Sukanto Tanoto. Berdasarkan data Forbes, kekayaan Sukanto Tanoto tercatat USD 3,2 miliar atau sekitar Rp 49,67 triliun pada 7 Januari 2024.
Dengan jumlah kekayaan tersebut membawa Sukanto Tanoto (74) jadi orang terkaya ke-995 di dunia. Sedangkan di Indonesia, posisi Sukanto Tanoto berada di peringkat ke-12.
Kekayaan Sukanto Tanoto berasal dari bisnis yang terdiversifikasi melalui grup RGE. Grup RGE yang didirikan Sukanto Tanoto pada 1973 sebagai produsen panel kayu lapis telah berkembang menjadi menjadi konglomerat multi nasional dengan total aset dan operasi sekitar USD 35 miliar di Indonesia, China, Brasil, Spanyol dan Kanada. Bidang usaha utama grup ini meliput kertas, minyak sawit, serta minyak dan gas.
Dikutip dari Mingtiandi, RGE telah meningkatkan investasinya di China sejak memasuki pasar pada 1990-an dengan China kini menyumbang hampir setengah dari total penjualan grup tersebut. Pada Desember 2023, RGE menawarkan akuisisi produsen tisu China Vianda International senilai USD 3,3 miliar.
Miliarder Indonesia Beli Mall Mewah di Singapura Seharga Rp 9,5 Triliun
Sebelumnya, Pusat Perbelanjaan Tanglin Mall yang terkenal di kawasan Orchard Road kini dijual secara kolektif seharga 868 juta dolar Singapura atau setara Rp9,5 triliun setelah tiga kali gagal.
Pembelinya adalah seorang pengembang dan miliarder Indonesia Sukanto Tanoto, dikutip dari laman Straits Times, Kamis (27/4/2023).
Harga Rp9,5 triliun ini sudah termasuk kompleks komersial 364 unit dengan luas sebesar 313.435 kaki persegi. Len Hoo (71) yang telah menjadi ketua komite penjualan kolektif mal sejak upaya pertama pada tahun 2007, mengatakan: "10 persen di atas harga cadangan wajar."
Hoo dari toko perhiasan C.T. Hoo, memiliki toko seluas 300 kaki persegi dan unit kantor seluas 800 kaki persegi di kompleks tersebut.
Tiga upaya penjualan kolektif terakhir dilakukan pada tahun 2007, 2011, dan 2017.
Advertisement