Liputan6.com, Jakarta - Dalam kunjungan kerjanya ke Portugal, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengunjungi terowongan drainase raksasa di Lisbon, Campolide, Portugal.
Kunjungan tersebut dilakukan seraya melakukan studi banding untuk penanganan banjir di Jakarta, dimana pemerintah telah menyiapkan Sodetan Ciliwung.
Baca Juga
Adapun terowongan drainase raksasa di Kota Lisbon tersebut dibangun pasca bencana banjir pada akhir Desember 2022 lalu.
Advertisement
Terowongan dengan panjang sekitar 6 kilometer (km) terbagi menjadi 2 sistem, yakni sistem Alcantara sepanjang 5 km dan sistem Chelas sepanjang 1 km.
Adapun diameter terowongan sebesar 5,5 meter hingga 6,5 meter. Terowongan ini akan mengalirkan air hujan dari bagian hulu Kota Lisbon dan berakhir ke Sungai Tagus di hilir.
Menteri Basuki menjelaskan, fungsi utama terowongan drainase adalah untuk mencegah air hujan mencapai daerah dataran rendah dan menyebabkan banjir.
"Selain itu, volume air yang terkumpul sebagian akan diolah agar tidak mencemari Sungai Tagus. Sehingga terjadi siklus pengaliran air hujan dan pengolahan air limbah dalam sistem tersebut," jelasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (11/2/2024).
Di Jakarta, terowongan serupa dibangun untuk mengurangi risiko banjir dengan mengalirkan debit banjir sebesar 60 m3 per detik dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur melalui terowongan banjir sepanjang 1,2 km dan diameter 3,5 meter. Sodetan Ciliwung telah selesai dan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2023 lalu.
Puluhan Rumah di Kelurahan Makasar Jakarta Timur Banjir, Ketinggian Capai 70 Sentimeter
Puluhan rumah di Kelurahan/Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Rabu pagi, terendam banjir hingga mencapai ketinggian 70 sentimeter (cm) akibat meluapnya Kali Cipinang.
"Ada 90 rumah di 14 rukun tetangga (RT) dari 3 RW (04, 05 dan 07) di Kelurahan Makasar yang terdampak banjir. Banjir terjadi sekitar pukul 06.00 WIB," kata Lurah Makasar Nasrudin ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu 31 Januari 2024.
Menurut dia, ketinggian air di permukiman warga itu diperkirakan mencapai 30 cm hingga 70 cm di 14 RT tersebut.
"Ketinggian air yang paling tinggi di RW 04," ujarnya.
Nasrudin menuturkan curah hujan yang tinggi sejak Rabu dini hari menyebabkan Kali Cipinang meluap, sehingga merendam puluhan rumah warga. Pihaknya telah menyiapkan satu unit pompa portabel untuk mengatasi banjir tersebut.
"Tidak ada warga yang mengungsi karena kondisinya masih aman. Mudah-mudahan air cepat surut," kata Nasrudin dikutip dari Antara.
Salah satu warga RT 03/RW 04 Tri mengatakan banjir mulai merendam rumah warga sekitar pukul 06.00 WIB.
"Banjir terjadi karena meluapnya Kali Cipinang usai diguyur hujan deras. Ketinggian air mencapai 30 cm-70 cm," kata dia.
Dia mengaku di kawasan Makasar memang sering kali terjadi banjir, baik karena air kiriman atau pun karena hujan deras yang melanda Jakarta.
"Di sini memang sering terjadi banjir," katanya.
Advertisement
17 RT Terendam Banjir
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak sebanyak 17 rukun tetangga (RT) dan 22 ruas jalan terendam banjir.
Dari 17 RT itu, ke-15 RT diantaranya berada di Jakarta Timur, yakni satu RT di Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas dengan ketinggian air 30 cm, dengan penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Cipinang. Kemudian, satu RT di Kelurahan Dukuh, Kecamatan. Kramat Jati dengan ketinggian 40 cm dan 13 RT di Kelurahan Makasar dengan ketinggian 30 cm.
Sementara tiga ruas jalan di Jakarta Timur juga terendam banjir yakni Jalan Raya Jambore, Kelurahan Cibubur, dengan ketinggian 20 cm, Jalan Raya Bogor, Kelurahan Rambutan, Jakarta Timur (Titik Kenal Halte Busway Pasar Induk Kramat Jati) dengan ketinggian 10 cm, Jalan Raya Ciracas dengan ketinggian air 10 cm.