Jika Rencana Spin Off Berjalan, Bank Syariah CIMB Niaga Bakal Jadi Terbesar Kedua

PT Bank CIMB Niaga Tbk menggodok skema pendirian dan pelaksanaan bank umum syariah setelah menyatakan kesiapan untuk memisahkan (spin off) unit usaha syariah di bank umum konvensional swasta tersebut.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Mar 2024, 15:15 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2024, 15:15 WIB
Digital Lounge PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Digital Lounge PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk akan meningkatkan status unit usaha syariah menjadi bank umum syariah. Rencana pemisahan (spin off) UUS Jadi Bank Syariah CIMB Niaga ini tengah digodok dan akan segera dieksekusi. 

“Kami melakukan pembicaraan intensif dengan regulator terutama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan beberapa regulator lain untuk membahas pelaksanaan the do’s and don’ts-nya,” kata Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan dikutip dari Antara, Jumat (8/3/2024).

Salah satu diskusi yang dibangun dengan otoritas adalah menyangkut penyamaan petunjuk pelaksanaan setelah unit usaha syariah (UUS) itu siap terpisah dari induknya selaku bank umum konvensional.

Dengan mengantongi jumlah aset mencapai sekitar Rp 70 triliun, kata dia, memenuhi ketentuan Peraturan OJK Nomor 12 tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah (UUS) untuk menjadi bank umum syariah (BUS).

Pada pasal 59 ketentuan itu menyebutkan bank umum konvensional yang memiliki UUS dengan jumlah aset UUS mencapai paling sedikit Rp 50 triliun, wajib melakukan pemisahan UUS dengan tahapan tertentu.

Ada pun yang perlu diperhatikan dalam pemisahan itu yakni kinerja industri jasa keuangan yang efisien, sehat dan berkelanjutan.

Sesuai ketentuan itu ada dua opsi yang bisa dilakukan yakni dengan mendirikan bank umum syariah baru yang merupakan hasil pemisahan atau mengalihkan hak dan kewajiban unit usaha syariah kepada bank umum syariah yang sudah ada yang menerima pemisahan.

Jadi Terbesar Kedua

Apabila rencana ini dapat terealisasi, maka BUS ini berpotensi menjadi yang terbesar kedua dari sisi aset setelah Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan merger tiga usaha bank syariah.

“Saat ini dengan UUS, portofolio syariah kami kedua terbesar setelah BSI dengan hampir Rp70 triliun,” katanya.

Ada pun unit usaha syariah di CIMB Niaga Syariah per akhir Desember 2023 menyalurkan pembiayaan mencapai Rp55,2 triliun atau naik 17 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya mencapai RpRp45,9 triliun.

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan mencapai Rp44,9 triliun atau naik 13,7 persen dibandingkan periode sama tahun 2022.

Laba CIMB Niaga Tembus Rp 4,2 Triliun

Kantor Cabang CIMB Niaga. (Dok CIMB Niaga)
Kantor Cabang CIMB Niaga. (Dok CIMB Niaga)

Sebelumya, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasian (unaudited) sebesar Rp 4,2 triliun pada semester I 2023. Angka itu naik sebesar 25,8 persen year-on-year (YoY) dan menghasilkan earnings per share Rp 129,67.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kinerja bisnis dan pertumbuhan pendapatan Perseroan tetap solid pada paruh pertama tahun 2023.

Dengan pengendalian biaya yang efektif, perbaikan kualitas aset, dan penurunan biaya kredit, Perseroan dapat terus memberikan keuntungan yang lebih baik bagi para pemegang saham, tercermin pada return on equity (ROE) yang mencapai 15,4 persen.

Menurut ia, salah satu yang patut digarisbawahi adalah perbaikan dalam kualitas aset, seperti ditunjukkan dari penurunan signifikan pada rasio gross non-performing loans (NPL) menjadi 2,5 persen pada Juni 2023 dari 3,5 persen pada Juni 2022. Dengan raihan positif ini, pihaknya meyakini dapat mencapai target 2023 dengan baik.

 

ROE Naik

“Meskipun dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan, strategi yang kami terapkan dengan cermat dan pendekatan yang berorientasi pada nasabah telah membuahkan hasil yang baik. Kami akan terus fokus dalam menyediakan solusi keuangan yang inovatif, berkelanjutan, dan kemudahan akses keuangan bagi seluruh stakeholders, senantiasa memberikan dukungan untuk aspirasi keuangan nasabah, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi," ujar dia dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (1/8/2023).

Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, indikator profitabilitas utama CIMB Niaga yaitu ROE meningkat menjadi 15,4 persen. Bank senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 23,2 persen dan 86,0 persen.

Total aset konsolidasian adalah sebesar Rp329,7 triliun per 30 Juni 2023, yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya