Liputan6.com, Jakarta Konflik timur tengah makin memanas. Setelah selama ini Israel tak segera menghentikan invasinya ke Jalur Gaza, Palestina, Iran akhirnya iktu turun tangan.
Iran menggunakan lebih dari 300 rudal dan drone untuk menyerang kawasannya pada Sabtu (13/4/2024).
Baca Juga
Serangan ini telah dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Iran sebagai bentuk balasan atas penyerangan gedung konsulatnya yang ada di Suriah. Insiden tersebut memakan belasan korban jiwa, termasuk dua orang jenderal.
Advertisement
Kementerian Luar Negeri Iran mengungkap alasan penyerangan balik ke Israel. Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia, disebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan upaya membela diri.
"Pada hari ini (14 April 2024) angkatan bersenjata Republik Islam Iran dalam menjalankan hak wajarnya untuk membela diri seperti yang diatur dalam pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagai tanggapan pembalasan terhadap agresi militer berulang-ulang rezim Zionis," kata Kemlu Iran, dalam pernyataan yang diterima Liputan6.com.
"Langkah hari ini juga sekaligus merupakan pembalasan secara khusus terhadap serangan militer rezim Zionis pada tanggal 1 April 2024 terhadap fasilitas diplomatik Iran di Damaskus-Suriah."
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari seperti dilansir AP menuturkan Iran meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone peledak, namun 99 persen di antaranya berhasil dicegat dengan bantuan sekutu.
Menyebut hasil itu sebagai keberhasilan strategis yang sangat signifikan, Hagari merinci Iran menembakkan 170 drone peledak, lebih dari 30 rudal jelajah, dan lebih dari 120 rudal balistik. Dari jumlah tersebut, beberapa rudal balistik mencapai wilayah Israel, menyebabkan kerusakan kecil pada pangkalan udara.
Rudal Kheibar Shekan
Dalam serangannya ke Israel, salah satu senjata yang digunakan iIan adalah rudal canggih bernama Kheibar Shekan.Â
Pada tahun 2022, muncul sebuah terobosan dalam dunia persenjataan ketika Rudal Kheibar Shekan pertama kali diluncurkan. Kehadirannya menarik perhatian para pejabat keamanan nasional di Eropa dan Israel, serta para ahli yang secara cermat memantau kemajuan teknologi militer Iran.
Sebelumnya, keakuratan rudal-rudal Iran sering kali menjadi subjek perdebatan. Meskipun AS dan negara-negara Barat cenderung lebih fokus pada ancaman yang dihadirkan oleh China dan Rusia, Iran semakin menempatkan dirinya dalam radar kekhawatiran global.
Dilaporkan oleh New York Times, Rudal Kheibar Shekan menggunakan bahan bakar padat dan dibekali dengan sistem panduan canggih untuk memastikan ketepatan sasarannya. Dengan jangkauan mencapai 1.450 kilometer, rudal tersebut memiliki potensi untuk mencapai wilayah Israel jika diluncurkan dari Iran.
Namun, yang membuatnya benar-benar menonjol di antara persenjataan Iran lainnya adalah kemampuan hulu ledaknya untuk melakukan manuver yang gesit. Ini dicapai berkat adanya sirip aerodinamis kecil yang memungkinkannya untuk menghindari sebagian sistem pertahanan udara tradisional.
Menurut perkiraan intelijen dan militer AS, Iran kini memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik dan terus meningkatkan persediaan rudal jelajahnya.
Tahun lalu, Iran bahkan mengalokasikan 41 persen dari anggaran militernya untuk pengembangan dan produksi senjata. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya Iran dalam memperkuat kemampuan militer mereka. Meskipun demikian, senjata-senjata tempur utama mereka, seperti tank dan pesawat terbang, banyak yang dianggap sudah usang.
Â
Â
Â
Proyek Iran Kembangkan Rudal Jelajah
Dalam 15 tahun terakhir, produksi rudal Iran telah melonjak pesat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan signifikan dalam teknologi presisi, panduan, dan aerodinamika senjatanya.
Dari sebuah gudang rudal Scud yang diperoleh dari Libya dan Korea Utara pada tahun 1980-an, program rudal balistik Iran telah berkembang menjadi senjata presisi yang menggunakan navigasi satelit, GPS, dan pencari inframerah untuk menyerang target dengan lebih akurat.
Rudal-rudal ini terdiri dari berbagai jenis, mulai dari rudal jarak menengah hingga pendek, bahkan beberapa di antaranya dirancang khusus untuk menyerang sasaran di medan perang dengan jarak yang sangat dekat, hanya sekitar 20 kilometer.
Melalui perpaduan antara teknologi yang terus berkembang dan komitmen yang kuat terhadap pengembangan militer, Iran telah berhasil meningkatkan kemampuan pertahanan dan serangan mereka.
Kehadiran Rudal Kheibar Shekan hanyalah salah satu contoh dari kemajuan yang mereka capai, yang secara signifikan mengubah dinamika kekuatan di kawasan tersebut.
Dalam menghadapi perubahan ini, negara-negara tetangga dan pemangku kepentingan global harus memperhatikan secara serius potensi ancaman yang muncul dari Iran.
Advertisement