Rupiah Dibuka Melemah, Pasar Menanti Hasil Rapat Dewan Gubernur BI

Rabu (21/8/2024), nilai tukar rupiah dibuka melemah 15 poin atau sekitar 0,10 persen

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Agu 2024, 10:22 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2024, 10:18 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Petugas menata mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada awal perdagangan hari Rabu (tanggal belum tercantum), dengan pasar masih menantikan keputusan penting dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang berlangsung hari ini.

Dikutip dari Antara, Rabu (21/8/2024), nilai tukar rupiah dibuka melemah 15 poin atau sekitar 0,10 persen, dari sebelumnya 15.436 per dolar AS menjadi 15.451 per dolar AS.

Pelemahan ini mencerminkan ketidakpastian pasar terhadap kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Indonesia, terutama di tengah spekulasi terkait langkah yang akan diambil dalam beberapa bulan ke depan.

Menurut analis Finex, Brahmantya Himawan, fokus utama pasar saat ini adalah pernyataan Bank Indonesia terkait arah kebijakan suku bunga.

"Bank sentral AS, The Fed, telah mengindikasikan potensi penurunan suku bunga pada September, dan ekspektasi pasar adalah BI akan mengikuti tren global ini," ujar Brahmantya.

Suku Bunga Acuan

Sejak Agustus 2022, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 275 basis poin, dari 3,5 persen menjadi 6,25 persen.

Kebijakan pengetatan moneter ini diambil untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas Rupiah. Namun, dengan adanya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di Amerika Serikat, pasar kini berharap BI akan mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga guna mendorong pinjaman dan pertumbuhan ekonomi.

Penurunan suku bunga oleh BI dipandang sebagai langkah potensial untuk memperkuat Rupiah terhadap dolar AS. Jika suku bunga diturunkan, hal ini dapat memicu peningkatan pinjaman dan aktivitas ekonomi di dalam negeri, yang pada gilirannya dapat mendukung stabilitas Rupiah.

 

Sentimen Global

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Terus Melemah
Petugas menghitung pecahan 100 dolar AS di jasa penukaran uang, Melawai, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Nilai tukar rupiah tembus Rp15.236 per dolar AS pukul 10.41 WIB pada perdagangan Rabu (28/9/2022). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain faktor domestik, pergerakan dolar AS juga menjadi perhatian utama bagi nilai tukar Rupiah. Dolar AS saat ini berada pada titik terendah dalam tujuh bulan terakhir, didorong oleh penurunan imbal hasil Treasury AS serta spekulasi dovish yang kuat terhadap kebijakan The Fed.

Para investor global tengah mencermati potensi pengumuman terkait penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat, terutama dalam pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang akan disampaikan pada pertemuan tahunan Jackson Hole, yang dimulai pada hari Kamis.

Simposium Jackson Hole menjadi fokus pasar karena diharapkan dapat memberikan sinyal awal mengenai arah kebijakan moneter AS.

"Pernyataan Jerome Powell di Jackson Hole akan menjadi sangat penting karena dapat memberikan petunjuk awal tentang potensi penurunan suku bunga The Fed," kata Brahmantya.

Meskipun kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September 2024 telah berkurang, ekspektasi pasar tetap mengarah pada pelonggaran moneter secara bertahap, dengan proyeksi penurunan hampir 100 basis poin pada akhir tahun 2024.

Brahmantya menambahkan bahwa pada hari ini, Rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp15.550 hingga Rp15.350 per dolar AS, tergantung pada perkembangan sentimen pasar dan keputusan yang diambil oleh Bank Indonesia.

Keputusan Bank Indonesia dalam beberapa bulan ke depan akan menjadi krusial, terutama dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian global dan dinamika ekonomi domestik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya