Rupiah Ditutup Loyo dari Dolar AS Hari Ini, Jadi Segini Sekarang

Rupiah ditutup melemah 56,5 point terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa sore, 27 Agustus 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Agu 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2024, 18:00 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Petugas menata mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Rupiah mengalami pelemahan menjelang akhir bulan pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Rupiah ditutup melemah 56,5 point terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Selasa sore (27/8), walaupun sebelumnya sempat melemah 85 point dilevel 15.495 dari penutupan sebelumnya di level 15.438,5.

"Sedangkan untuk perdagangan besok depan, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang 15.420 - 15.520," ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka dalam keterangan di Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Ibrahim menjelaskan, Dolar AS menguat tipis pada hari Selasa dan mata uang utama diperdagangkan secara menyamping karena kekhawatiran yang masih ada atas ketegangan di Timur Tengah sebagian mengimbangi optimisme investor terhadap pemangkasan suku bunga AS yang akan segera terjadi.

Sementara itu, mata uang utama lainnya bertahan mendekati level tertinggi yang bersejarah ketika USD mendekati level terendahnya dalam lebih dari setahun.

Penguatan itu ditopang oleh kemungkinan pemangkasan suku bunga AS pada bulan September mendatang setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell kurang lebih menyetujui langkah tersebut dalam pidatonya di Jackson Hole pada hari Jumat.

Pernyataan Presiden The Fed San Francisco Mary Daly juga mengatakan bahwa pengurangan seperempat poin persentase dalam biaya pinjaman bulan depan mungkin terjadi.

 "Siklus kenaikan suku bunga agresif Fed dan ekspektasi tentang seberapa jauh suku bunga AS dapat naik lebih jauh telah menjadi pendorong besar kekuatan dolar selama dua tahun terakhir, membuat mata uang lain, tetap tertekan. Pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga bulan depan, dan melihat pelonggaran sekitar 100 basis poin pada akhir tahun," papar Ibrahim.

 

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan pribadi seorang pengamat. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor transaksi terkait. 

Sesuai dengan UU PBK No.32 Tahun 1997 yang diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 2011 bahwa transaksi di Valas beresiko tinggi dan keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BI Ramal Ekonomi RI Tumbuh Kisaran 4,7%-5,5% Tahun Depan

FOTO: Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan akan berkisar 4,7 sampai dengan 5,5 persen.

Angka ini tak beranjak jauh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2024 yakni sebesar 5,05 persen secara tahunan (yoy).

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, Ibrahim mengingatkan, pemerintah perlu meningkatkan konsumsi rumah tangga.

Hal ini disebabkan telah berakhirnya faktor musiman, seperti hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan dampak pelaksanaan pemilu pada semester pertama  2024, jelasnya.

Selain itu, Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat meningkatkan investasi, khususnya investasi swasta. Kenaikan stimulus fiskal dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen dari PDB diharapkan juga dapat secara efektif memberikan dampak pengganda terhadap perekonomian.

 


Permintaan Domestik jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi RI

Jakarta berada di peringkat ke-89 terbaik di dunia 2023
Foto udara gedung-gedung perkantoran di kawasan jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (9/1/2023). Menurut data dari 'Resonance Consultancy' yakni perusahaan konsultasi global untuk real estate, pariwisata, dan pembangunan ekonomi, Jakarta berada di peringkat ke-89 kota terbaik di dunia 2023 atau 'World's Best Cities' 2023 di atas sejumlah kota-kota lainnya, antara lain Nagoya dan Sendai di Jepang, Hanoi di Vietnam, Cologne dan Stuttgart di Jerman dan Marseille di Prancis. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir juga ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor.

Adapun sisi pengeluaran, di mana konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) didorong periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang. 

 Kemudian, pemerintah berusaha menjaga daya beli masyarakat dengan mengendalikan inflasi, menaikkan gaji aparatur sipil negara (ASN), memberikan gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja 100 persen, serta menciptanan lapangan kerja baru yang lebih besar di awal tahun 2024 sebesar 3,55 juta.

Sementara, konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 1,42 persen terutama didukung oleh penyerapan belanja modal dan belanja barang, masing-masing sebesar 39,5 persen dan 6,1 persen. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya