Ternyata, Startup Butuh Waktu Segini untuk Bisa Raup Cuan Secara Organik

Sebuah startup membutuhkan waktu 3-7 tahun untuk dapat profitable secara organik. Bergantung pada banyak hal seperti leader, team, product-market fit, strategi dan operational and financial discipline

oleh Septian Deny diperbarui 14 Sep 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

 

Liputan6.com, Jakarta Kiwi Aliwarga, Pendiri UMG Idealab, sebuah perusahaan modal ventura yang berbasis di Indonesia, berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dengan membangun perusahaan rintisan atau startup (venture builder).

Inovasi dengan solusi teknologi kemasyarakatan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, kesenjangan pendapatan, dan menaikkan kelas usaha mikro dan kecil (UMK) dengan teknologi agar dapat menghasilkan produk berkualitas dan kompetitif di level global.

“Dari Pengalaman kami, sebuah startup membutuhkan waktu 3-7 tahun untuk dapat profitable secara organik. Bergantung pada banyak hal seperti leader, team, product-market fit, strategi dan operational and financial discipline,” ujar Kiwi Aliwarga yang juga menjadi CEO UMG Myanmar ini, Rabu (11/9/2024).

Beliau menjelaskan, sekitar 30% startup yang dikembangkan Idealab sudah mencetak profit, 30% startup dalam prosess menuju profitabilitas sekitar 1-2 tahun lagi, dan sisanya mungkin akan sulit untuk mencapai profitabilitas.

“Frogs merupakan startup teknologi yang sedang dalam fase accelerated growth," jelas dia.

Jebolan SI Teknik Industri Institut Teknologi Indonesia ini memulai karir profesionalnya dalam pengembangan bisnis di Astra International dan United Tractors hingga pertengahan tahun 1990-an sebelum mendirikan UMG Myanmar pada tahun 1998.

Lulus dari Institut Teknologi Indonesia, Kiwi Aliwarga langsung melanjutkan studi S2 teknik di Asia Institute of Technology Thailand pada tahun 1993. Beliau juga meraih gelar MSc di bidang Sistem Dinamika di Sloan School of Management, MIT. Kemudian pada tahun 2016-2022, Kiwi Aliwarga menyelesaikan gelar doktor bidang pertanian di Universitas Gadjah Mada (UGM). Bahkan, saat ini Kiwi Aliwarga sedang menyelesaikan program doktor Fakultas Kedokteran (Biomedik): Research in Reverse Aging di Universitas Indonesia (UI).

Setelah mendirikan UMG Myanmar kemudian berhasil mengembangkan menjadi grup korporasi besar, Kiwi Aliwarga kembali tertantang untuk mengembangkan perusahaan teknologi mulai akhir 2014. Selanjutnya, CEO UMG Myanmar ini mulai investasi di startup, terutama untuk pendanaan beberapa perusahaan rintisan di Indonesia.

"Kami ingin mengembangkan bakat anak-anak muda Indonesia untuk mendirikan perusahaan startup di berbagai sektor seperti pertanian melalui MSMB untuk membantu menyejahterakan petani. Kemudian startup teknologi Frogs [passenger drone], dan lainnya,” tutur sosok yang  tidak hanya seorang pebisnis, tetapi juga menjadi pioneer, pengembang, inovator, dan mentor ini.

Melalui UMG Idealab, Kiwi Aliwarga juga membimbing anak-anak muda untuk membangun startup yang memiliki visi untuk memecahkan masalah yang dihadapi generasi mendatang di Indonesia. Lini bisnis UMG Idealab dibagi menjadi dua bagian: Inkubator di Myanmar yang membantu startup memulai bisnis mereka dan di Indonesia di bidang corporate venture capital (CVC) yang membantu startup dengan investasi pendanaan awal. UMG Idealab telah mendanai lebih dari 60 startup.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Indonesia Emas 2045

Ilustrasi startup atau perusahaan rintisan.
Ilustrasi startup. (Foto by AI)

Kiwi Aliwarga juga berharap agar target Indonesia Emas 2045 bisa tercapai. Menurutnya, pendidikan dan penegakkan hukum menjadi kunci untuk meraih benefit dari Indonesia Emas 2045.

"Kalau melihat tren saat ini, sebenarnya prioritas improvement SDM dan penegakan hukum sudah tepat, tetapi sangat disayangkan pelaksanaannya masih belum sesuai harapan. Jika bangsa kita bisa segera melakukan alignment untuk menciptakan SDM yang andal - bukan hanya mencetak para pekerja, tapi juga menyeimbangkan keterampilan dan keahlian - serta menjunjung tinggi hukum, maka Indonesia bisa memetik benefit optimal dari Indonesia Emas 2045. Sebaliknya, ini hanya akan menjadi slogan kosong yang akan membuat Indonesia terperosok menjadi negara dunia ketiga, bukan bangsa besar dunia yang memberikan kontribusi positif," tutur Kiwi Aliwarga.

Beliau menilai tantangan besar di depan mata yang harus dihadapi pemerintahan berikutnya (Prabowo-Gibran) adalah salah satunya utang yang cukup besar dan akan jatuh tempo. "Negara yang sehat adalah negara yang bisa membayar kewajibannya dan membangun negara serta orang-orangnya."

Tantangan besar yang harus dihadapi pemerintah mendatang adalah hutang yang sangat besar dan akan jatuh tempo. “Harapannya, hutang ini tidak dibayar dengan hutang yang lebih besar lagi. Negara yang sehat adalah negara yang mampu membayar kewajibannya sekaligus membangun negeri dan mensejahterakan rakyatnya.” tambah Kiwi Aliwarga.

Permasalahan kedua adalah pendidikan, yang harus dimulai dari pola makan sehat dan bergizi.

“Ide ini sangat bagus, namun pelaksanaannya tidak bisa tersentralisasi. Perlu kolaborasi dengan kearifan lokal dan elemen setempat untuk mendukung perekonomian lokal, sekaligus mengenalkan makanan asli daerah demi menjaga ketahanan pangan Indonesia. Pendidikan moral dan etika juga harus diberikan sejak usia dini, karena nilai-nilai ini dirasa telah menurun dari waktu ke waktu. Sudah seharusnya kita menegakkan kembali pendidikan moral dan etika, demi menciptakan SDM yang berintegritas dan beretika baik." tegas Kiwi Aliwarga yang juga menjadi Sekjen Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI).

 


Negara Maju dalam Bidang Teknologi

Ilustrasi startup
Ilustrasi startup. (Foto by AI)

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa Indonesia juga harus menjadi salah satu negara maju dalam bidang teknologi, khususnya di sektor-sektor strategis seperti Smart Logistic (Low Attitude Economy), Teknologi Pertahanan termasuk Siber, Teknologi Kesehatan dengan sentuhan kearifan lokal, Teknologi Agro untuk ketahanan pangan, serta Teknologi Komunikasi dan AI. "Indonesia harus menjadi pemain utama, bukan sekadar pengguna teknologi dari negara lain" tegasnya.

Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi harus menjadi fokus utama pemerintah mendatang agar Indonesia tidak semakin terpuruk. Pemerintah harus berani mengambil sikap tegas, meski mungkin tidak populer, dalam memberikan hukuman kepada para pelanggar hukum dan koruptor.

Namun yang paling penting, lanjut Kiwi Aliwarga, adalah apakah pemerintah selanjutnya memiliki kebebasan dan mekanisme untuk memilih, serta keberanian untuk menempatkan putra-putri berkompetensi dan berakhlak baik guna membantu pemerintah dalam menjalankan operasi negara.

Selain mendirikan UMG Idealab dan perusahaan rintisan Frogs dan agro tech MSMB, Kiwi Aliwarga juga banyak mendirikan startapp lainnya seperti Widya (kemampuan panca indera AI), AutoConz (3DPrint Construction), Widya Genomics dan Widya Herbal (1st reverse aging), Skilloka (sistem rekruitmen dengan AI), Lectro, AiCI, BigData Imeri-IdeaLab, Wdiya Matador, Biotech, dan Primeskill.

Pria kelahiran Jakarta 1970 ini merupakan pendiri UMG Myanmar sebuah grup perusahaan yang didirikan pada tahun 1998 di Myanmar. Awalnya, UMG Myanmar merambah pasar lokal Myanmar pada tahun 1998 dengan memperdagangkan generator dan suku cadang alat berat. Kemudian mengembangkan 9 sektor bisnis dan memiliki lebih dari 40 anak perusahaan. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya