Peran Penting Petani Milenial Jaga Ketahanan Pangan Indonesia

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan, petani milenial tidak hanya berperan meningkatkan hasil produksi, juga memastikan ketahanan pangan negara.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Sep 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2024, 20:40 WIB
Pertanian.
Ilustrasi petani sedang berada di sawah. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Peningkatan kapasitas kelembagaan bagi pertanian berkelanjutan, memperkuat keterampilan pengelolaan hasil, membangun kolaborasi pemerintah pusat dan daerah serta lembaga pendidikan dan stakeholders, untuk mendukung petani muda Malang mengembangkan ekosistem agribisnis model Closed Loop di Jawa Timur.

Model kemitraan agribisnis dari hulu sampai hilir melibatkan stakeholders, yang dikembangkan dalam ekosistem berbasis digital berupa Close Loop menjadi topik utama pembahasan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk ´Kembange Tani Bersiul: Kolaborasi Pembangunan Ekosistem Pertanian Berbasis Unggulan Lokal´ di Malang.

FGD yang diinisiasi Kementerian Pertanian RI bersama Program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program (YESS) dihadiri oleh Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana; Bupati Malang, H Sanusi; Kepala Dinas Pertanian Pemkab Malang, Avicenna M Saniputra; petani muda binaan Program YESS dan sejumlah stakeholders yang concern pada pengembangan agribisnis petani muda Malang.

Kegiatan FGD sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bagi pemberdayaan petani muda melalui akses ke pelatihan, teknologi informasi, dukungan finansial dan pemasaran guna meningkatkan kemampuan dan produktivitas mereka di sektor pertanian.

“Petani milenial tidak hanya berperan meningkatkan hasil produksi, juga memastikan ketahanan pangan negara kita. Dengan semangat inovasi dan keahlian mereka, kita yakin dapat menghadapi berbagai tantangan dan menciptakan sektor pertanian yang lebih resilient,” katanya dikutip Jumat (20/9/2024).

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti bahwa Program YESS merupakan bagian upaya berkelanjutan Kementan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan finansial petani muda.

"Dengan dukungan ini, diharapkan petani muda dapat berperan lebih aktif, berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan menciptakan inovasi yang akan menguntungkan sektor pertanian di masa depan," katanya.

 

Polbangtan Malang

Kementan
Ilustrasi petani di sawah/Istimewa.

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengatakan kegiatan FGD bertujuan meningkatkan kapasitas kelembagaan petani, memberikan pemahaman lebih baik tentang praktik pertanian berkelanjutan serta memperkuat keterampilan pengelolaan sumber daya pertanian.

"FGD diharapkan mampu membangun kolaborasi solid antara pemangku kepentingan termasuk pemerintah, lembaga pendidikan dan petani menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan bagi petani muda binaan YESS," katanya.

Fokus utama FGD, kata Udrayana, menerapkan sistem Closed Loop yang berhasil diimplementasikan di Karangploso untuk komoditas cabai. Metode ini diharapkan dapat diterapkan di Poncokusumo, untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan hasil pertanian dari petani muda.

"FGD juga berorientasi pada pengembangan pertanian berbasis unggulan lokal, mendorong petani muda untuk memanfaatkan potensi lokal agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas," ungkapnya.

 

Pertanian Tangguh

Pertanian.
Ilustrasi petani sedang mengecek padi di sawah. (Foto: Istimewa)

Bupati Malang, Sanusi menambahkan FGD yang mempertemukan stakeholders untuk mendorong pertanian tangguh dan inovatif, dengan memberikan edukasi mengenai teknologi modern yang dapat meningkatkan produktivitas.

“Di Karangploso, kita sudah memiliki nota kesepahaman Closed Loop untuk komoditas cabai. Kini, kita terapkan juga sistem ini di Poncokusumo untuk mengembangkan pertanian secara menyeluruh di Kabupaten Malang," katanya.

Bupati Sanusi berharap, program tersebut berkembang dan mendapatkan dukungan dari semua pihak terutama Dinas Pertanian Pemkab Malang.

Kadistan Pemkab Malang, Avicenna M Saniputra mengakui bahwa pihaknya membutuhkan keterlibatan stakeholders, karena sektor pertanian tidak bisa berdiri sendiri.

"Berawal dari Program YESS, para petani muda mengikuti pelatihan dan akhirnya mendapatkan intervensi hibah kompetitif. Hasilnya menggembirakan, hasil panen meningkat hingga 400 persen. Saat ini, dari satu hektar lahan, petani muda dapat memanen hingga 32 ton,” katanya.

Avicenna mengakui, Program YESS mendukung petani muda beralih dari pupuk kimia ke organik, hal itu merupakan langkah positif untuk menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya